❝ wer bist du? ❞

135 13 6
                                    

︶꒦꒷♡꒷꒦︶

Cedric sudah mendengarkan Elora. Kali ini gilirannya, "Jadi, dari mana gua harus mulai?" Tanyanya, sebenarnya sedang mempersiapkan diri sendiri.

Mereka tengah duduk di ruang tengah, mendekatkan diri mereka ke hangatnya perapian yang sudah Elora siapkan sebelumnya. Daripada kehangatan, mereka berdua sama-sama merasa kacau saat ini.

"Ini akan jadi obrolan yang panjang." Kata Cedric sebagai ancang-ancang, "Awalnya, . . ."


.・゜゜・

Waktu itu– tahun 2015– Draco pada tahun terakhir sekolahnya sedang duduk belajar di area gerbang Wildshyre karena tempat itu dikenal sepi. Dia sedang menyiapkan dirinya untuk N.E.W.T (Nastily Exhausting Wizarding Tests), ujian akhir tahun ketujuhnya.

Sejujurnya dia tidak berekspektasi tinggi semenjak rival sekolahnya, Hermione Granger, mengalahkan nilai tes O.W.L.nya (Ordinary Wizarding Level) di tahun kelima dengan sembilan nilai O dan satu E. Sedangkan, Draco hanya terkalahkan karena punya satu nilai A di kelas Care of Magical Creatures akibat kasus Buckbeak.

Penilaian di Hogwarts sendiri dimulai dari tiga nilai jatuh dan nilai lolos, yaitu :

T – Troll (gagal)
D – Dreadful (mengerikan)
P – Poor (malang)

A – Acceptable (dapat diterima)
E – Exceeds Expectations (di luar ekspektasi)
O – Outstanding (luar biasa)

Intensi awal Draco untuk memiliki nilai yang baik juga bukan karena dia memiliki impian, tetapi hanya untuk menjadi yang terbaik di antara semua orang yang ada di angkatannya. Dia juga senang mendapat pujian dari orang tuanya. Hal itu dia kerjakan selama bertahun-tahun sampai dia sudah terbiasa untuk belajar.

Dari sekian banyaknya mata pelajaran di sekolah, Draco paling suka dengan kelas Arithmancy. Walau itu hanya kelas tambahan yang berfokus pada angka dan numerologi, Draco menemukan pelajaran itu menyenangkan dan mudah. Dia ingin mendapat nilai O di level N.E.W.T. supaya dia bisa disebut Arithmancers, lulusan yang mempelajari Arithmancy.

Draco terkekeh. Membayangkannya saja sudah membuat dia bangga. Membayangkan dirinya mengalahkan Hermione pasti akan membuat dia puas dan angkuh.

"Lihat saja, akan aku kalahkan semua orang di sekolah!" Draco memainkan wand di tangannya. Memutar-mutarnya di sela-sela jarinya, sambil bermonologue.

Suara serangga hutan dan gesekan ranting antar pohon membuatnya tidak fokus, "Tau begini aku lebih baik belajar di rumah tadi." Dia hanya ingin membuktikan kalau tempat ini sepi seperti yang orang-orang bilang. Nyatanya, rumahnya lebih sepi dan perpustakaannya jauh lebih hening.

Draco menutup buku-bukunya yang tadi terbuka, lalu menyimpannya dengan sihir, "Depulso."

Saat itu langit sudah menggelap.

Draco berhenti melakukan aktivitas apapun hanya untuk melihat ke sekelilingnya sejenak. Langit, rumput, genangan air, dan

Whomping Willow.

Dalam beberapa saat, ada sebuah dorongan dalam hatinya. Dia ingin melihat dunia luar. Dia ingin sekali melewati gerbang itu.

Draco mendekat, menyentuh portal di pohon itu dengan jarinya.

Ada hasrat yang besar yang terus mendorongnya untuk melakukan itu.

𝑃𝑠𝑠𝑆ℎ𝑖𝑢𝑠𝑊𝑤𝑢𝑧𝑧𝑍𝐻ℎ

Verlangen [Draco Malfoy]Where stories live. Discover now