"Ini bukan pilihanku! Semua ini salah kau!"
- Claudya Sabine Mahatra
Gelombang kabut hitam menyelimuti hidupnya, kali ini tidak ada yang bisa memberhentikan kekecewaannya terhadap apa yang terjadi. Gadis itu mengurung diri dalam dekapannya sendiri. Matanya sembab memerah, air mata terus berjatuhan membasahi pergelangan lengannya.
"Kenapa? Semuanya selalu buat kecewa. Padahal aku hanya ingin membahagiakan mereka, tapi mereka selalu bersikap menyalahkan diriku."
Isakan tangis semakin mengganggu pernapasannya. Dipikirannya penuh dengan amarah, Dia menyalahkan siapa? Orang lain? Bahkan mereka saja tidak memikirkan perasaannya.
"Ti-tidak! Aku yang salah, aku memang bodoh. Kenapa masih saja berharap padanya. Jelas-jelas, sudah berulang kali mereka tidak peduli," pungkasnya
Dadanya sesak, napasnya semakin tidak beraturan. Mulutnya bergetar menahan tangis. Tetap saja hatinya merasa sakit, bahkan air matapun keluar walau mata terus memejam. Tidak ada suara, tapi dihatinya ingin berteriak. Dia tidak sanggup.
"Ha.. Ahh!" Napasnya semakin sesak, terasa hilang oksigen yang ada. Dia memegangi dadanya. Memukul perlahan, namun tubuhnya melemas. Dia seperti dipaksa tertidur.
_____________________________________