14

162 33 8
                                    

Lima tahun berlalu begitu cepat. Di lima tahun ini, Jaehyun yang menikahi ku atas dasar tanggung jawab dari perbuatan yang sama sekali tidak Jaehyun lakukan.

Di lima tahun ini juga, sebelum melaksanakan pernikahan dengan Jaehyun. Aku berusaha sekeras mungkin untuk berbicara pada Sehun maupun anggota grupnya, namun nomor mereka yang tersimpan di ponselku sama sekali tidak bisa di hubungi.

Mungkin Sehun memang benar-benar meninggalkanku setelah berita itu tersebar.

Mungkin juga, Sehun tidak ingin nama baiknya tercemar saat ku tahu sehari setelah berita besar itu tersebar, perusahaan yang menaungi Sehun membantah jika Sehun bukan laki-laki di dalam foto itu, tidak apa-apa.

Sungguh, tidak apa-apa.

Aku mengerti.

Dan dari semua air mata yang ku tumpahkan, ku hapus di lima tahun yang lalu di saat kakiku berjalan menuju Altar dengan Jaehyun yang berada di sampingku.

Di lima tahun ini, aku benar-benar menghapus nama Sehun di hidupku, walau itu mustahil.

Dan di lima tahun setelah pernikahan ku bersama Jaehyun, putri kecil yang begitu cantik berhasil ku lahirkan yang sekarang sudah menginjak umur empat tahun.

Gadis kecil nan cantik yang nantinya hanya akan menganggap Jaehyun adalah ayah kandungnya, bukan orang lain.

Serta gadis kecil nan cantik yang hanya akan memanggil dengan sebutan 'Daddy' hanya untuk Jaehyun. Tidak pada siapapun.

Bukan itu saja, sekarang aku juga sedang mengandung buah hati dari Jaehyun.

Tepatnya, baru berusia tiga bulan. Belum menampakkan perubahan di tubuh kecilku.

"Peachy, Daddy pulang"

Suara Jaehyun dari luar kamar, berhasil membuatku dan putri mungil kami menoleh kearah pintu kamar.

Senyum manis serta lesung pipi diwajahnya berhasil ku tangkap, saat Jaehyun melihat ku yang sedang bermain dengan malaikat kecil kami.

"Daddy!" Panggil Peachy, putri ku. Mulai berlari menghampiri ayahnya saat melihat kedatangan Jaehyun yang baru saja pulang bekerja itu.

"Peachy kangen Daddy, ya?" Kata Jaehyun, mulai menggendong Peachy berjalan kearahku dan mencium nya, lalu mencium keningku bergantian.

"Kangen banget" jawab Peachy, dengan aksen suara yang belum lancar itu.

"Lagi ngapain?"

"Main cama mommy" jawab Peachy, kembali memeluk Jaehyun begitu erat.

"Daddy"

"Hem?"

"Apa sayangnya Daddy"

"Bohong itu doca kan, dad?" Tanya Peachy, Jaehyun sedikit melirik kearahku dan kembali menatap Peachy dengan senyum tampannya.

"Tentu, bohong itu dosa. Jadi gak boleh bohong" jawab Jaehyun, aku tersenyum mendengar jawaban Jaehyun pada putri kami.

"Tapi Daddy bohong cama Peachy" kata Peachy, dengan kesal namun menggemaskan.

"Oh ya?"

"Daddy bohong apa?"

"Daddy tidak ingat" lanjut Jaehyun.

"Daddy katanya mau ajak Peachy ke kebun anggul" jawab Peachy, begitu menggemaskan. Yang membuat Jaehyun tersenyum.

"Yaahh.. Daddy lupa" jawab Jaehyun, dengan raut penyesalan yang di buat-buatnya.

"Peachy malah cama Daddy"

"Maafin Daddy, ya"

"Weekend Daddy ajak deh, gimana? Sama mommy juga" kata Jaehyun, Peachy mulai tersenyum dan memeluk Jaehyun.

Dear Mr. Oh ✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt