oikawa tooru - turnamen

444 59 7
                                    

〔lowercase〕

©chowberry

kabarnya, hari ini akan ada latih tanding dengan sekolah Aoba Johsai.

tsukishima kei, middle blocker dari Karasuno menanggapinya dengan tidak serius. lalu ditimpali candaan oleh sahabatnya, yamaguchi tadashi.

mereka lantas bertanding, namun tsukishima bertanya dalam batinnya.

"mengapa oikawa-san tidak hadir?"

tsukishima bukan berasal dari sekolah yang sama dengan kageyama atau oikawa sebelumnya. tapi ia mengenal oikawa, malah memiliki hubungan spesial.

satu hal lagi, oikawa itu sama posisinya seperti kageyama. hanya beda kualitas bermain saja, terlebih pria itu handal dalam servis (sumpah gue lupa jenis servisnya apa).

namun, menit terakhir pertandingan. oikawa muncul, katanya kakinya terkilir. membuat oikawa tidak bisa bermain latih tanding dari awal permainan.

permainan berakhir, karasuno menang dengan skor berbeda tipis.

bersiap pulang, oikawa menghampiri daichi.

"yo, boleh aku berbicara dengan megane-chan sebentar? sebentar saja, kumohon!" puppy eyes dilemparkan oikawa.

daichi mengangguk mengiyakan. oikawa lantas tersenyum lebar, menghampiri tsukishima setelahnya.

"megane-chan!"

yang dipanggil menoleh, yamaguchi tampak kaget. hubungan oikawa dan tsukishima memang bukan rahasia lagi. itu berkat oikawa yang waktu awal sekolah repot-repot datang ke karasuno untuk mengunjungi orang yang ia cintai.

pertemuan awal mereka memang konyol. dari tidak sengaja, kemudian bertukar nomor telepon, sampai jadian hingga sekarang ini.

"oikawa-san?" seperti biasanya, wajah tsukishima datar. ekspresinya ia tampilkan leluasa di dalam hati.

"aku sangat rindu!" oikawa kemudian memeluk tsukishima.

"kenapa tadi baru muncul di akhir pertandingan?"

oikawa melepas pelukan, "kakiku terkilir saat latihan waktu itu, hehe."

barulah, aura tsukishima terasa berbeda. lebih gelap, katanya.

"lalu, kenapa tidak memberitahuku, oikawa-san?"

oikawa ketar-ketir, "etto ...," oikawa menggaruk tengkuknya, "aku tidak mau membuatmu khawatir."

"lalu dengan cara tidak memberitahuku seperti tadi aku akan tidak khawatir, begitu?! itu malah membuatku makin khawatir, oikawa-san!" selepas berbicara dengan cepat serta nada dinaikan, tsukishima membetulkan kacamatanya.

seluruh atensi menatap tsukishima, melongo kaget. dikira banyak orang, tsukishima tidak bisa berteriak.

oikawa menggaruk tengkuknya, sebelah tangan lagi membentuk huruf 'v', lidahnya dijulurkan dengan sebelah mata menutup.

tsukishima mendelik. lalu mereka berbincang sampai detik akhir.

oikawa tooru — tunamen

ini adalah pertama kali mereka bertanding dengan Aoba Johsai di pertandingan resmi. setidaknya begitu untuk anak kelas satu.

latihan, strategi, formasi, seluruhnya disiapkan secara menyeluruh—terasa sempurna malah.

namun,

akhir pertandingan seluruh anggota klub Karasuno terduduk lemas di lapangan. keringat mereka sudah bercucuran. sorak sorai kemenangan dari sekolah sebelah semakin membuat nyeri di hati.

mereka semua lantas pergi dari lapangan setelah berjabat tangan dan mengucapkan terimakasih pada pendukung yang datang.

mencuci muka lalu rapat diadakan. setelahnya persiapan pulang.

namun tangan tsukishima dicekal saat baru saja keluar dari gedung pertandingan. ia tahu, yang memeganginya saat ini adalah setter Aoba Johsai.

tsukishima menoleh, "iya?"

seluruh anggota juga ikut diam. tak bereaksi sama sekali.

"maaf," ucapnya sambil memeluk tsukishima.

tsukishima juga sama, tidak bereaksi sama sekali. membalas pelukan juga tidak. sejujurnya, tsukishima berharap oikawa tidak datang dulu.

"tidak perlu. lagi pula, di turnamen musim semi nanti, kami yang akan menang." tsukishima berbicara dengan percaya diri, tepatnya ia tak memiliki pilihan lain. hanya kalimat itu yang dirasa cocok.

oikawa melepas pelukan, mengusak surai blonde tsukishima.

"daichi, boleh aku pinjam tsuki sebentar?"

"jangan lama, sebentar lagi kami mau pulang." daichi memperingati.

"jangan sampai membuatku tertinggal di sini, oikawa-san."

oikawa mengangguk paham, menarik tangan tsukishima. menjauh dari kerumunan orang.

oikawa kemudian duduk di atas rerumputan, di serong kanan tsukishima berdiri sambil menatap oikawa. pria itu—oikawa tooru maksudku—hanya mengenakan jaket saja, masih memakai baju tanding tadi dengan lengkap.

"aku tidak berniat mengalahkanmu," ucap oikawa.

tsukishima ikut duduk, "kenapa tidak? maksudku, oikawa-san perlu bertanding sungguh meski di net lawan ada kekasihmu. aku cukup tahu kalau saat aku memasuki lapangan, kau tidak bermain sungguh-sungguh. menyebalkan," tsukishima mendengus.

oikawa tertawa ringan, "aku tidak mau membuat kamu terluka, kei."

wajah tsukishima memerah, "apa-apaan dengan panggilanku tadi?"

oikawa mengangkat kedua alisnya, "are, kau tidak menyukainya?"

tsukishima menggeleng, "bu-bukan begitu."

oikawa terkekeh, hening sejenak. yang bersurai cokelat lantas menarik dagu tsukishima, memaksa yang berkacamata menatapnya.

lalu melumat bibir tsukishima, menyapa seluruh yanh ada di mulut tsukishima. awalnya terkejut, tapi kemudian ia membalasnya.

ciuman diakhiri oikawa, ia tahu lawannya butuh masukan oksigen. benang saliva terjadi, ibu jari oikawa mengusap lembut bibir bawah tsukishima.

"oikawa-san, tolong berjuang menghadapi shiratorizawa."

oikawa mengangguk, "tentu saja!"

meski oikawa tahu, tidak ada sekolah manapun—di miyagi—yang sanggup menandingi shiratorizawa.

"hei, kei." oikawa memanggil tsukishima saat yang berkacamata sudah berjalan di depannya.

"iya?" tsukishima menoleh.

"tadi itu ciuman pertamaku."

wajah memerah, tsukishima fokus pada hadapannya.

oikawa terkikik geli, "kau juga, kan?"

"oikawa-san, berisik!"

oikawa tertawa terbahak, tepat saat mereka tiba di tempat awal tadi.

"ada apa dengannya, tsuki?" hinata shoyo, anggota unggulan dengan kemampuan yang luar biasab

"aku tidak tahu, dan berhenti memanggilku begitu."

"oikawa-san, berhenti tertawa terbahak. orang lain bisa menganggapmu gila nanti," ucap tsukishima.

oikawa tersenyum setelahnya, "kalau begitu, aku akan lihat pertandingan kita di turnamen musim semi nanti, tsuki-chan."

oikawa kemudian pergi, dipanggil iwaizumi. tsukishima menyungging senyuman.

bertanding dengan kekasih di turnamen resmi tidak seburuk yang tsukishima pikirkan. oikawa itu pintar, strategi yang ia susun selalu berhasil hingga akhir.

ah, tsukishima jadi ingin seperti oikawa. tapi tunggu, kemana anggota klub lainnya?

tsukishima celingukan, kemudian mendengus sebal saat mendapati anggota klub lainnya berjalan duluan.

fin.

fall in love - all x tsukishimaWhere stories live. Discover now