23||Berhenti berharap

6 5 0
                                    

Aku harap hati ini segera pulih, dari rasa sakit yang menghantam ribuan kali.

Terdengar bising sekali, bar malam ini sangatlah ramai dikarenakan malam minggu. Banyak muda mudi yang asik dengan dunia mereka sendiri, sedangkan lelaki ini hanya diam tanpa suara. Dia Aresap, siapa lagi jika bukan lelaki ini yang sedang mengalami frustasi sekali. Tidak ada jalan lain, Asep pergi ke tempat yang sebenarnya tidak ingin sekali dia datangi sampai kapanpun. Asep tidak minum ataupun bersama wanita-wanita liar disana. Asep hanya perlu ketenangan dan menangis tanpa ada yang tahu.

"Saya bingung mau apa?" gumam Asep sambil mengacak rambut nya yang sudah panjang itu.

Asep sebenarnya bingung dengan hatinya sendiri, mencintai dua orang sekaligus itu tidak mudah. Dilain sisi saat bersama Azize Asep bisa mendapatkan apa saja, kebahagiaan, semuanya yang Asep tidak bisa dapat dari orang lain, sedangkan bersama Aisyah gadis asal Indonesia itu. Asep merasa dunia ini sangat bahagia sekali, Asep dapat tertawa lepas, bisa berbagi cerita hingga Asep lupa pahitnya dunia ini.

Seharusnya saya tidak pernah mencintai Aisyah, rasanya sesakit ini. Batin Asep kesal.

"Saya harus apa? Berhenti mencintai nya? Atau pergi meninggalkan Azize?"

Asep tidak punya pilihan, sebelum Azize meninggalkan dia Asep harus lebih dulu meninggalkan hal yang tidak disukai kekasihnya itu. Asep harusnya sadar, Azize sangat berarti untuk nya lebih dari apapun itu. "Saya harusnya sadar, siapa yang membuat saya seperti ini? Bahkan orang lain tidak akan mau cuma-cuma membantu saya." gumam Asep lagi.

Asep beranjak dari tempat duduknya, mencoba keluar dari sana untuk mendapatkan ketenangan lain. Saat keluar ponsel dengan lambang apple itu berdering.

"Halo," ujar Asep yang baru sampai keluar, tanpa melihat siapa yang menelepon nya malam-malam begini.

Tidak terdengar suara dari seberang sana, "halo," ujar Asep kembali saat masih tidak memperhatikan siapa yang menelepon nya.

"Aresap.... " gumam seseorang dari balik telepon ini.

Asep terkejut, ini suara Aisyah dia yakin itu untuk memastikan nya Asep menatap layar nya yang kemudian menampilkan nama Aisyah. "Hai ada apa?" tanya Asep sesantai mungkin walaupun perasaan nya sedang benar-benar kacau.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Aisyah pelan.

"Tentu saja, apa yang kau harapkan dariku?" gurau Asep.

"Eum... tidak apa kau sedang berada dirumah?"

Asep harus menjawab apa, jika dia berbohong itu tidak akan baik. Tapi, jika dia jujur Aisyah akan marah kepadanya, "aku dirumah," ungkap Asep yang terpaksa berbohong.

"Kau berbohong.... " Aisyah menekan setiap katanya, yang benar-benar seperti dia mengetahui keberadaan Asep sekarang.

"Tidak... aku benar dirumah,"

"Sekarang aku didepan apartemen mu, lalu kenapa tidak membukanya sedari tadi." tanya Aisyah tak suka.

Asep harus berkata apa lagi dia sudah ketahuan bohong tidak mungkin dia akan berbohong lagi, "aku akan menemui mu di cafe didepan apartemen ku. Pergilah kesana aku akan segera kesana." ungkap Asep yang kemudian langsung mematikan telepon nya karena takut untuk ditanyai lagi.

I am coming Istanbul [COMPLETED]Where stories live. Discover now