Sebuah surat untuk kamu.

10 1 2
                                    


Pikiranku masih saja kalut hingga pada pukul 04.06 dini hari, saat aku menuliskan kalimat ini. Bentangan jarak yang sebentar lagi memisahkan raga kita tampak begitu jelas di mataku. Jujur, aku memang tidak rela untuk hanya sekadar berjauhan denganmu secara fisik. Memikirkannya saja sudah membuatku galau setengah mati, lalu bagaimana jika seandainya Tuhan menginginkan kita berpisah tak lagi hanya sekadar raga? Ah aku bersyukur dalam ajaran yang ku yakini berandai-andai itu dilarang. Biarkan saja semua mengalir seperti apa yang kita yakini bukan? Jangan takutkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi, kita harus yakin dengan perasaan yang tengah menggebu di dalam hati ini kan?

Aku boleh meminta suatu hal? Tolong jangan berubah apapun yang terjadi, tetaplah menjadi kamu yang aku cinta dan sayang seperti sekarang. Jangan jenuh menghadapi aku yang sering membuatmu kesal dan kecewa.

Maaf karena sering membuatmu kecewa, maaf karena aku dengan begitu bodohnya sering mengulang kesalahan yang sama. Satu hal yang kurasakan saat aku menyadari bahwa kamu kecewa terhadap sikap itu adalah aku takut kamu lelah dan memilih untuk pergi.

Heii. Aku ingin sekali membisikkan kalimat ini di telingamu, aku mencintaimu sepenuh hatiku. Tidak ada yang lain, cukup kamu selamanya. Tolong untuk tetap bertahan disisiku sampai kapanpun. Karena dari awal hubungan ini ada, segala impianku sudah berbelok ke arahmu. Kamu bisa bayangkan jika kamu memilih pergi? Aku harus membangun lagi puing-puing impian hidupku yang telah kamu runtuhkan. Kamu itu ibarat pondasi dan aku sebagai atapnya, jika kamu memilih atap yang lain dan memilih menetap disana, bisa bayangkan bagaimana bentukku??

Memikirkan kamu akan meninggalkan aku? Ah aku tidak sanggup. Memilih untuk memikirkannya setiap hari sama saja seperti bunuh diri. Jika kamu memang ternyata sedang bersiap untuk pergi, ayo kamu bisa mengatakannya sekarang. Agar aku bisa segera menata hati, pikiran dan segala impian-impianku. Sebelum semuanya terlambat. Sebelum akhirnya aku lebih mengakhiri impian dan hidupku kelak.

Sampai sini paham betapa pentingnya kamu dihidupku? Jadi tolong jangan ragukan lagi kesetiaanku. Meski kini jarak tengah terbentang diantara kita. Semoga kita kuat. Sampai kamu menjemputku untuk akad. Aamiin.

Вы достигли последнюю опубликованную часть.

⏰ Недавно обновлено: Nov 05, 2021 ⏰

Добавте эту историю в библиотеку и получите уведомление, когда следующия часть будет доступна!

Mengintip RinduМесто, где живут истории. Откройте их для себя