halaman iv ; nanti cerita

451 160 70
                                    

⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
⠀⠀⠀"assalamualaikum."

"waalaikumsalam," jawabku.

si taruni yang kumaksudkan langsung melengos ke bangkunya ── yang kebetulan dia duduk di sebelah kananku, deret ke tiga dari pintu alias di tengah paling depan.

taruni yang satu ini namanya paradista ajenar, dan anak kelas biasanya manggil dia jenar. yang kutahu, dia ini perangainya halus, pokoknya lemah lembut gitu. tapi gatau juga deh, entah karena aku yang gaterlalu akrab sama dia atau emang dianya sekalem itu.

selain kalem, jenar kalau gabut aesthetic juga ternyata. kuperhatiin, dia lagi sibuk nyorat-nyoret notebook-nya pake brushpen.

yah, kalau begitu doang mah aku juga gabisa, hehe.

"pagi cantik," sapa auri yang baru dateng dan langsung nutupin arah pandangku ke jenar.

"juga cantik," balasku.

aku merhatiin gelagat auri yang biasa-biasa aja, kayaknya dia belum tau kalau aku berangkat bareng sama jevan. meskipun ngga penting juga sih, pun aku ngga berharap auri tau.

aku mengalihkan netra ke arah pintu, sibuk merhatiin orang yang lalu lalang di sana. ngga lama, ada cowok berkacamata masuk ke kelas dan aku otomatis ngikutin gerak-geriknya sebelum akhirnya dia duduk di seberang kiriku.

pancaka rakabuming, asmanya. kalau ditanya siapa orang di kelas ini yang keliatannya gasuka sama aku, maka aku bakalan nunjuk dia. bukan, bukannya suudzon. nanti, kalau ada masa bakalan ku ceritakan.

"minjem tipe x, dong."

aku menaruh atensi ke jevan yang entah sejak kapan udah duduk di bangkunya. kalau raka itu cowok galak yang perfeksionis dengan ciri seragam rapi setiap hari, maka jevan pasti kebalikannya.

baju seragamnya keluar separuh dari celana, ditambah gaada dasi yang ngegantung di kerahnya. mirip preman yang sering kulihat kalau ke pasar sama mama.

"kalau minjem, berarti nanti isi tipe x yang udah dipake kembaliin juga, ya," candaku sambil ngeluarin tipe x dari kotak pensil biru.

kotak pensil pemberian kak aji waktu ulang tahunku tahun kemarin. gatau deh kenapa kakak cowok ku yang satu ini suka banget sama warna biru. waktu kutanya, kak aji jawab gini, karena tercetak jelas konstelasinya pada jumantara, jumantara biru.

gausah nanya apa makna sebenernya, aku juga gatau soalnya.

sehabis itu jevan ngga jawab lagi, dia lagi sibuk nimpah beberapa kata di atas bukunya make cairan tipe x. kalau di lihat-lihat, ternyata dia ganteng juga y──

astagfirullah. mikir apa aku.








Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[✓] hirap niskalaWhere stories live. Discover now