PROLOG

72 26 0
                                    

Hai, Kawan! Gimana kabarnya nih? Moga sehat terus ya intinya, selamat membaca!

"Berjuta usaha kulakukan, berjuta hari kurelakan untuk tersakiti. Tanpa kalian menyadari sekalipun, rasa sakit karena disakiti orang lain dan bukan keluarga lebih baik daripada disakiti oleh keluarga sendiri yang pasti hati ini akan senantiasa menyayangi mereka meski harus terluka. Mungkin semua itu bisa jadi takkan pernah teranggap sama sekali dan hanya menutupi jiwa yang dendam ini dengan begitu kuat."

~Primrose Alefya


°°°°°°°≈<>≈°°°°°°°

"Aku suka padamu, sangat menyukaimu, sejak aku bertemu denganmu aku mulai merasakan perasaan ini hingga setiap hari bertumbuh besar dan kau begitu sempurna bagiku. Apapun jawabanmu, aku akan menerimanya. Bisakah aku menjadi pacarmu?" terang seorang gadis yang kerap disapa Primrose itu pada cowok yang diam-diam dia sukai sejak lama hingga kini dia memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya.

Cowok yang disukai Primrose saat pertama kali masuk SMA Lencana Gemintang tersebut bernama Gerlan Arliano, cowok yang terkenal paling pintar di kelas Primrose. Pada saat masa MPLS di sekolah yang baru untuknya, dia sudah kagum akan Gerlan yang selalu mendapat nilai memukau.

Sebaliknya untuk Primrose, meskipun sudah berupaya begitu keras sejak Sekolah Dasar dan segala cara telah ditempuh pun, Primrose tetap mendapatkan nilai yang sama, selalu saja jelek. Namun satu hal yang harus diketahui bahwa dia suka pada Gerlan bukan untuk mengambil kecerdasannya, bahkan niatan tersebut tak pernah ada di benaknya sama sekali. Berawal dari kagum akan kebaikan hatinya terhadap setiap orang salah satunya yakni dirinya sendiri. Membuat dia merasakan cinta di masa abu-abu pertama kalinya.

Cowok itu pun terkejut bukan main, sebenarnya dia merasakan jantungnya berdegup begitu kencang dan rasa berbunga gembira terasa nyata. Bahkan dia tak mengerti, rasa apa yang timbul barusan padanya yang serupa dengan setetes embun penyejuk hati. Tetapi mau tak mau dia harus menolak Primrose dengan sangat terpaksa, hatinya hancur seketika.

“Ah-iya, tapi maafkan aku. Aku tidak bisa menjadikanmu pacarku, aku tidak bisa menerimamu. Aku sekarang permisi dulu, aku tak mau telat masuk kelas.” Seketika saat mendengarnya, hati Primrose hancur berlebur-lebur.

“Ap-apa? Ta-tapi, MENGAPAAA?" teriak Primrose dengan mata berkaca-kaca, kemudian memilih pergi pulang ke rumahnya saat itu juga dan berniat membolos sekolah untuk kali ini saja yang pastinya dia akan terkena amukan serta hinaan ibunda dan papanya lagi karenanya, tapi dia siap merasakannya sebab kini rasa patah hatinya lebih sakit daripada disakiti maupun dikekang seperti biasanya.

Gerlan sebetulnya memiliki alasan mengapa dia menolak perasaan Primrose padanya. Dia langsung melesat ke kelasnya tanpa menoleh sedikitpun ke belakang untuk melihat Primrose. Dia berusaha keras untuk melupakan kejadian yang barusan terjadi dan menganggapnya tak pernah terjadi.

Gadis yang paling cantik di SMA Lencana Gemintang namun bodoh dalam hal pelajaran, selalu mendapat nilai jelek sekitaran 50 sampai 75-an. Jikalau mendapatkan nilai 80-an, pastinya akan kegirangan tak henti dan menganggapnya sebagai anugerah Tuhan untuknya. Primrose kerap dijadikan bahan perbincangan para murid SMAnya karena hal itu dan hingga orang tuanya mulai tak menyayangi sejak lama bahkan sebelum dia masuk Sekolah Dasar. Karena orang tuanya malu memiliki anak perempuan yang dianggapnya bodoh dan tak berguna.

Primrose pun menyadari mulai sekarang, mungkin dia memang ditakdirkan untuk tidak pernah mendapat kasih sayang dari siapapun. Dia bertekad akan mulai melupakan apa itu cinta dan kasih sayang yang pada faktanya jarang dia rasakan. Dia sadar diri dan sejak itu dia mulai berubah menjadi gadis cantik, dingin dan mudah marah namun terkadang dapat mengontrolnya tergantung batasannya. Primrose pun juga akan terus berusaha membuat nilainya naik sejak saat ini.

Aiden & Primrose [On Hold]Where stories live. Discover now