NANA [4]

5.6K 827 36
                                    



(灬º‿º灬)♡  (灬º‿º灬)♡


Renjun berhenti berjalan setelah membuka gerbang rumahnya ketika melihat sebuah mobil yang ia yakin bukan milik Jeno terparkir apik dihalaman rumah. Mobil itu terlihat asing.

Bukan mobil paman Mark, pikir Renjun.

Kembali untuk melanjutkan langkah memasuki rumah dan cukup terkejut dengan siapa yang saat ini ia lihat.

"Nana?"

"Halo princess"

"NANA!!"

Renjun berlari dan memeluk pemuda seusia ayah nya itu, tas nya ia lempar begitu saja pada sofa dan berjinjit untuk memeluk bahu Jaemin. Sudah sangat lama dan Renjun rindu.

"Jadi?" Renjun cepat-cepat melepas pelukannya dan menatap tajam pemuda dihadapannya. "Kenapa Nana pulang?" Tangannya terlipat di depan dada.

"Memangnya tidak boleh?"

"Bukannya betah disana? Ngga ada ngabarin Injun, Nana juga ngga bales pesan Injun"

Semenjak Jaemin pergi ke LA, dan mengurus 'sesuatu' yang Renjun tidak tau. Jaemin sama sekali tidak menghubunginya, bahkan pernah sekali Renjun merayu Jeno agar mau membantunya hanya untuk bisa menyapa kembali Jaemin. Namun nihil dan Jeno menolaknya.

Menyebalkan memang.

Di tambah Jaemin yang tidak sama sekali memberinya kabar, padahal sudah berjanji akan sering menelfon atau bertukar pesan.

"Maafin Nana"

"Maaf di tolak"

"Mata Injun kenapa?"

"Jangan nanya"

Datanglah Jeno yang menuruni anak tangga mendekati mereka yang berada di ruang tamu. Jeno tidak menyiapkan apapun karena Jaemin bilang akan langsung pulang setelah ini.

"Nana niatnya mau ajak Injun jalan-jalan, tapi Injun nya sibuk marah-marah"

"Injun kesel"

"Nana kan sudah minta maaf"

Renjun mengambil kembali tas yang tadi sempat ia lempar, membawanya menaiki anak tangga menuju kamar. Jaemin berubah, sepertinya.

Dari segi penampilan yang dulunya sangat sederhana, dan style yang lebih pada seorang remaja. Kini ia berpakaian formal seperti orang dewasa pada umumnya. Seperti Jeno, maksudnya tidak juga. Jeno hanya memakai pakaian itu ketika bekerja.

"Njun"

"Nana mau ajak Injun kemana?"

Jaemin tersenyum, itu artinya Renjun mau menerima ajakan jalan-jalan nya. "Injun maunya kemana?"

Renjun berbalik menghadap laki-laki itu, seolah berpikir. Berguman seraya melepas dasinya. Kemudian kembali tersenyum.

"Injun mandi dulu"


.
.


Bukan masalah uang

Bukan juga lelah menuruti kemanapun Renjun inginkan

Jaemin takut,

Renjun memintanya mengunjungi setiap kedai Ice cream yang Renjun inginkan. Mengingat Jaemin sudah berjanji akan menuruti semua kemauan Renjun, bocah SMP itu memiliki ide brilian untuk memanfaatkannya.

Jujur saja, Renjun memang selalu ingin mencoba setiap menu Ice cream di seluruh kedai di daerah ini, dan selalu gagal mendapatkannya karena larangan Jeno tentu saja.

Ice cream adalah kesukaan Renjun nomor satu, dimana sialnya Jeno selalu melarangnya memakan Ice cream terlalu banyak. Begitu juga yang dialami Na Jaemin sekarang, bukan hanya takut Renjun akan sakit karena makan terlalu banyak Ice cream. Tapi juga ia bisa dibunuh pemuda Lee itu.

"Njun dari tadi eskrim terus, nanti sakit gimana?"

"Injun tidak akan sakit. Ngomong-ngomong, ini enak.. Nana mau nyoba?" tawar Renjun.

Jaemin mengangguk. "Suapin" pinta nya.

Dengan senang hati, anak Jeno itupun menyuapkan satu sendok Ice cream matcha pada Jaemin. Kemudian menunggu respon.

"Gimana?"

Jaemin mengangguk lagi. "Manis"

"Manis, Injun suka"

"Bukan. Injun yang manis"

Renjun tidak merespon dan hanya tersenyum, kembali menyantap Ice cream nya. Nana tetap saja Nana, Renjun sudah terbiasa dengan itu.

"Setelah ini sudah tidak ada eskrim. Injun sudah ke empat kedai eskrim, sudah makan enam macam eskrim. Setelah ini pulang karena kalau Injun pulang telat, Nana yang bakal diomelin Jeno. Jadi daripada Nana tidak dibolehin lagi ketemu Injun, lebih baik selesai ini langsung pulang" ujarnya panjang.

Sementara Renjun tertawa, Jaemin tidak sedang nge-rap kan?

Dengan penampilan Jaemin yang masih memakai suit ini, membuat mereka terlihat seperti ayah dan anak. Jeno saja jika mengajak Renjun jalan-jalan, ia harus memastikan jika ia memakai baju santai karena ia tidak ingin terlihat tua dimata orang lain yang memperhatikan.

Maafkan Jeno, tapi memang harus seperti itu.

Kembali pada Jaemin.

"Injun dengar? Kenapa tertawa?"

Renjun menggeleng, detik berikutnya ia memasang wajah memelas. "Tapi Injun ingin nambah, buat makan di mobil" dengan melengkungkan bibirnya kebawah.

Jaemin menghela nafas, tidak bisa menolak lagi.

"Baiklah"





Next Later


Halo 👋

Cuma mau bilang, jangan sampe ada shipper sebelah yang ngedrag Renjun atau ga anggap Renjun atau segala mecem, kita sampe benci sama Na Jaemin.

Inget ya

Pokoknya jangan sampe ada yang kaya gitu

JANGAN SAMPE

NoRen stand adem ayem titik. SAYANG NA JAEMIN JUGA POKOKNYA

Baby RenjunnieWhere stories live. Discover now