Part 7

4 2 1
                                    

" makasih" ucap Rea lalu turun dari mobil Riko.

" Oh, jadi ini rumah lu?" Ujar Riko lalu mendapat anggukan dari Rea.

" Boleh dong kapan-kapan gue main" ucap Riko dengan kedua alisnya yang turun naik.

" T-ter-terserah" jawab Rea. Sebenarnya ia ingin melarang tapi rasa tak enak hati lebih menguasainya.

" Ya udah. Masuk gih!" ucap Riko dengan seulas senyumnya.

" HM" lalu Rea segera berbalik melangkah memasuki halaman rumahnya.

Riko masih menatapnya  hingga Rea benar-benar masuk kedalam rumahnya.

" Bukan cupu tapi polos" ucap Riko dan melajukan mobilnya.

Sekilas perkenalan Riko.

Riko Adi Septian. Cowok yang sering dijuluki dengan sebutan good boy. Peringkat satu bahkan peringkat umum ia dapatkan. Hanya satu yang mampu menandingi kepintarannya yaitu Arlan Galaksi Candrakusuma. Mereka hampir setara hanya saja seorang Arlan yang minim pada nilai tata tertib.

Tapi jangan salah. Riko termasuk seorang playboy internasional. Jangan pernah tanyakan soal mantan! Karena ia tak akan bisa mengingat berapa ribuan cewek yang dijadikannya pacar.

Nah. Kalian masih ingat dengan seseorang yang menanyakan " asal sekolah?" Dia Riko.

*******

Pagi yang gelap. Sepertinya hujan akan turun.

Rea segera berlari menuju depan gerbang rumahnya sambil mengotak-atik Hp nya untuk memesan taksi online.

Sebenarnya di rumah Rea tersedia sopir atau mobil. Namun larangan dari Papa nya tak bisa ia bantah.

Rintikan hujan mulai menyapa akan tetapi taksi online yang ia pesan belum sampai.

Resah. Jika ia kembali masuk kedalam rumah maka tatapan tajam Papa nya akan menghiasi wajah Papanya

Papa dan mamanya saat ini sedang tidak masuk kantor. Rea tidak tahu kenapa. Jika ia bertanya maka jawaban ' tidak penting' itu yang akan ia dengar. Daripada menyakiti hatinya lebih baik diam.

Tak lama taksi yang Rea tunggu datang. Rea segera masuk kedalam taksi tersebut sebelum seragamnya benar-benar basah terkena rintikan hujan.

Berselang 15 menit. Rea Sampai di gerbang sekolah. Jarak rumah Rea dengan sekolah tak begitu jauh. Ia memberikan uang ongkos terlebih dahulu lalu turun dari mobil taksi online. Rea berlari dengan menutupi kepalanya dengan tasnya menuju  sekolah untuk segera meneduh. Hujannya kini sedikit deras.

*****

" Arlan bangun!" Ucap wanita paruh baya itu sambil mengguncang-guncang tubuh cowok yang masih bergelut dengan dunia mimpinya.

Merasa terganggu ia sedikit bergerak ,tapi eh tapi bukannya bangun Arlan memposisikan tubuhnya  dengan posisi nyaman dan kembali meneruskan dunia mimpinya.

"Arlaaaaaaaan!" Teriak bunda Arlan yang sedari tadi mengguncang tubuh anaknya itu dengan susah payah namun hasilnya nihil.

" Bangun! Atau Bunda potong uang jajan kamu!" Ancam Laras membuat sang anak bangun setengah sadar.

" HM" ucap Arlan berdehem.

" Sekolah!" Perintah Bundanya.

" Males ah Bun" jawab Arlan dan akan segera merebahkan tubuhnya di kasur empuknya lagi akan tetapi niatnya batal karena jeweran maut ia dapatkan dari Bundanya.

" Sekolah atau bunda gantung telinga kamu di jemuran?" Ucap Laras ngeri.

" E-eh eh, shh..sakit buun" ucap Arlan dengan Ringisannya

" Sekolah atau..." Ucap Laras lagi dan langsung dijawab

" Iya Bun. Arlan sekolah. Tapi lepasin shhh" jawab Arlan dan Bundanya segera melepaskan tangannya lalu mendorong tubuh anaknya menuju kamar mandi.

" Mandi sana! Bunda tunggu!"

"Ini jam berapa Bun?" Tanya Arlan

" Jam tujuh kurang lima belas menit. CEPETAN!"

" Males ah Bun! Udah siang!" Sergah Arlan langsung mendapat tatapan maut sang Bunda.

Ia pun berjalan malas masuk kamar mandi.

Hanya dalam waktu 10 menit ia sudah siap. Arlan tipe cowok yang tidak memperhatikan penampilannya saat sekolah. Baju yang keluar ,kancing yang hampir keseluruhan terbuka dengan dalaman kaos hitam, tidak memakai dasi ataupun ikat pinggang.
Walaupun dengan penampilan yang acak-acakan tidak akan menutupi kadar ketampanan seorang Arlan.

" Udah Bun. Arlan berangkat" ucap Arlan lalu menyalimi tangan Bundanya.

"Ayah udah kerja Bun? " Tanya Arlan yang tidak menjumpai ayahnya.

" Udah. Kamu sih siang" jawab Bundanya

" Hehe,,, Arlan berangkat. Assalamualaikum"

" Waalaikumsalam"

******

Gadis dengan keadaan basah kuyup yang kini menjadi tontonan gratis para murid.

Semua pandangan hanya terpusat pada dirinya.

Sebagian besar para murid menatapnya jijik dengan senyuman meremehkan.

Bisikan menghina lagi-lagi untuk dirinya.

Di bawah derasnya hujan ini.
Di bawah pekatnya awan yang kini menumpahkan sejuta tetesan airnya.

Apakah ia menjadi seseorang yang menyedihkan?

*Flashback*

Rea berlari untuk segera menuduh di bawah atap sekolahnya, namun di pertengahan jalan

Byur Zrash...

Sebuah mobil merah melewatinya namun mobil itu dengan sengajanya menerobos kubangan air hujan. Dan dengan mulusnya air itu mengenai gadis yang akan segera meneduh.

Mobil itu terus melaju menuju parkiran sekolah. Dengan rasa tanpa dosa, seorang gadis turun dari mobilnya lalu berjalan kearahnya dengan payung merah yang digunakannya.

" Hai, gadis cupu" ucapnya dengan senyuman manisnya, akan tetapi sama sekali tidak terlihat aura manis tapi aura meremehkan lah yang terlihat di mata Rea.

" Senyum dong! Ciiiiis" ucapnya kembali dengan kamera Hp yang mengarah tepat di wajah Rea.

Ckrek....

Ckrek....

Ckrek....

Tiga potretan membuat senyuman manis namun mengerikan itu tercetak di bibir Fanny.

" Wah, wah, wah. Cantik juga Lo kalo kucel, ups!"

" Ya udah deh. Bye-bye cantik!" Ucap Fanny melangkah pergi.

___________

Next?

Jangan lupa vote;)

A&RWhere stories live. Discover now