#8

1.4K 221 114
                                    

Vanetta meremas ujung pakaian quidditch nya setelah mendengar ucapan pria itu. Ia lantas menunduk, membiarkan Severus sibuk dengan kegiatan nya. Baru pertama kali nya ia menginjakkan kaki di ruangan yang kata nya sangat terlarang dan tidak ada murid yang boleh masuk. Namun rumor itu sudah di patahkan oleh Vanetta karena bukti nya, ia duduk di sana, sendirian.

Vanetta menelan ludah nya kasar, ia merasa jantung nya berdegub kencang. Otak nya memutar kejadian tadi, di mana pria ini mencium bibir nya lalu menjatuhkan nya ke atas kasur. Vanetta memejamkan mata nya kuat, tidak, itu tidak bisa di sebut ciuman, itu hanya sebatas hukuman karena melanggar perintah nya lagipula pria ini terkenal dengan detensi nya yang aneh dan berbahaya.

Vanetta meyakinkan diri nya sendiri bahwa tadi tidak bisa di sebut ciuman, setelah yakin ia memperhatikan sekitar nya hingga akhirnya mata nya jatuh pada pria itu.

Vanetta meyakinkan diri nya sendiri bahwa tadi tidak bisa di sebut ciuman, setelah yakin ia memperhatikan sekitar nya hingga akhirnya mata nya jatuh pada pria itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Vanetta mengulum bibir nya, tidak tahu kenapa, darah nya berdesir hebat melihat pria itu. Seperti ada sesuatu yang aneh menyerang seluruh inti sel tubuh nya. Ia kemudian memalingkan wajah nya agar tidak melihat pria itu lagi dengan memperhatikan satu per satu ramuan yang ada di sana.

Cukup lama hingga akhirnya Vanetta tersentak karena suara mangkuk di letakkan di hadapan nya.

"Makanlah, aku memasakkan mu sup kalkun dan menambahkan ramuan di sana agar panas mu turun."

Vanetta menelan ludah nya kasar, ia tidak yakin. Pria ini memasakkan nya makanan? Hell.

"Jika kau tidak mau memakan nya aku akan menyuapi mu. Pilih mana?"

Vanetta terkesiap, ia lantas langsung meraih sendok nya kemudian memakan sup tersebut terburu-buru lalu terkejut karena kuah nya masih panas.

Severus terkekeh kecil lalu memberikan nya segelas air, "Ini bukan kuis, tidak perlu terburu-buru seperti itu."

Vanetta meneguk gelas nya hingga setengah lalu mengigit bibir bagian dalam nya. "Ma-af."

"Habiskan itu." Severus berbalik, lalu membersihkan sisa-sisa pekerjaan nya yang memasakkan gadis ini tadi dan membuang nya. Kemudian merapikan nya sebelum akhirnya kembali mendekat ke arah Vanetta, beda nya ia memutari meja lalu duduk tepat di samping gadis itu.

Vanetta semakin gugup karena merasa pria ini memperhatikan nya.

Severus tersenyum tipis, "Kau menyukai nya?"

Vanetta mengangguk dalam diam.

"Aku tak mendengar jawaban mu." sambung Severus dengan wajah tidak suka nya walau gadis ini tidak bisa melihat nya.

"Ak-aku meny-ukai nya, Professor."

Severus kembali tersenyum, "Bagus."

Ia lantas kembali diam, membiarkan gadis itu menikmati makanan nya. Ia memperhatikan wajah nya yang cantik, tapi kenapa ia selalu menunduk? Apa ini semua berkaitan dengan Ayah brengsek nya itu? Sial, emosi Severus selalu naik jika mengingat bagaimana keji nya pria itu dengan gadis ini.

Severus sebenarnya sangat ingin membaca fikiran gadis ini tapi ia tahan, ia tak mau mencuri rahasia nya, biarkan saja hingga akhirnya ia menceritakan nya sendiri.

"Sudah selesai?" tanya Severus.

Vanetta mengangguk lalu meletakkan sendok itu ke atas mangkuk putih nya. Kemudian kembali menunduk, memainkan jemari-jemari nya.

Severus diam sejenak menatap gadis ini intens, "Kau tak mau melihat wajah ku?"

Vanetta semakin menundukkan kepala nya, "Sir ..."

"Yes, lady?"

Vanetta menelan ludah nya kasar, "Ke-kenapa kau me-melakukan ini semua?"

"Hm?" Severus menaikkan satu alis nya. "Melakukan apa, Vlyondra?"

"Semua orang tahu kau bukanlah pria yang perhatian, tapi kenapa dengan ku ...—" Vanetta mengigit bibir bagian bawah nya tak berani melanjutkan kalimat itu kala merasakan atmosfer di sekitar nya mulai menyeramkan.

"Menurut mu, kenapa aku melakukan hal itu?"

Vanetta menahan nafas nya, "Mungkin karena, kasihan?"

"Jika aku punya rasa kasihan, seharusnya aku lebih kasihan dengan Potter." balas Severus cepat. "Jika kau berpikir aku hanya ingin tahu masa lalu mu, aku juga punya masa lalu yang buruk. Jadi, kenapa aku melakukan nya?"

Vanetta menelan ludah nya kasar, ia tidak tahu harus menjawab apa, pikiran nya blank seketika.

Vanetta menarik nafas kecil lalu menggeleng samar.

Severus tersenyum hambar, "Karena kau dan aku punya kesan yang buruk dengan Ayah. Aku tahu bagaimana rasa nya itu. Itu sebab nya aku ingin memperlakukan nya seperti anak yang di perlakukan baik oleh Ayah nya."

Severus memperhatikan gadis itu yang seperti nya mengerti dengan jawaban nya.

Namun, dia sendiri tak mengerti.

Benarkah dia hanya ingin menjadi seorang Ayah bagi gadis ini? Benarkah dia ingin memperlakukan nya hanya sebatas anak? Tapi, tidak ada Ayah yang mencium bibir anak nya. Bukankah sama saja dia dengan Ayah tiri nya yang brengsek? Berlindung di status Ayah di saat dia menginginkan hal yang lebih dari gadis ini.

Severus menelan ludah nya kasar saat melihat gadis ini kembali mengigit bibir bawah nya. Seperti menjadi sebuah kebiasaan, yang membuat Severus sangat kesal. Kenapa ia tidak bisa menyadari bahwa diri nya sangat sempurna jika ia tak menyakiti tubuh nya?

"Kau ingat peringatan ku, Vlyondra?"

Gadis itu tersentak kaget lalu membulatkan mata nya lebar ketika sadar apa yang ia lakukan. Ia langsung menoleh ke arah Severus yang menatap nya dingin dan intens.

"Prof–professor ..."

"Biar ku ingatkan," Severus mendekatkan kepala nya, "Jika kau menyakiti diri mu atau mengigit bibir bawah mu lagi. Aku akan—" Severus tidak menyelesaikan kalimat nya karena ia sudah lebih dulu mempertemukan bibir mereka.

Saat itu juga Vanetta langsung menutup mata nya, bukan karena menikmati nya, tapi karena ia takut akan kenyataan yang mencium nya adalah kepala asrama nya.

Severus bangkit dari duduk nya dan memeluk pinggang gadis ini erat. Perlahan ia mulai melumat nya pelan, mengeksploitasi mulut nya, mengajak lidah nya menari walau pada akhirnya, Vanetta tak membalas ciuman pria ini.

Severus memiringkan kepala nya sedikit dan Vanetta yang memegangi lengan pria ini. Tanpa menganggu kegiatan mereka, Severus berpindah kembali ke kamar gadis ini bahkan tanpa di sadari oleh Vanetta bahwa ia sudah di atas kasur dengan guru nya yang di atas nya, tangan Severus menahan tubuh nya agar tidak menimpa gadis ini.

Vanetta mulai kehilangan nafas, ia memukul dada pria ini untuk memberitahu bahwa dia akan pingsan jika Severus tak menghentikan nya.

Namun Severus mendadak tuli, ia tak memperdulikan nya dan terus saja mengabsen deretan gigi gadis ini.

Vanetta semakin memukul dada bidang Severus dengan kuat, wajah nya sudah memerah karena hilang nafas.

Hingga akhirnya, Severus menyerah dan melepaskan tautan bibit mereka secara perlahan. "—Mencium mu hingga kehabisan nafas."





















T B C
doain om kopi dateng dong.

Light Of My LifeWhere stories live. Discover now