Side story-Cat ball

305 27 14
                                    

Mengandung ke-UwU an yg membuat jombs macam author guling2...
Jadi,ritual dulu biar gak cringe 👁👄👁👉👈

Ketika perang berakhir. Dan semua sedang dalam masa-masa sulit. Semua hero dan calon hero sedang gencar-gencarnya dalam menangkap para villain yg tersisa. Termasuk Fukiko. Kenaikan kelas mereka berada ditengah perang besar yg menghancurkan kota.

Dan itu menjadi ujian akhir mereka dikelas 1. Kelas 2 mereka diawali dengan membersihkan kota. Membantu para pro hero dan para penduduk.

Fukiko sedang asik terbang rendah diantara gedung sebelum akhirnya menyadari sesuatu mendekat kearahnya. Sebuah bola kecil berwarna merah ia tangkap dengan sigap. Mencari dari mana asal bola itu. Tapi menyerah ketika ia memutuskan kalau bola itu tak berbahaya.

Ia sampai lebih dulu ke asrama dan membersihkan diri. Lalu duduk diruang depan sambil menatap bola itu. Bola itu memantul dan seperti balon. Fukiko pun semakin penasaran dan menusuk-nusuk bola itu pelan.

Karena sangat gemas,ia tak sengaja memecahkan bola itu dan kaget sendiri. Lalu badmood karena kelakuannya sendiri.

Ayako yg paling pertama datang bersama Todoroki juga Midoriya.

"Aya-chan~ kenapa kalian lambat.... wlee,kalian bau sekali!" Mereka bertiga terdiam melihat Fukiko yg berubah sedikit.

Gadis itu memiliki telinga dan hidung kucing!

"Eh,Ko-chan? Kau terkena quirk apa?" Ayako menarik pipi Fukiko yg melar dan membuat gadis itu tak sengaja mencakar Ayako.

"Heee,NANDEE!?" Fukiko segera mundur dan mencari cermin. Menatap dirinya dipantulan sambil menggeram yg mirip kucing. Ini pasti karena bola itu!

Ayako mendekatinya setelah menyembuhkan cakaran tadi. Fukiko menatapnya dengan mata berair dan membuat Ayako memekik kecil. Fukiko makin lama makin mirip kucing.

"JANGAN MASUK!!" Seruan itu sudah beberapa kali terdengar sampai ke ruang bawah. Ayako sedang mengungsikan diri didekat Todoroki karena tak tahan mendengar seruan Fukiko yg sedang berkelahi dengan Bakugo.

"Aku menyerah dengan mereka berdua..." Gumam gadis itu sambil memasang headphone ditelinganya. Sedangkan teman-temannya sudah tahu apa yg terjadi. Dan sudah melihat bagaimana perubahan Fukiko.

Itu juga karena Aizawa sensei yg memeriksa Fukiko diruang depan. Hanya Bakugo yg belum melihat sama sekali karena Fukiko sejak tadi menyembunyikan diri. Tepat setelah Aizawa sensei pergi,Bakugo datang. Jadi,Fukiko sudah masuk kembali kekamarnya.

Dum!

Ayako segera menelpon tukang reparasi karena pintu kamar Fukiko hancur.... lagi.

"HEEEEE PINTU KAMARKUU!!" Seruan itu lebih nyaring disusul suara batuk-batuk karena sejak tadi Fukiko berteriak-teriak.

"Itulah yang terjadi,kalau kau mengabaikanku,kusso onna!" Bakugo masuk kedalam kamar dan bertatapan langsung dengan Fukiko yg sudah memiliki ekor yg melambai-lambai dari belakang tubuhnya.

Hening lama karena Bakugo terhenti begitu saja dari kegiatannya. Sedangkan Fukiko masih diam juga ditempatnya sambil mendesis mirip kucing.

"KELUAAAARRR!!!" Mengumpulkan keberanian,Fukiko berseru kencang dan membuat Bakugo kembali dari lamunannya. Cowok itu lalu mendekati Fukiko yg mundur hingga pojok kasur berupa dinding. Ekor miliknya ditangkap mata Bakugo dan membuat Fukiko melirik kearah ekor itu.

Wajah gadis itu memerah dan ia menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya. Bakugo bingung dan hanya bisa duduk disisi luar kasur Fukiko.

Ia bisa mendengar suara ketikan handphone dari arah Bakugo. Entah apa yg cowok itu lakukan. Lalu ia mengintip dan melihat Bakugo yg sedang serius membaca sesuatu. Entah insting kucing atau apa,Fukiko keluar dari selimutnya dan menatap Bakugo.

Bakugo yg sedang membaca panduan menjinakkan kucing pun angguk-angguk paham. Fukiko ragu-ragu untuk melepas balutan selimut dari tubuhnya dan begitu Bakugo berbalik menghadapinya. Mereka berdua terdiam,hanya telinga kucing Fukiko yg bergerak-gerak lucu.

Mata gadis itu bergerak ketika melihat tangan Bakugo terulur kearahnya. Awalnya ia memundurkan kepala. Tapi,insting kucingnya malah membuatnya menyodorkan kepala hingga telapak tangan Bakugo bertemu dengan rambut disekitar telinga kucingnya.

Cowok itu kaget namun wajahnya tetap datar. Tanpa menggerakkan tangannya pun,kepala Fukiko sendiri yg bergerak. Persis seperti kucing yg mencari perhatian. Wajah Bakugo memerah cerah karena itu. Suara 'purr' terdengar,tanda kalau Fukiko nyaman.

Telinga kucing Fukiko bergerak-gerak dengan cepat. Bakugo hanya bisa memikirkan kalau ini baik-baik saja. Ekor kucing gadis itu juga bergerak menyapu diatas kasur. Fukiko sejak tadi memejamkan matanya karena nyaman. Sifatnya semakin mirip dengan kucing sekarang.

"Oi,kau terkena quirk apa? Kapan?" Tujuan utama Bakugo sebenarnya adalah,menanyai darimana gadis ini bisa jadi manusia kucing seperti ini. Fukiko membuka matanya dan menatap Bakugo datar. Tapi,tatapan itu bermakna lain dimata Bakugo. Wajahnya makin memerah karena Fukiko.

"Bola merah... Aku... Hanya menangkap dan tak sengaja memecahkannya karena gemas... Tapi,tak ada asap atau bau apapun dari bola itu... Tahu-tahu aku sudah memiliki ini..." Fukiko menunjuk wajah dan telinganya. Lalu ia merangkak mendekati Bakugo yg memundurkan kepalanya menjauh dari Fukiko yg mengendus sesuatu.

"Kau... berbau seperti terbakar.... Tapi,seperti gula..." Wajah gadis itu memerah dan ia merangkak mendekati Bakugo. Cowok itu berusaha mundur namun Fukiko lebih dulu naik kepangkuannya. Menduselkan kepalanya diperpotongan leher Bakugo. Kedua tangannya dengan santai bertengger di bahu Bakugo.

Diam-diam cowok itu menyeringai. Lalu teringat kalau pintu kamar gadisnya ini baru saja ia hancurkan. Ia menggerutu sambil mengangkat Fukiko dengan mudah ala koala ditangannya. Entah hanya perasaannya atau quirk kucing ini membuat Fukiko seringan kucing?

Ekor kucing Fukiko mengayun pelan karena empunya sudah tidur. Tidur seperti kucing.

Suara Ayako menginterupsi Bakugo yg sedang menikmati waktunya itu. Mengatakan kalau tukang reparasi sudah datang. Baru saja jam 7 malam,Bakugo turun membawa Fukiko digendongan koala.

Ia dengan acuh duduk disofa ruang bebas diiringi suara pekikan gemas dari Mina dkk. Para cowok hanya bisa menatapnya iri kecuali Todoroki. Wajah Bakugo yg biasanya sangat keras menjadi lebih rileks. Ternyata Fukiko yg terkena quirk kucing sama menenangkannya dengan memiliki kucing sungguhan.

Gadis itu tak sepenuhnya tertidur. Hanya memejamkan mata dan sesekali menguap seperti kucing.

Aizawa sensei berkata kalau quirk itu akan hilang dalam semalam. Tak berbahaya,hanya saja karena ini kucing. Yah,tahulah bagaimana jahilnya kucing. Untung saja,Fukiko merupakan kucing yg tenang,ditangan yg tepat. Sebelum Bakugo datang tadi,gadis itu mencakar tangan sofa dengan ganas. Lalu naik keatas meja dan hampir saja memecahkan beberapa barang.

Mungkin sekarang ia lelah dan menemukan spot tidur yg nyaman. Dipangkuan Bakugo.

Teman-teman mereka mengabadikan moment yg sangat langka ini dihandphone masing-masing. Bakugo tahu,tapi ia hanya harus menikmati Fukiko yg menjadi kucing manja ini sekarang. Urusan foto yg diambil teman-temannya bisa nanti.

End~
Sedikit ide dan voila~
Rehat bentar dari ff sebelah.... semoga cepet dapet ide lagi yak...

Bye-bye mah babyy...

Boku no hero class●Bakugou Katsuki X You●Where stories live. Discover now