(47) Still Dreamed

59 37 71
                                    

Happy reading 💓
Voment Yamoon Too

••••

"Aku sudah melakukan yang terbaik. Cukup aku yang tahu, mereka tidak akan paham."

- Yamoon

••••

"Gara-gara gua?" tanya Miley terkejut.

"Iya, kita dapet masalah karena lo!"

"Lo biang keladinya!"

Suasana yang tadi harmonis langsung berubah tegang. "Kenapa jadi kak Miley sih?! Dia di sini dari tadi sama kita kenapa lo nyalahin dia?" sinis Leta tidak terima. Miley tidak berbuat apa-apa, tetapi pelayan tersebut berbicara sedemikian. Terdengar konyol sekali!

"Leta, ngomongnya jangan nyablak dulu dong." Rici mencoba menenangkan Leta. Gadis itu memang pada dasarnya suka sekali emosi.

"Ya habisnya, dia dateng pakai sikap ngawur gini! Lo kalo ada masalah ya ngomong baik-baik!"

"Ucapan gua bener! Di depan ada ibu-ibu yang dari tadi provokator pelanggan supaya berhenti langganan di sini!" jelas pelayan tersebut yang sesungguhnya sudah terlihat tertekan dan lelah.

"Itu ibu lo, kan?" Miley dan lainnya saling bertatapan mata. Kini mereka ada di satu pikiran yang sama. Bisa jadi tebakan pelayan itu benar.

Rici ikut berlari keluar cafe dengan firasat gelisah. Di antara mereka semua mengetahui bilamana ibu Miley dapat melakukan apa saja. Termasuk menghancurkan karir Miley yang sekarang semakin meninggi.

"Ibu cukup!"

Miley menghampiri wanita paruh baya itu yang lagi-lagi mencari masalah. Keributan sungguhan terjadi akibat ulah wanita yang tidak diharapkan kehadirannya.

"Akhirnya kamu keluar juga."

Miley memandang Gendis dengan datar lalu bersuara, "Apa yang ibu lakukan di sini?"

"Ibu sedang bersenang-senang dengan cara ibu sendiri."

Tawa hambar terdengar. "Keributan ini yang ibu maksud dengan bersenang-senang?"

Gendis melipat tangannya sambil menganggukkan kepala. Bola matanya mengedar memperhatikan kekacauan yang terjadi.

"Menghentikan impian kamu sudah menjadi kesenangan terbesar yang ibu punya," jawab Gendis membuat Leta menganga lebar kala mendengar ucapan seperti itu.

Perlakuan ibu Miley terlalu kasar untuk anaknya sendiri.

"Ibu berharap apa dari aku?"

"Benar-benar berhenti buat bermimpi?"

"Lalu ikut perintah ibu layaknya robot?"

"Saya ibu kamu! Saya berhak menentukan dan memerintah kamu!"

"TAPI ENGGAK BUAT MASA DEPAN AKU!" sentak Miley. Begitu mudahnya Gendis menghancurkan jalan yang Miley bangun dengan kerja keras. Lantas dengan tidak bersalahnya dia menggunakan identitas sebagai ibu untuk menentukan nasib Miley. Lelucon macam apa yang sedang berlangsung saat ini.

"Aku berhak memilih, Bu!"

"Kamu berbicara masa depan sama ibu?" tanya Gendis sambil tertawa kecil.

"Punya apa kamu sekarang sampai berani bahas masa depan ke ibu?"

"Apa kamu udah sukses hanya dengan bernyanyi?!"

"ENGGAK MILEY!" Gendis berusaha menyadarkan anaknya yang sudah salah jalan. Tidak seharusnya Miley menghabiskan waktu dengan bernyanyi. Sudah berulang kali Gendis ingatkan bahwa Miley tidak boleh menjadi sosoknya yang dahulu.

She's a Fangirl || Proses PenerbitanWhere stories live. Discover now