Dahyun berjalan pelan menyusuri lorong rumah sakit. Kali ini dia datang sendiri tanpa teman-temannya. Entah kenapa dia ingin sekali bertemu dengan niki.
Dia mengetuk pintu lalu membukanya setelah mendapat jawaban dari dalam.
"Selamat sore om tante"
"Selamat sore dahyun, kamu datang sendirian?" Tanya hoseok.
Dahyun mengangguk "iya om"
"Siapa yang dateng?" Tanya niki.
"Dahyun" jawba eunbi.
"Ma aku boleh keluar sebentar sama dahyun?"
Dahyun terkejut. Padahal dia hanya ingin menjenguk, bukan mengajak keluar.
"Tapi kamu nggak boleh banyak gerak niki"
"Pake kursi roda ma, sebentarrrr aja. Cuma ditaman doang"
Eunbi menatap hoseok lalu direspon anggukan olehnya.
"Yaudah, tapi jangan kelamaan"
Niki tersenyum "iyaa"
Dahyun tersenyum kikuk pada eunbi dan juga hoseok.
"Ck. Lo tuh ya bandel banget, gue kan jadi nggak enak sama om tante"
Niki tertawa renyah "sekali-kali pengen hirup udara segar. Bosen gue nyium bau obat-obatan mulu"
Dahyun tersenyum tipis lalu menghentikan kursi rodanya saat sampai di taman rumah sakit.
"Hahh segarnya"
"Kangen banget ya sama udara luar?"
"Iya. Tapi ada yang lebih gue kangenin"
"Apa?"
"Lo, jung dahyun"
Dahyun membeku. Apa niki sedang bercanda.
"Gue nggak bercanda day"
Dahyun semakin terkejut. Apa-apaan ini, niki bisa membaca pikiran?.
"Oh ya day, gue udah nyiapin sesuatu buat lo sama yang lain. Kalo gue udah pergi, minta sama mama eunbi buat nyari itu di laci meja belajar gue"
"Nik–"
"Lo inget kan day apa yang gue bilang. Jangan nangis pas gue pergi nanti"