Anda Siapa?

1.3K 127 4
                                    

Siapa sih yang gak suka sama motor Vespa?

Mungkin sebagian besar perempuan atau pun laki-laki di negara ber-flower ini sangat menyukai motor Vespa.

Dan selayaknya perempuan pada umumnya, Vivi pun sangat menyukai motor menggemaskan yang satu itu. Ia bahkan sampai membeli satu buah motor Vespa jenis Primavera S 150.

Entah manusia langka itu mendapatkan motor tersebut dari mana, dengan bandrolan yang diberikan sekitar 46 sampai 47 juta rupiah.

Sebenarnya, Vivi sangat menyukai Vespa 946 Red, namun sepertinya sangat sulit untuk mendapatkannya. Terlebih lagi harga yang diberikan hampir mencapai 200 juta rupiah.

Coba, duit dari mana dia?

Buat makan sama minum aja kadang masih minta sama Chika.

Canda Chika. Hehehe.

Dan saat ini, Vespa miliknya sudah masuk rumah sakit alias bengkel. Vivi yang sejak awal selalu membawa Vespanya ketika Ia ingin berkumpul bersama teman-temannya pun sekarang malah naik ojek online.

"Ini, makasih ya bang," Vivi memberikan beberapa lembar uang lima ribuan dan juga satu lembar uang sepuluh ribuan. Setelah itu Ia berjalan masuk ke basecamp tempat dimana Ia dan teman-temannya berkumpul.

Yang pasti, basecamp ini sangat tertutup. Seperti basecamp penyelundupan-penyelundupan barang ilegal. Bahkan Chika pun tidak mengetahuinya.

"Guys!"

Vivi duduk disalah satu kursi yang terletak di sudut ruangan. Beberapa orang yang tengah mengobrol seketika menoleh ke arah gadis itu.

"Lah, segini doang? Yang laen kemane?" Tanya Vivi.

"Maaf, lu siapa?" Tanya gadis kecil berwajah lugu.

Vivi membulatkan mulutnya tak percaya melihat teman-temannya tidak mengenalinya.

"Ngadi ngadi lu, Flo. Ini gue!!"

"Sorry, bro, basecamp kita cuma buat orang yang punya Vespa aja. Yang gak berkepentingan silahkan keluar," Kini Olla yang duduk disamping Flora ikut membuka suaranya.

"Istighfar deh lo!"

Flora dan Olla menggelengkan kepalanya seolah Vivi baru saja mengatakan hal yang sangat salah. Sedetik kemudian, Olla beranjak bangun lalu tersenyum.

"TARIK DIA WOY!!" Teriak Olla memberi aba-aba.

"APAAN NIH? WOY!!!" Vivi memberontak saat Dey dan juga Ara sudah menarik tubuhnya ke sofa.

"ASTAGFIRULLAH, JANGAN APA APAIN GUE WOY!" Teriak Vivi saat kedua tangannya di lakban oleh teman-temannya.

"Lo kalo begini aja inget Tuhan, emang bener bener lo ye," Olla menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

"Kak Vivi tau gak sih alasan kita ngiket kak Vivi pake lakban?" Tanya Flora yang baru saja menyelesaikan tugas sekolahnya.

"Ya kalo gue tau, gue gak bakalan nanya kalian weh!"

"Heh kak, udah sedeket ape lo sama kak Chika?" Tanya Dey tiba tiba membuat Vivi terdiam, lalu sedetik kemudian gadis itu tertawa dengan puasnya.

"Demi apa kalian ngiket gue gara-gara ini? Sumpah, ngakak banget sih hahaha."

Ara kemudian duduk di samping Vivi yang masih tertawa dengan puasnya. Diikuti oleh Dey dan juga Olla yang duduk dihadapan Vivi. Flora sendiri hanya berdiri menatap gadis di depannya penuh tanya.

"Denger denger Chika punya temen," Ara pun mulai membuka suaranya.

"Yaiyalah, emang kak Vivi introvert,"

Yaelah, Vikuy! [END]Where stories live. Discover now