Chapter 2: Misi Baru

53 7 2
                                    

"Nee.. Techi.. Kamu serius mau pergi nonton hari ini?" Ini adalah kali kelima Jun menanyakan pertanyaan ini. Sudah 15 menit dia berdiri di ambang pintu kamar adik bungsunya, menanyakan pertanyaan yang sama.

Techi hanya bisa menghela napas panjang sebelum kembali mengoleskan lip tint ke bibirnya.

"Iya kak.. Aku sudah lama sekali menunggu film ini. Dan aku mau menontonnya di hari pertama pemutaran film ini di bioskop."

"Kalau begitu, pergi denganku saja ya? Aku akan menemanimu nonton."

"Kakak bilang hari ini ada latihan kan? Aku tidak mau mengganggu persiapan pertandingan kakak."

Dan dia berkata jujur. Techi paham betul seberapa penting pertandingan nanti bagi kakaknya. Bisa bertanding di skala nasional adalah impiannya sejak dulu. Dan dia tidak ingin Jun mengorbankan waktu latihan berharganya hanya untuk sekadar menemaninya nonton.

"Lagipula, aku sudah mengajak Mizuki," lanjut Techi sambil berbalik menghadap kakak keduanya. "Bagaimana penampilanku?"

Jun menatap adiknya dari atas ke bawah. Hari ini dia memakai blus lengan panjang berwarna putih dengan aksen hitam dari dada hingga ke bawah serta hiasan renda di bagian bahu. Sedangkan untuk bawahannya, dia memilih memakai celana panjang berwarna cream dengan motif kotak-kotak dan sepatu boots berwarna hitam. Rambut hitam pendek yang dibuat sedikit bergelombang menambahkan kesan imut tersendiri. Dilihat dari segi manapun, bagi Jun penampilan adiknya ini sangatlah..

"..cantik" katanya tanpa sadar.

Techi hanya tersenyum saat mendengar komentar singkat dari kakak tersayangnya itu.

============================

Sementara itu di ruang tamu, Masaki duduk di sofa.. berhadapan dengan seseorang yang akan 'membawa pergi' adik bungsunya hari ini. Tidak ada percakapan apapun di antara mereka selama 10 menit sejak kedatangan Mizuki. Masaki hanya menatap pemuda di hadapannya dengan tatapan penuh curiga. Sedangkan Mizuki hanya mampu memandang sekeliling (apapun kecuali tatapan penuh ancaman itu) dengan perasaan tak nyaman.

"Jadi.." Masaki memulai, "film apa yang ingin kalian tonton?"

'Bahkan dari nada bicaranya pun menyiratkan ketidaksukaan terhadapku' pikir Mizuki.

"Judulnya The Fable 2," jawabnya.

"Horror?"

"Ah, bukan. Action."

Masaki mengangguk. Dia tau adiknya paling tidak bisa menonton film horror, dengan banyaknya jumpscare dan suara yang teramat keras. Dia hanya tidak ingin orang ini mencari kesempatan di saat Techi refleks memeluk orang di sampingnya saat dia ketakutan.

'Dia akan benar-benar berhadapan denganku jika itu sampai terjadi' kata Masaki dalam hati.

"Adikku bilang kalian satu SMA, apa sekarang kalian satu kampus juga?" tanya Masaki lebih lanjut. Dia harus mendapatkan informasi tentang laki-laki ini sebanyak mungkin.

"Tidak. Aku sekarang kuliah di Universitas XX di daerah Ibaraki"

Kali ini, Masaki benar-benar terkejut. 'Itu kan.. jauh dari sini'

Tempat Techi kuliah saat ini tidak berada jauh dari rumah —lebih tepatnya, mereka sengaja pindah rumah ke dekat kampusnya karena khawatir jika si bungsu harus menyewa apartemen dan tinggal sendirian— di daerah Tokyo. Jika orang ini tinggal di Ibaraki berarti.. dia harus menempuh perjalanan sekitar 2 jam hanya untuk menonton film bareng.

'Gawat..' pikirnya, 'sepertinya dia benar-benar tertarik pada adikku'

============================

Keep Her In SightWhere stories live. Discover now