Flavor 7

1.3K 116 5
                                    

Gulf terbangun karena mendengar suara alarm dari jam digital diatas nakas. Dengan malas ia mematikan alarm itu lantas mendudukkan dirinya di atas ranjang, mencoba mengumpulkan kesadaran. Pandangannya mengedar mengitari kamar tersebut lalu kembali memeriksa dirinya sendiri.

"Kenapa aku disini? Aku pikir semalam aku pergi dengan Jane?" Gumam Gulf heran.

Gulf benar-benar tidak mengingat apapun selain ia pergi ke bar bersama Jane dan minum terlalu banyak hingga membuatnya mabuk. Gulf memijat pelipisnya pelan, kepalanya masih terasa pusing sisa mabuk semalam. Ia hendak mengambil segelas air putih dan juga aspirin yang sudah disiapkan Mew di atas nakas tapi kemudian tangannya berhenti, digantikan oleh kepalan. Wajahnya mengeras  saat bayangan kejadian di rumah Mamanya terlintas dipikirannya. Gulf akhirnya tidak meminum aspirinnya dan memilih untuk segera ke kamar mandi lantas menyalakan shower. Berharap pancuran air dari shower itu mampu mendinginkan pikiran juga hatinya.

*****

Mew sendiri sedang sibuk di dapur, membuat sarapan untuknya dan Gulf. Ia tahu suaminya itu pasti tidak mengingat apapun tentang apa yang terjadi semalam, tidak apa-apa. Mew juga tidak ingin membahasnya. Itu hanya akan menimbulkan suasana jadi buruk. Semoga setelah sarapan, mood suaminya membaik setelah itu Mew akan memberitahukan perihal kehamilannya pada Gulf.

Mew membuat pancake pisang untuk sarapan mereka pagi ini. Setelah matang Mew menaruhnya di piring, tidak lupa ia juga menambahkan madu sebagai topping lantas duduk manis menunggu Gulf untuk bergabung dengannya di meja makan. Mew berbisik kecil sambil mengelus perutnya pelan. "Ayo kita beri tahu ayah." Mew tersenyum lembut, membayangkan jika Gulf pasti akan sangat bahagia setelah tahu jika dirinya tengah hamil. Sesuatu yang mereka harapkan sedari lama.

"Mas Gulf.." panggil Mew dengan ceria. Gulf sudah rapi dengan setelan kantornya, melirik sekilas ke arah Mew lantas melewatinya begitu saja.

Mew lantas berdiri dari duduknya lalu menyusul Gulf.

"Tunggu, mas. Mas gak mau sarapan dulu?"
Tanya Mew sambil menahan tangan suaminya.

"Keburu telat. Aku sarapan di kantor aja."

Jawaban singkat dan datar itu membuat senyum Mew luntur, digantikan dengan wajah kecewa.

"Tapi aku udah bikin pancake." Ucap Mew pelan.

Gulf melepaskan tangan Mew yang menahannya. "Buang aja kalo gitu. Aku harus segera berangkat." Ucap Gulf datar lantas segera pergi. Meninggalkan Mew yang masih terdiam ditempatnya, mencoba memproses semuanya. Selama mereka menikah, Gulf belum pernah berbicara dengan nada datar seperti itu sebelumnya. Mew jadi bertanya-tanya, kenapa? Apa mood suaminya belum membaik? Apa efek mabuknya belum hilang? Entahlah, Mew merasa sedikit kecewa karena mereka tidak sarapan bersama dan yang terpenting, Gulf melewatkan beritanya.

"Dibuang ya? Gak mungkin."

Mew kembali menuju meja makan dengan langkah gontai. Menatap pancake buatannya dengan mata berkaca-kaca.

 Menatap pancake buatannya dengan mata berkaca-kaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LITTLE THINGS (GULFMEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang