P A R T - 29

1.2K 70 8
                                    

" Kesalahpahaman yang di bumbui dengan kebohongan, akan menciptakan sakit hati yang menjadi dendam yang tidak berkesudahan. "

Program acara yang diusulkan oleh Inggrid sudah mendapatkan ijin dari para petinggi. Kini tinggal mengeksekusi nya menjadi program yang diminati. Bahkan Inggrid sendiri pun ikut turun langsung tim kreatif untuk mencari tempat-tempat yang akan bergabung dengan acara program nya. Inggrid sangat eksaited dengan program ini. Selama ini dia hanya berangan-angan saja tentang program ini, tapi kini rancangan program nya sudah akan dirilis.

Garda yang mendengar kabar bahagia itu, juga ikut senang. Apalagi ketika Garda juga mendapat kan tawaran untuk ikut bergabung pada program ini. Cafe milik nya sudah menjadi incaran Inggrid untuk program ini. Tanpa banyak perdebatan pun Garda langsung menerima tawaran yang Inggrid berikan. Ya bukan tanpa sebab sih, karena cafe nya akan jauh lebih dikenal ketika program itu sudah ditayangkan. Jadinya Garda pun menerima tawaran Inggrid ini.

" Mas setuju kan cafe nya diliput di program acara ini?? " Tanya Inggrid dengan penuh harap.

" Itu yang diliput cuma cafe pusat aja atau cabangnya juga nih?? " Garda bukannya langsung menjawab malah memberikan Inggrid pertanyaan balik.

" Ya kalau mas mau cafe cabang nya juga bisa diliput, tapi tetep fokusnya yang di sini. " Inggrid menjelaskan sesimpel yang dia bisa.

" Boleh deh, kapan lagi ditawarin promosi eksklusif kayak gini. " Jawab Garda sambil terkekeh pelan.

" Yuhuuu akhirnya kesampaian juga nih. " Inggrid bersorak senang ketika Garda menerima tawaran nya.

" Apa nih yang kesampaian?? " Tanya Garda yang bingung dengan ucapan Inggrid barusan.

" Jadi tuh pas aku dulu ke sini pertama kali tuh cafe nya tuh berkesan banget, tapi sayang aku lagi galau-galaunya. Tapi pas ke sini lagi aku baru bener-bener sadar, terus punya keinginan ngeliput cafe mas di salah satu program. Ehh gak taunya sekarang kesampaian juga. " Mendengar penjelasan Inggrid yang berapi-api itu membuat Garda tahu jika cafe nya ini berkesan di mata pengunjung. Tidak sia-sia dia jatuh bangun mendirikan cafe ini.

" Emang kamu kok bisa yakin cafe ini bagus buat di liput program. Padahal kan masih banyak cafe yang lebih dari ini?? " Garda menanyakan tentang bagaimana pendapat Inggrid tentang cafe nya ini.

" Ihh Mas kok ngerendah gitu sih, padahal ya Mas, tanpa Mas ikut program ini pun cafe Mas tuh banyak yang udah tau. Ramai nya tuh juga bukan tanpa sebab loh, Mas, emang di sini tuh selain tempat nya yang unik, pengambilan temanya tuh bagus bukan main. Ya cocok lah kalau di tayangin diliputan. " Garda pun lantas puas dengan jawaban Inggrid.

" Kalau gini saya yakin deh nerima tawaran kamu buat ngeliput cafe ini." Akhirnya keputusan Garda pun jatuh pada menerima tawaran Inggrid.

Sekali lagi Inggrid bersorak kesenangan. Sampai-sampai orang yang ada di sekitar nya menoleh ke arah Inggrid. Dan Inggrid hanya membalas tatapan mata mereka dengan cengiran. Garda pun hanya bisa menggelengg kan kepala saja melihat tingkah Inggrid. Sedangkan Inggrid sendiri sudah cengar-cengir seperti orang tak bersalah.

~~~


Gilang merasa bimbang kali ini, memberi tahu Inggrid akan kebenaran ini pasti lagi-lagi akan membuat nya terluka. Lalu apa kah dia akan diam saja, tentu saja tidak. Tapi Gilang benar-benar tak tahu bagaimana cara memberi tahu adiknya itu. Inggrid sudah terlalu banyak menerima luka. Namun Gilang juga tak mungkin terus diam saja seperti ini.

Semua ini berawal dari pertemuan yang terjadi secara tidak sengaja. Awalnya Gilang bersikap antipati pada Ayah kandung Inggrid. Tapi entah mengapa pria paruh baya itu menahan kepergian nya. Bahkan Gilang sempat menolak secara tegas, namun Ayah kandung Inggrid terus gigih menahannya. Dan ya pada akhirnya mau tidak mau Gilang bertahan di sana. Di mana awal dari semua ini diceritakan oleh pria paruh baya itu. Kaget itu perasaan yang pertama kali dia tunjukkan.

Bagaimana Gilang tidak merasa terkejut, bahwa kenyataan yang sebenarnya tidak sekejam yang dia ketahui selama ini. Yang Gilang ketahui dulu, ayah kandung Inggrid adalah orang yang tidak bertanggung jawab. Menelantarkan istrinya yang sedang mengandung. Bahkan sampai istri menghembuskan nafas terakhir pun ayah kandung Inggrid tak pernah datang. Jangankan datang, untuk menengok anaknya saja pria ini tidak melakukan nya.

Hingga pada Inggrid usia remaja, pria ini datang dan mengaku sebagai Ayah kandung nya. Bukan hanya Gilang saja yang syok, Inggrid pun juga sama terkejutnya pada saat itu. Di situ lah Inggrid tahu jika dia bukan anak kandung dari orang tua Gilang. Meskipun tahu jika Inggrid bukan lah adik kandung nya, atau bisa di bilang Inggrid sepupunya, tetap saja Gilang sudah sangat menyayangi Inggrid. Tak pernah sekalipun Gilang dan orang tua nya memperlakukan Inggrid dengan asing. Inggrid benar-benar dilimpahi kasih sayang.

Namun pria ini terus mengusik kehidupan tenang Inggrid. Berkali-kali Gilang mengusir kehadiran Ayah kandung Inggrid ini. Berbagai cara Gilang sudah lakukan untuk pria ini tidak menjangkau Inggrid. Dan benar saja, pria ini tak pernah bisa menemui adiknya itu. Namun entah bagaimana bisa saat beberapa bulan lalu, pria ini kembali menemui adiknya. Gilang marah, jelas itu, karena yang Gilang tahu Ayah kandung Inggrid tak pernah menginginkan putrinya itu. Hingga pada hari ini, kenyataan baru itu begitu menampar nya.

Nyatanya pria paruh baya ini di jebak oleh seseorang. Kesalahpahaman terjadi pada orang tua Inggrid. Ayah Inggrid mengira sang istri berselingkuh dengan pria yang menjadi sahabat nya. Bukan tanpa sebab tuduhan itu dia layangkan. Ayah Inggrid mendapatkan kiriman foto istrinya yang sedang berciuman dengan sahabat lelakinya. Sebagai seorang suami, dia jelas marah. Harga dirinya begitu tergores melihat apa yang dilakukan istrinya, hingga melupakan fakta penting kalau istrinya sedang mengandung. Tanpa berkata Ayah Inggrid pergi meninggalkan istrinya yang sedang hamil itu.

Hingga beberapa tahu kemudian Ayah Inggrid baru tahu, jika istrinya tidak lah bermain api di belakangnya. Jelas ia menyesal mengapa tak menyelesaikan masalah nya dulu. Namun sayang seribu sayang, sang istri telah berpulang. Kini sisa putrinya yang entah berada di mana. Ayah Inggrid terus melakukan pencarian putri nya. Sampai pada suatu ketika pria itu pertama kali melihat putrinya sudah tumbuh besar. Perasaan haru ketika melihat putrinya tumbuh dengan baik, namun ayah Inggrid menyesal telah melewatkan banyak tumbuh kembang sang anak.

Mendengar kenyataan ini Gilang pun tak kuasa menahan air matanya. Nyatanya pria di hadapan nya ini tak seburuk yang di ceritakan. Pria ini bahkan sanggup bertahan dengan kebencian di mata putrinya. Bahkan ayah Inggrid ini tak memaksa putrinya untuk menerima kehadirannya sebagai bentuk hukuman untuk dirinya. Dan hari ini juga Gilang pun bertekad membantu pria ini untuk mendapatkan maaf dari Inggrid. Sudah cukup mereka disiksa dengan kebencian yang mendera nya selama ini. Cukup sampai detik ini kebencian itu hadir, selanjutnya kebenaran akan membersihkan semua dendam yang tertanam apik di dalam dada.

Tidak Bersama ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang