24. BALAS DENDAM

88 13 1
                                    


Zara bersama Nagata melancarkan aksinya, untuk membalaskan rasa dendam yang terpupuk di hatinya. Bagaimanapun, bukan salah dirinya Dian yang memulai peperangan ini. Dan, dia tidak suka ditekan orang lain. Jadi, siapapun yang menekan dia akan dia serang balik. Contohnya, Pak Julian.

"Tapi, Zar. Ini tuh gak baik"

Zara menatap Nagata tajam,

"Bukan urusan lo"

Kini keduanya sedang menyaksikan pemecatan Dian secara berlangsung. Sebenarnya Dian memang terpaksa bekerja, dia melakukan hal ini untuk membantu Ibunya yang baru saja mengalami perceraian.

Karena, perselingkuhan yang sang Ayah lakukan. Sang Ibu tak ingin mengambil harta gono gini sama sekali.

"Bu, saya mohon biarkan saja bekerja disini" Entah sudah berapa kali, Dian mengucapkan kata permohonan ini.

Dian terbilang cukup kesusahan dalam mencari pekerjaan. Dimana dia harus menyesuaikan waktunya bersekolah, belajar dan bekerja. Bahkan, harus merawat sang ibu akhir-akhir ini.

Sementara Zara tersenyum puas, pembalasan yang cukup setimpal dengan apa yang Dian perbuat padanya.

Merasa terpuaskan, Zara pergi menjauh dari lokasi persembunyian. Begitupula, Nagata yang kini pikirannya dipenuhi rasa bersalah. Zara tinggal pulang dan bersenang ria telah berhasil membuat Dian menderita. Walaupun, ini baru permulaan. Atau lebih tepatnya tergantung, bagaimana tingkah Dian kepadanya nanti.

Hanya satu orang yang belum Zara berikan pelajaran sama sekali, Keano.
Dan, sepertinya ini waktu yang tepat. Disaat, dirinya benar-benar dititik terganggu.

"Lo, lakukan apa yang gue suruh kan sekarang" Perintahnya pada Pak Gino, orang kepercayaan sang Papa.

"Baik, Non" ucapnya,

Zara tersenyum licik, akhirnya balas dendam dengan kedua orang sekaligus itu berakhir dengan manis sesuai dengan harapan dan bayangannya.

Zara menancapkan gas meninggalkan kawasan dekat stan-stan makanan dimana Dian memang menjadi salah satu penjaga stan tersebut.

Selama dalam perjalanan pulang, Zara tak memungkiri ada perasaan senang tersendiri di benaknya. Bagaimana rasa puas dalam membalas dendam itu memang memiliki efek luar biasa.

🕳️🕳️🕳️

Tepat di depan rumah Zara mengerutkan kening, saat melihat sosok Pak Julian.

"Mau apalagi sih tuh orang" Gumam Zara,

Zara langsung beranjak keluar dari mobil, dia harus menghampiri sosok tamu yang sering kali datang ke rumah bahkan tanpa diundang oleh sang pemilik.

"Mau apa sih lo dateng kemari" Tegur Zara, yang berada di belakang punggung Pak Julian.

Pak Julian berbalik badan,

"Hari ini, Bu Andien pulang dari rumah sakit"

"Terus"

"Bukannya kamu bertanggungjawab hingga Bu Andien sembuh"

Zara mendengus kesal,

"Nanti gue bisa kesana sendiri!!!" Ucapnya kasar,

"Bareng aja"

"Lo tuh kenapa sih gak jelas banget" Zara melipat kedua tangannya,

Sebenarnya, Pak Julian juga terpaksa untuk mengajak Zara bareng karena sudah jelas sedari awal dia ditolak mentah-mentah. Namun, dikarenakan dia akan menemui Dian. Dia merasa tak nyaman, mengingat perbincangan sebelumnya mengenai hal-hal yang tak disenangi dirinya.

ONE DAY (SELESAI)Where stories live. Discover now