Chapter 6

1.7K 378 21
                                    

J

E

N

O

Jeno pasrah saja saat adiknya, Chenle menyeretnya menuju asrama lima belas, yakni asrama tempat anak-anak Hypnos tinggal. Di perjalanan, Chenle terus saja mengoceh tentang Jeno yang tak pernah beristirahat bahkan saat tidur sekalipun. Singkat kata, Jeno tak pernah mendapatkan tidur yang nyenyak.

Saat kau adalah seorang demigod, agak mustahil untuk mendapatkan tidur yang nyenyak tanpa dihinggapi sebuah visi. Dan dalam kasus Jeno, akhir-akhir ini tiap kali dia memejamkan mata, berbagai macam visi selalu muncul. Untuk itu Chenle membawanya menuju asrama Hypnos, setidaknya disana Jeno bisa mendapatkan tidur yang nyenyak walau hanya beberapa jam saja.

Keduanya berhenti tepat didepan pintu bercat putih gading dengan hiasan bunga Poppy di tengahnya. Jeno menghembuskan napas sejenak dan menoleh pada Chenle.

"Sungguh aku tidak butuh ini, lagipula tiga jam lagi makan malam."

Chenle tampaknya tak terusik dengan hal itu. Alih-alih mendengarkan Jeno, dia malah mengetuk pintu asrama Hypnos dan melenggang masuk karena dirinya tau tidak akan ada orang dari asrama ini yang mau repot-repot membukakan pintu ataupun menyapa tamu.

Penghuni asrama yang hanya berjumlah lima orang saja itu tampak masih bergelung nyaman di dalam selimut masing-masing. Aroma lembut lilin aromaterapi menguar di sepenjuru ruangan, tempat tidur kosong yang tampak nyaman seolah memanggil untuk diisi, suara tetesan air yang berasal dari pancuran disudut ruangan menambah kenyamanan ditempat ini.

Baru saja Chenle dan juga Jeno melangkah masuk, kelopak mata mereka terasa berat. Chenle sampai harus menampar kedua pipinya keras-keras agar tetap terjaga. Anak laki-laki itu melangkah menuju salah satu ranjang yang terisi oleh seseorang yang terlelap kelewat damai sampai-sampai orang biasa mungkin akan mengiranya mati.

"Han Han!" Panggil Chenle. Awalnya dia hanya menggoyang-goyangkan badan anak itu, tetapi karena tak kunjung mendapatkan respon dia mulai menepuk pipi anak yang dipanggilnya Han itu.

"Han Jisung!"

Han duduk tiba-tiba dengan mata yang masih setengah terpejam. "Apa? Apa!? Ada apa?" Ucapnya dengan suara parau.

"Bukan apa-apa, hanya minta tolong titip kakakku. Buat dia tidur senyenyak mungkin," ujar Chenle.

Han yang mendengarnya hanya mengangguk malas dengan tangan yang mengucek mata. Anak itu lalu turun dari tempat tidurnya dan melangkah gontai ke pojok ruangan. "Aku akan membuatkan susu," ujarnya.

Saat tau Han melangkah kearah yang salah, Chenle buru-buru mengejar anak itu dan mengarahkannya ke arah yang benar. "Kau mau memberi minum kakakku dengan air sungai lethe? Kau mau membuatnya amnesia apa?"

"Ya ya maaf, aku masih mengantuk."

Chenle menggerutu. "Kau memang selalu mengantuk."

Setelah memastikan Han membawakan susu yang benar dan bukannya air dari pancuran yang berasal dari sungai lethe, Chenle kembali menghampiri Jeno yang sudah duduk di salah satu ranjang dengan mata setengah terpejam.

"Jeno aku pergi dulu, istirahat yang cukup. Saat makan malam nanti akan kujemput," ucap Chenle.

Jeno mengangguk-angguk sementara itu Chenle yang mulai menguap segera saja melangkah keluar dari ruangan asrama Hypnos. Dia tidak bisa berada di sana lebih lama lagi, bisa-bisa dia ikut tertidur juga.

Soleil [NoRen]Where stories live. Discover now