Prolog

146 18 4
                                    

Institut Sihir Moniyan, yang katanya tempat terbaik untuk mengasah kemampuan sihir seseorang di kota ini, tampaknya sudah kehabisan batu asah untukku.

Aku sendiri sih memang genius. Hampir semua bidang ilmu yang diujikan kukuasai. Tidak ada yang terlalu sulit dari membaca detail, memahami dan mempraktekkan ilmu yang sudah didapat. Nilai A teratas sekelas selalu ada di dalam rapor milikku.

Namun seperti yang kubilang, 'hampir'. Pada uji ketangkasan dan kelincahan, harus kuakui aku kalah dari bocah Leonin itu. Aku tak bisa memaksa, basis sihir miliknya adalah energi sementara milikku adalah basis ruang dan api. Saat aku melakukan teleportasi, dia mampu melesat dengan cepat dan efisien. Dia memiliki keunggulan.

Tapi ya sudah. Toh dia menang secara adil. Disaat yang bersamaan, aku memikirkan kelemahanku. Sihir teleportasiku masih lemah. Jarak yang diraih tidak efisien. Namun aku sudah kehabisan metode dalam menguraikan Mana ke dalam basis sihirku.

Apa ini batasku? Tentu saja tidak! Aku tak bisa menerima keterbatasan ini. Pasti masih ada cara. Aku yakin aku hanya seperti beridri di depan gang buntu. Yang kuperlukan hanyalah menemukan jalan baru. Entah itu memutar balik atau menerobos ke depan.

Kupikir, mencari jalan baru akan memakan banyak waktu dan tenaga. Jadi aku beranggapan kalau ada seseorang yang pernah berada diposisiku dan telah menemukan jalan keluarnya. Dari situ, yang aku perlukan adalah menemukan jalan yang sudah dibuat oleh sosok tersebut.

Pencarian untuk menerobos batasan kemampuanku pun berawal. Perpustakaan? Mungkin bisa saja, karena Institut Sihir Moniyan memiliki perpustakaan yang besar. Tetapi itu sama saja seperti mencari jarum di atas tumpukan jerami. Jadinya, perpustakaan bukanlah opsiku.

Ruang arsip proyek yang berada di bagian terdalam gedung perpustakaanlah yang menjadi incaranku. Ruangan itu hanya pernah kujumpai dalam deskripsi buku petunjuk. Tetapi justru di situlah aku bisa memulai pencarianku ini.

Penataan dokumen yang rapi benar-benar membantuku selain dari lilin kecil yang kubawa untuk menerangi ruang arsip di tengah malam. Dari bagian dengan konsep perpindahan ruang dan waktu, ada sebuah paper yang sangat memikatku dengan judul "Evakuasi massal menggunakan ritual teleportasi berjarak antar benua" atas nama penulis 'Dan Lian'.

Sungguhan antar benua? Sejauh itu?!

"Siapa di sana!"

Ups, sepertinya penjaga perpustakaan menyadari lilin kecilku ini. Hehe, tetapi tidak ada yang perlu kurisaukan. Kubiarkan lilin kecil ini terjatuh ke lantai sementara aku mengaktifkan sihir teleportasi. Tubuhku berpindah ke dalam topi khusus yang dapat membesar. Tentu saja topi itu sudah kuletakkan dijalur melarikan diri yang aman.

Dan Lian, ya .... Tampaknya aku sudah menemukan tokoh kunci untuk pencarianku.

.

.

.

*Note penulis:
Prolog ini kutulis sebagai tanda kalau work ini sudah mulai kukerjakan. Untuk bab2 selanjutnya, perlu menunggu lagi supaya aku bisa meng-up sehari 1 part. Jadi bakal ada jeda cukup lama setelag prolog ini hehe. Jadi ya tunggu saja oke?

Cat and The Demon Hunter 2Where stories live. Discover now