1

506 22 8
                                    

Seorang gadis bername tag 'Choi Aera' itu tampak berlari sekuat tenaga bersama dengan sahabatnya yang juga ikut marathon, dengan nafas terengah-engah kedua gadis itu diberhentikan paksa oleh kakak tingkat nya.

"Kalian berdua ini baru hari kedua dan sudah terlambat?!" bentak gadis jutek itu siapa lagi jika bukan Bae Irene, yah walaupun dengan wajah jutek miliknya gadis itu masih tetap memukau.

"Ma-maaf kak" ucap Aera sembari menetralkan deru nafas dan jantung nya.

"Punishment untukmu rambut cepol, pergi ke Jaehyun dan minta tanda tangan nya sebanyak 1 lembar folio sekarang! jika tidak dapat lari lapangan nanti tepat pukul 11 siang!" perintah Irene menyuruh Aera, ia hanya bisa melongo bagaimana caranya mendapat tanda tangan Jaehyun selembar folio jika satu tanda tangan saja pria itu menolak beribu kali.

"Dan kau rambut ikal, pergi menghadap Doyoung bernyanyi sambil berjoget sampai dia tertawa hukuman gadis cepol ini akan berlaku padamu juga jika sampai kau gagal" lanjut Irene memerintah Nayeon, keduanya segera berhambur melaksanakan perintah Irene.

Aera melangkahkan kakinya dengan ragu ketika melihat Jaehyun yang sedang dikerubuti oleh beberapa mahasiswi, Jaehyun tampak dengan santai melewati gadis-gadis yang menyodorkan bermacam hadiah untuknya tak sedetik pun pria itu menoleh pada mereka.

"Kak Jae" panggil Aera dan tentu saja pria itu terus melenggang pergi tanpa menggubrisnya, namun tidak seperti para gadis tadi yang merelakan kepergian Jaehyun Aera justru mengikuti kemana pria itu pergi.

"Kak Jaehyun" kini Aera menarik pelan jaket Jaehyun sambil menahan agar kakak tingkatnya itu tidak berjalan dan akhirnya berhasil, dengan wajH datar Jaehyun tampak membaca name tag nya.

"Pergi.. mahasiswi baru tidak harusnya di area ini" ucap Jaehyun yang terdengar ketus ditelinga Aera namun justru membuat hati gadis itu meleleh.

"Tapi kak mau minta tanda tan-"

"Aku sibuk cari orang lain" ucap Jaehyun lalu akan kembali beranjak sebelum akhirnya Aera merentangkan tangan nya menghadang pria tinggi itu.

"Aku akan dihukum lari lapangan jam 11 siang jika sampai nanti tidak mendapat tanda tangan kakak" melas Aera berusaha mendapat perhatian dari Jaehyun namun sifat es batu pria itu mengalahkan segalanya, Jaehyun hanya diam menatap lurus seolah gadis itu tidak ada bersamanya.

"Akan kulakukan apapun untuk mendapat tanda tangan kakak" Jaehyun hanya melirik Aera sekilas lalu mengulurkan tangan nya dengan segera gadis itu memberi bulpoin dan kertas pada pria itu.

Jaehyun tampak menorehkan sesuatu dikertas itu yang ia harap adalah tanda tangan kakak tingkat tampan beribu fans itu, sedetik kemudian Jaehyun mengembalikan kertas dan bulpoin lalu pergi.

Dengan semangat 45 Aera menyerahkan kertas tadi pada Irene tanpa mengecek isi kertas tersebut terlebih dahulu, senyuman Aera pudar ketika ditatap tajam oleh Irene.

"Kau! Lari mulai sekarang dan jangan berhenti sebelumku menyuruhmu berhenti!" bentakan itu membuat Aera terkejut, Irene melempar kertas miliknya yang sudah diremas berbentuk bola oleh kakak tingkat cantik nya.

Saat dibuka kertas itu betapa terkejutnya Aera mendapati tulisan 'i don't fucking care' dikertas itu tentu tanpa tanda tangan Jaehyun, dengan terpaksa Aera memulai olahraga tambahan nya pada jam yang menunjuk pukul setengah 11 siang ini.

Terik matahari membuat Aera beberapa kali menyeka keringat yang bercucuran di dahinya gadis itu juga tampak mengerjap-ngerjapkan matanya saat pengelihatan nya menghitam, ia memutuskan untuk berhenti sejenak ketika kepalanya mulai pening namun sialnya baru saja ia berhenti teriakan Irene sudah terdengar membuat Aera kembali berlari.

Tanpa Aera sadari sejak awal Jaehyun memperhatikan nya dari kejauhan masih dengan tatapan dingin, pengelihatan Aera mulai kabur ketika pening kepalanya terasa menjadi-jadi.

"Merepotkan" ucap seseorang sambil menggendongnya dan sedetik kemudian semuanya gelap.

.
.
.
.

Aera perlahan membuka matanya dan mendapati Nayeon berada disamping ranjang ruang kesehatan sedang tertidur karena enggan membuat sahabatnya terbangun itu ia hanya bisa diam tidak berkutik sedikitpun, sejujurnya ia penasaran siapa yang menggendong Aera ke ruang kesehatan namun biar saja ia bisa menanyakan ketika Nayeon bangun nanti.

Aera mendengar suara samar-samar yang tampak mengarah masuk kedalam ruang kesehatan.

"Jae bukan nya tanganmu masih cidera.. kenapa malah menggendong mahasiswi tadi?" ucap seorang gadis.

"Spontan" jawab Jaehyun yang lebih terdengar seperti kebohongan belaka ditelinga Aera.

"Kau tidak menyukai gadis itu kan?" kini suara pria yang terdengar ditelinga Aera.

"Tidak" Jaehyun sungguh pria yang irit bicara bahkan pada teman-teman nya namun Aera masih tetap menyukai pria dingin itu entah mengapa.

"Kalau begitu kau istirahat saja dulu disini biar kami yang urus semuanya" ucap teman Jaehyun lalu terdengar suara pintu tertutup.

Aera yang tidak mendengar suara apapun mendadak kepo bagaimana wajah Jaehyun saat sedang tertidur, ia perlahan menuruni ranjang dan mengendap-endap untuk mengintip lewat balik gorden putih ruangan itu.

Tangan lentiknya bergerak menyibak gorden putih itu perlahan menampak kan ranjang kosong, tunggu bukan kah tadi ia mendengar Jaehyun istirahat disini lalu mengapa pria itu menghilang Aera merasa seseorang sedang berdiri dibelakang nya hanya berdecak.

"Nayeon-ah aku sedang mencari keberadaan calon masa depanku apa kau melihatnya?" tanya Aera tanpa menoleh sedikitpun kearah belakang karena masih fokus mencari keberadaan Jaehyun.

"Nayeon-ah!! kau bahkan tidak menghiraukan ku" kini nada Aera terdengar seolah merajuk sambil ia menoleh dan betapa terkejutnya ketika sosok yang dibelakang nya ternyata bukan Nayeon melainkan Jaehyun, pria itu tampak melipat tangan di dada masih dengan tatapan dingin nya.

Aera yang terkejut segera mundur namun bodohnya ia lupa bahwa belakang nya hanya sebuah gorden bukan tembok yang dapat disandari hingga membuat gadis itu hilang keseimbangan, dengan cekatan Jaehyun menahan tubuh gadis itu agar ia tidak terjatuh dua kali.

Tangan Jaehyun beralih menarik pergelangan tangan Aera lalu mendudukan nya diranjang yang tadi mau ia buat istirahat, dengan segera tangan Jaehyun meraih kapas dan obat merah untuk mengobati tangan Aera yang luka karena terjatuh di lapangan tadi.

Jaehyun tampak dengan perlahan mengobati tangan gadis dihadapan nya sedangkan Aera jangan ditanya gadis itu sudah ingin berteriak dari tadi karena jaraknya dan Jaehyun yang sangat dekat ini.

"Aku hanya akan mengobatimu sekali ini saja, selebihnya lakukan sendiri" ucap Jaehyun sambil beranjak dari duduknya dan meninggalkan Aera begitu saja.








-tbc-

Don't forget vote and comment🌱💚

boyfie // jung jaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang