| Escape with Them |

86 18 44
                                    


< Oh my, is that.. >

_Oghey, maaciw udah nungguin :3_

*

*

*

Langit-langit mendung, awan bergelung dan merengut manja. Angin bertiup semakin kencang, beberapa orang mungkin akan beranjak masuk atau setidaknya mencari tempat untuk berteduh.

Namun, tidak untuk pemuda berkacamata itu. Ia masih terduduk manis di taman yang tak jauh dari markas. Sudah tiga hari lamanya belum ada kabar dari Hinata, dan tiga hari itu pula Tsukishima tidak bisa berhenti memikirkannya.

Ditimangnya benda kecil pemberian Hinata. Sembari mendongak keatas langit, ia menghela napas.

Entah mengapa, benaknya berkata bahwa benda ini sangat penting. Ia sudah mencoba mengamati bahkan mengutak-atik perangkat di dalamnya.

Hasilnya? Nihil. Tidak ada benda-benda aneh selain komponen baterai untuk powerbank. Ia bahkan tidak menemukan kartu memori yang menyimpan hasil rekamannya semalam.

Tsukishima bersandar pada punggung bangku, menutup matanya. Berusaha mengingat apapun yang sekiranya berhubungan dengan benda itu.

"Repotnya..."

*****

"Taksi!" Lelaki itu dengan tergesa-gesa melambaikan tangan mencari taksi selepas check out dari Bandara Tokyo.

Berbekal transmitter dan powerbank yang digenggam sekaligus di tangan kirinya, ia terjemahkan koordinat letak yang sudah ditandai lewat aplikasi maps yang ada di gawainya.

Namun, dari sekian banyak tempat yang ada di jepang,

Mengapa harus penjara itu?

Dalam hati, Nishinoya Yuu hanya bisa tertawa miris. Seharusnya ia tidak pernah menyeret gadisnya ke dalam lingkaran kotor itu.

Membayangkan wajahnya yang menatap penuh kekecewaan saja sudah membuat dada pemuda itu nyeri dan sesak.

Apalagi bertatapan langsung dengan gadisnya. Ya, gadis yang pernah menyayanginya.

Hinata Shoyou.

"Shoyou, sayangku. Bertahanlah, aku akan mengeluarkanmu dari sana," lirihnya terpejam.

******

Berlari, Kageyama khawatir Oikawa sudah menunggu lama di taman itu. Ia sempat menyesal karena terhanyut obrolan dengan teman-temannya di markas. Asahi dan Yachi yang sedang memasak camilan masih saja membicarakan Hinata.

Tentu saja, sudah tiga hari dan belum ada kabar apapun dari gadis itu.

Tidak, aku harus fokus pada misi ini.

Mereka bukan temanku,

Tidak ada yang mau berteman denganku,

Hanya Oikawa-san yang mengakuiku.

Tetesan air dari langit mulai terjun bebas ke tanah. Gerimis, Kageyama harus cepat. Malam ini, semua yang ia usahakan akan sampai pada akhirnya. Setelah ini, pemuda dengan surai gelap itu akan melupakan semua sandiwara yang ia buat dan kembali pada kehidupan lamanya.

Yang tenang dan menyenangkan.

" salam kenal, aku Hinata. mulai hari ini aku adalah rekanmu."

Kageyama mendadak terdiam. Kepala bermahkota jingga lewat begitu saja di ingatannya.

" rekan... ? yang benar saja, aku selalu bertindak sendirian."

Ia menggeleng. Tidak, aku harus melaksanakan misi ini dengan baik.

Larinya semakin cepat, seiring dengan bertambahnya rintik-rintik hujan yang membasahi bumi.

" Suka atau tidak, aku akan tetap menjadi partnermu."

Makin cepat, seluruh ingatan singkat tentang gadis itu, larinya, juga hujan yang melatar belakangi ingatannya saat ini.

Kenapa harus dia?

*****

Hinata menghela napas, baru tiga hari 'menginap' di sel penjara dan ia sudah sangat bosan. Memang menyakitkan jika harus memutar kembali ingatannya di tempat dingin dan penuh kenangan tidak menyenangkan, setidaknya ini jauh lebih baik.

Berkali-kali ia tanamkan pendirian untuk tidak mengingat kejadian itu lagi. Dua tahun yang lalu. walaupun sebenarnya, tidak semua kenangannya diisi dengan kesuraman.

Mengeluh tak tahan, gadis itu merebahkan dirinya ke ranjang. Meratapi dinding dan langit-langit sel.

Ayolah, siapapun.. bebaskan aku.

Di sini membosankan.

Aku ingin keluar!

Ctak'

Di tengah hujan deras yang berangin kencang itu, Hinata merasakan sebuah batu terlempar masuk lewat sela-sela ventilasi miliknya.

Yang lebih mengejutkan, itu bukan sebuah batu biasa. Ada sebuah kertas yang menyatu dengannya. Ia membacanya dengan hati-hati.

"Lebih baik minggir, atau kau akan kena."

Ia tidak asing dengan kata-kata itu.. mungkinkah-

DHUARR!

Biner madunya terbuka lebar, melotot terkejut karena ledakan berasap yang mulai mengganggu pandangannya. Hinata ingat betul siapa yang biasanya memakai kalimat itu. Salah satu ingatannya yang menyenangkan ada bersama mereka.

Ya, mereka.

"Yo! Lama tak jumpa."



Hayoo... TBC dlu ya zheyy :D

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Muahahaha, akhirnya pitik kembali.

Ohaihai ma' pren semwa yang sedang hidup di bumi. Pakabarnya?

Pitik ucapkan welcome ke arc' ke-empat dari cerita Around'. Moga masih betah baca book ini... Iya, book yang muncul gegara otak pitik meledak2 ama perkara osn /apasi,abaikan/.

Dari kemaren pengen up cepet, cuman tugas2 sekul selalu menghantui diriku kemanapun aku lari. Jadinya bru' UP sekarang.

NGEHEHEHEHEHE.

Pokoknya selamat terkejut dan nantikan pitik...

Di chapter berikutnyoo. (Tapi gatau kapan, klo gaada tugas)

Baibabai /lambai2 gudbay/

Oiya, Pitik tidak akan lelah untuk mengingatkan pembaca2 yang budiman untuk meninggalkan jejak berupa 'tekan ikon bintang di pojok kiri'  atau 'komen di kolomnya'  jika menurut anda cerita ini berkesan..

Okaiii.. Sori gaje, pokoknya cayang klean semua. Muach' :3

Salam penuh kasih cayank,

Pitik Raksasa 🐔

¤ AROUND ¤ HQ!FF [Revisi+On Going]Where stories live. Discover now