deuxième chance

34 6 1
                                    

DEG

Mematung, dengan tatapan tak percaya

berharap ini adalah mimpi melihat dua orang berlawan jenis dalam keadaan rambut yang sangat berantakan dan coba lihat bajunya astaga bajunya sudah tidak terkancing lagi. Kepalaku mulai pening menatap tak percaya yang ku lihat saat ini.

Apa ini!!! Tidak mungkin!!! Tae...Taehyungku...

"Tae-taehyung.....kkau..."

Taehyungku calon suamiku, tidak tidak mungkin dia berselingkuh tapi apaa ini. pernikahan akan dilaksanakan sebulan lagi tapi dia bermain api, sungguh aku tak paham dengan dirinya saat ini. ini gila taehyungku yang selalu ku anggap benar dan selalu membuatku bahagia dia menghancurkan semuannya dalam sekejap dan sialnya dia berselingkuh dengan temanku sendiri umpatan apa yang tepat saat ini! katakan!!

"Sa-sayang kkau disini?"

"k-kau...."

aku tak sanggup berbicara tubuh bergetar, napasku tercekat bahkan aku tak ingin menangis tapi sialnya air mata ini keluar dengan sendirinya.

aku berbalik dan berlari keluar, aku ingin sendiri aku tak ingin bertemu dengannya, aku ingin pergi jauh. jujur aku tak bisa menerima semua ini bahkan aku tak pernah sekalipun berpikir dia akan mengkhianatiku.

"LIS TUNGGU!!!"

"YAH LALISA TUNGGU AKU BISA JELASKAN"

Tidak tidak ada yang bisa dijelaskan ini semua sudah jelas masa bodo dengan teriakannya aku berlari keluar dan menuju mobil. namun sayangnya saat aku membuka pintu mobil bajingan itu menarikku sekuat tenaga hingga aku menubruk dada bidangnya lalu ia mendekap tubuhku.

Tentu saja aku berontak, aku terus berontak hingga aku lelah dan menangis di dekapannya.

"K-kita....akhiri saja" ucapku dengan nada bergetar

"Ttidak-tidak sampai kapan pun kau tetap milikku, sayang dengarkan aku dulu jangan mengakhiri sepihak"

taehyung mencium pucuk kepalaku lalu berahli dengan kedua tangannya menagkup pipiku. mata kami bertemu, tatapan ini yang aku benci tatapan yang selalu membuatku jatuh hati pada seorang kim taehyung.

"Dengarkan aku sayang, jangan tinggalkan aku. Dan untuk Soejin aku hany....."

"Sudahlah semua sudah jelas tae, aku tak peduli kau mencintaiku ataupun tidak. kau mengkhianatiku kau bermain dengan wanita lain. kau bahkan tak pernah merasakan bagaimana rasanya diriku.....

sakit tae..."

"tidak lis a-aku hanya ingin menjagamu, a-aku tidak ingin merusakmu"

"k-kita ber...berakhir...."

Aku pikir dengan kata berakhir taehyung akan melepaskanku tapi ini gila si bajingan itu mengangkat tubuhku dengan paksa ala bridal style menuju mobilnya.

Tentu saja saat ini yang bisa kulakukan hanya berontak dengan memukul punggungnya lengkap dengan tangisan dan cacia untuknya.

"BAJINGAN... KAU KIM TAEHYUNG"

"BRENGSEK TURUNKAN AKU"

"SIALAN AKU BENCI AROMA INI, TUBUHMU BAU JALANG"

"YAKKK KIM FUCKING TAEHYUNG"

"TURUNKAN AKU BRENGSEK!!!"

Taehyung mengabaikanku dan memaksaku masuk mobil, aku sudah mencoba keluar namun aku gagal lagi-lagi dia dapat memprediksi gerakanku.

"Diam disini atau ku perkosa"

sial lagi-lagi mulutku tak sanggup berbicara. aku bukan tipe orang yang penakut tapi beda lagi aku dihadapan taehyung. aku selalu kalah dengan apa yang ia lakukan, ada beribu-ribu cara dia membuatku bungkam dan menjadi penurut seperti saat ini.

"i hate you"

"i love you too"

tiba-tiba saja pria itu menatapku dan mencium bibirku, sebelum bibirku bertemu aku menghindari dengan menoleh kesamping.

bisa dilihat auranya sekarang tampak kelam.

Detik itu juga dia menciumku secara paksa, aku membrontak dan memukulku dadanya tapi sayangnya tenagaku tidak cukup kuat untuk melepaskannya sekarang aku hanya bisa pasrah.

sial rasanya nikmat lama-lama aku terbawa suasana dan mengikuti permainannya. setelah ia bosan dengan bibirku dia berahli ke leherku.gila ini tidak benar, tapi kenapa aku hanya diam sial tubuhku tak mau diajak kompromi.

Lidah taehyung bermain begitu hebat mengecup, menjilat, menggigit

"akhhh tae-taehyungggh"

Shitt kalimat laknat keluar dari mulutku. tidak tidak ini membuat taehyung semakin gencar menyesapi leherku.

taehyung memindahkanku kedalam pangkuannya dan ini gila membuat dia semakin menjadi-jadi.

Drrt drrt...

entah mengapa ada sedikit kekecewaan, mungkin ini akan berlanjut jika saja ponsel taehyung tak berbunyi.

"FUCK JIMIN"

Aku mencoba berpindah tempat ke tempat duduk samping namun sebelum melakukan tanganku dicekal olehnya

"Jangan mencoba-coba untuk berpindah posisi!" ucap taehyung penuh penekanan

aku tidak peduli, aku tetap mencoba memindahkan tubuhku namun sayangnya ia malah melingkarkan tangan satunya ke pinggangku untuk menahanku sedangkan tangan satunya lagi digunakan untuk mengangkat telponnya.

aku berontak dan berusaha pindah.

"Halo jim, nantiku hubungi lagi....

akhhh sial lis"

"YAK BANGSAT APA YANG KAU LAKUKAN" teriak park jimin

suara teriakan pemuda dengan tangan bantet itu memang tidak main-main hingga aku dapat mendengarkan teriakkannya padahal taehyung tidak mengaktifkan mode loudspeaker.

Tutt tutt...

taehyung mematikan telponnya dan berahli menatap tajam aku

"Sa-sayang kauhh.... jangan bergerak kau membangunkannya" ucap taehyung sambil melihat kearah bawah

Oh tidak aku merasakan sesuatu dibawah sana, aku terdiam aku bingung harus berbuat apa yang ku inginkan sekarang hanyalah pulang dan lari dari pria bangsat ini.

"sayang....
aku tidak ingin merusakmu sungguh, kau tau janjiku kepada mino"

"sebajing-bajingnya aku, aku berjanji aku akan menjaga lisa dan aku tidak akan melakukan apapun untuk merusaknya. aku janji akan menahan adik kecilku sampai aku sah dimata hukum dan agama"

"ta-tapi aku pria normal, terkadang aku butuh kebutuhan itu...

maaf aku menyakitimu sayang. aku janji setelah ini aku akan menahan adikku untuk jajan lagi.

tapi kumohon jangan tinggalkan aku lagi. aku tak sanggup jika kehilanganmu."

entah aku bodoh atau apa tapi bibir ini secara sepontan mengucapkannya

"Jauhi soejin, pecat soejin sebagai sekertarismu aku tak lagi mengenalnya sebagai teman. aku akan berhenti berkerja dan setelah itu aku melamar kerja sebagai sekertarismu"

"itu yang ku inginkan dari dulu sayang"

Cup

Cup

taehyung mengecup bibirku, kali ini hanya sebuah kecupan tidak lebih.

Terkadang cinta membuat kita berkali-kali menjadi bodoh. seberapa besar kesalahannya sesering apapun itu kadang otak dan hati saling bersaing untuk menentukkan siapa yang lebih unggul.

memberi kesempatan kedua bukan berarti mengulang cerita lama.



END

Histoire d'amourWhere stories live. Discover now