1. Home

9.8K 890 37
                                    

Note : Cerita ini terinspirasi dari film 'surat kecil untuk tuhan'

Maaf kalo banyak typo :)








Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Niki menghela nafas. Lagi-lagi dia harus mendengar kedua orang tuanya bertengkar. Padahal yang dia ingin adalah sambutan hangat untuk menghilangkan rasa lelahnya.

Pada akhirnya niki memilih naik ke lantai dua dengan langkah berdentum. Lihatlah, bahkan orang tuanya tak menyadari anaknya pulang.

BLAM

Dia sengaja membanting pintu kamarnya dengan keras. Persetan jika nanti mamanya akan mengomel.

Beberapa menit kemudian...

Tok tok tok

"Niki, mama masuk ya"

"Ya"

Niki tetap memfokuskan pandangan ke ponselnya. Sama sekali tak menghiraukan kehadiran mamanya.

"Ganti baju dulu gih, abis itu turun makan"

"Hmm"

"Nik.."

Niki berdecak kesal "iya"

Mama eunbi hanya tersenyum tipis.




🥀🥀🥀




Dalam hati niki tertawa sarkas. Lihatlah kedua orang tuanya sedang berakting di depannya seolah tak terjadi apapun.

"Sekolahnya gimana nik?" Tanya papa hoseok.

"Kayak biasa" jawab niki acuh.

"Kamu nggak mau les dance?"

"Nggak perlu, cukup eskul disekolah aja"

Hoseok menghela nafas "kenapa si nik?"

Seketika niki tak berselera makan "Papa masih tanya kenapa?"

Eunbi menatap hoseok tajam seakan bilang 'kenapa kamu bahas hal itu'.

"Aku selesai" ucap niki lalu beranjak dari kursinya.

Eunbi menggeram marah "lagi-lagi kamu bikin moodnya buruk!!"

"Kamu nyalahin aku lagi!! Sadar kamu juga salah!!"

"Ya ya terserahmu saja! Jangan pernah membahas masalah seperti itu didepan niki" ucap eunbi dan berlalu pergi.

Hoseok mengacak rambutnya "hhh nggak sadar dia juga bikin anak down"





🥀🥀🥀





Jika kalian tanya apakah niki ingin menangis. Hey, tentu saja iya. Meskipun bayak yang bilang kalau laki-laki menangis artinya lemah tapi niki juga manusia. Ada saatnya dia ingin menumpahkan semua yang dirasakannya.

Seperti saat ini. Dia sudah tak bisa membendung air matanya lagi.

Niki menenggelamkan wajahnya ke bantal. Kemana mama dan papa yang dulu?. Kemana papa yang selalu menggendongnya jika mendapat nilai A?. Kemana mama yang selalu mengecup pipinya saat pulang sekolah?.

Niki rindu semuanya.

"Hiks..hiks..mereka kenapa sih? Hiks..."

"Aahhh...s-sakit"

Niki mengerang sambil meremat kepalanya yang terasa berdenyut. Lama- kelamaan matanya berkunang-kunang lalu semuanya gelap.






Kring kring

Niki melenguh pelan saat alarm di ponselnya berbunyi. Dia meringis pelan saat kepalanya masih terasa nyeri.

Dengan mata setengah terbuka, niki melihat jam di ponselnya yang menunjukkan pukul 06.15, artinya dia harus segera mandi dan bersiap sekolah.

Cukup dua puluh menit untuk dirinya bersiap.

"Selamat pagi sayang" sapa mama eunbi.

"Pagi" jawabnya datar.

Eunbi tersenyum "sini duduk. Mama bikin sup ayam kesukaan kamu"

Niki melangkahkan kakinya ke arah meja makan.

"Papa mana?"

"Belum keluar kamar"

Tepat saat itu hoseok keluar dari kamar dengan setelan kantornya.

"Pagi nik"

"Pagi"

"Hari ini papa nggak bisa jemput. Kamu naik ojol ya pulangnya"

"Hmm"





🥀🥀🥀





Baru saja niki akan membuka pintu mobil, hoseok menahan lengannya.

"Apa?"

Hoseok tersenyum "belajar yang rajin"

Niki mendengus malas "ya"

Lalu dia segera keluar dari mobil papanya. Baginya ucapan itu tak ada artinya sama sekali.

"Hey niki"

"Oh, kenapa?"

Jungwan melihat mobil hoseok sekilas "dianterin papa?"

"Hmm"

"Hey kenapa lo kesel gitu sih. Bukannya jadi hemat kan dianterin bokap" ucapnya merangkul bahu niki.

Niki mengendikkan bahu "ga usah dibahas"

"Iya iya sensi amat sih"

























Welcome to my new work :D
Udah lama banget pengen bikin buku yang banyak mengandung bawang hehe. Dan akhirnya kesampean, yuhuu.
Tapi kayaknya aku bakal slow update jadiii mohon bersabar kalo aku lamaaa ngga up 🙏

Semoga kalian sukaaa,
Happy reading🖤

Dear God | Ni-Ki ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang