𝑵𝒆𝒘 𝑭𝒓𝒊𝒆𝒏𝒅 - 1

1.2K 138 20
                                    

Jangan lupa vote & komennya ya!
. . .

"Hanya delapan puluh lima?"

"I-iya A-a...yah"

"Kau benar-benar bodoh Beomgyu!"

Ctas!

Satu pukulan berhasil mendarat dengan sadis di kaki pemuda yang di sebut Beomgyu.

Beomgyu menahan rasa sakit yang menjalar, air matanya susah payah ia bendung. Beomgyu sudah sering merasakannya, tapi tetap saja itu sakit

Ctas!

Sekali lagi pukulan itu mendarat di punggungnya, sakit sekali. Namun ia tahan. Bahkan luka minggu lalu belum sepenuhnya sembuh, sudah di tambah yang baru, perih sekali.

"Kau benar-benar bodoh, tak bisa di banggakan Choi Beomgyu!"

Beomgyu tak mampu menjawab apapun, hanya air mata kesakitan yang mengalir deras di pipi putihnya.

"Dasar anak lemah! Bodoh! Masuk ke kamar mu! Aku tak mau lagi melihat nilai seperti itu lagi. Dengar!"

Bola kertas ulangan Beomgyu dilempar tepat di wajahnya, dengan cepat Beomgyu mengambilnya, dan berjalan cepat masuk ke kamarnya.

Ia tak mampu menahan air matanya lagi, runtuh sudah pertahanannya. Sungguh ia sudah berusaha mati matian untuk mendapat nilai itu. Kenapa tak ada yang mau memujinya sedikit saja.

Dalam keadaan menangis, Beomgyu membilas tubuhnya, membiarkan air membersihkan luka yang tercetak di kulitnya. Perih sekali, tapi apa boleh buat, ia tak bisa melawan.

Selesai membersihkan tubuhnya, Beomgyu segera duduk di kursi mulai membuka bukunya, mencoba menghapalkan semua materi yang telah ia catat dan pelajari.

Jam sudah menunjukkan tengah malam, tapi tak ada tanda-tanda Beomgyu akan berhenti dari kesibukannya.

Ia ingin membuktikan pada sang ayah jika ia bisa mengatasi ini. Tapi sudah bertahun-tahun ia mencoba, semuanya sia-sia. Tak ada satupun yang berhasil.

Dengan mata yang sudah tertutup setengah, Beomgyu meletakkan kepalanya di atas meja, memejamkan matanya menuju alam mimpi.

.
.
.

"Jam berapa ini?"

Mata Beomgyu membola, dengan cepat ia menyambar handuknya mandi dan bersiap-siap. Memakai seragam dan tasnya.

Sarapan? Ah nanti saja, tak penting. Beomgyu dengan cepat berlari keluar mengejar bus terakhir.

Sebenarnya ia bisa meminta supir untuk mengantarnya, tapi ia takut jika supir itu akan dipaksa membuka mulut dan menceritakan hal itu pada ayahnya akibatnya ia akan terkena amukannya lagi. Ia tak ingin itu terjadi.

Ia datang tepat waktu, dengan cepat ia duduk di kursinya. Duduk sendiri, sungguh menyedihkan, tak punya teman yang bisa diajak mengobrol. Tapi tak apa, ia sudah biasa sendirian.

"Anak-anak sebelum ibu mulai ujiannya, perkenalkan teman baru kalian. Ayo masuk"

"Halo semuanya, aku Shin Ryujin. Semoga kita bisa berteman"

Gadis itu tersenyum manis, lebih manis dari gula. Tapi Beomgyu tak tertarik, ia hanya ingin mendapatkan nilai bagus di ujian pagi ini. Ia pasti bisa.

"Nah Ryujin duduk di samping Beomgyu. Beomgyu angkat tangan mu"

Dengan malas Beomgyu mengangkat tangannya. Ck, ayo cepat mulai! Batin Beomgyu kesal.

"Anak-anak keluarkan selembar kertas dan alat tulis kalian. Ryujin kau tak apa mengikuti ujian ini bukan?"

My Life || Beomgyu ✓Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum