- ⩩ O1

54 12 2
                                    

"Selamat datang, bro!"

Han mengalihkan pandangan pada kedua sahabatnya. Tanpa membalas ia mendecak dan memangku dagunya dengan telapak tangan.

"Fix! Harus kita rayain pulang sekolah." Felix menganggukan kepalanya setuju dengan ucapan Hyunjin.

"Bener, apalagi nih ya, gue yakin banget Hari ini juga Han bakal disuruh ikut olimpiade mewakili sekolah kita." Ucap Felix yang langsung dibalas pukulan dari Han.

"Gue baru masuk kesini, yang bener aja gue langsung ikut olim."

Felix dan Hyunjin mengangkat bahunya, "Ya siapa tau—"

"Panggilan kepada Han Jisung MIPA 2 dan Lee Chaeryeong MIPA 1, tolong segera ke ruang kepala sekolah, terima kasih."

Han membawa tubuhnya keluar kelas mengabaikan Felix dan Hyunjin yang meributkan Han karena dipanggil kepala sekolah dihari pertamanya.

Bukan hal biasa, Han Jisung, anak emas yang sering memenangkan banyak olimpiade. Kecerdasan otaknya yang membuat Han sering diminta sekolah untuk mengikuti berbagai olimpiade.

Han tidak pernah menolak sekali pun, ia melakukannya dengan senang hati. "Membanggakan orang tua." Katanya.

Kembali kepada Han yang saat ini membuka kenop pintu ruang kepala sekolah pelan. Tidak ada siapa-siapa di dalam kecuali perempuan dengan cardigan hitam yang membungkus seragamnya.

Ia menutup pintu dan duduk di samping perempuan itu. Keduanya saling diam, hanya terdengar samar suara teriakan murid yang sedang berolahraga di lapangan luar.

Han menghembuskan napasnya bosan dengan kesunyian itu dan mengulurkan tanganya ke hadapan seseorang di sampingnya.

"Gue Han Jisung, salam kenal."

Yang diajak bicara kini menoleh menatap tangan Han, "Lee Chaeryeong." Balasnya singkat tanpa membalas uluran tangan Han.

Han menggaruk tengkuknya canggung dan kembali diam.

Pintu terbuka, kepala sekolah itu masuk dan duduk di hadapan mereka berdua. 

"Apa kalian sudah saling kenal?" Tanya kepala sekolah.

"Sudah pak, barusan." Jawab Han yang diangguki oleh kepala sekolah.

"Baik, bapak akan memberi tau kalian berdua tentang olimpiade minggu depan. Dan bapak mau minta maaf dengan Chaeryeong karena kali ini Han yang akan mewakili sekolah."

Han melihat Chaeryeong yang terlihat gemetar dengan kepalan tangannya.

"Tapi biasanya saya yang mewakili sekolah, pak." Jawab Chaeryeong sambil tersenyum tipis.

"Iya bapak tau, Chaeryeong. Tapi olimpiade kali ini Han lebih unggul dalam pengetahuannya—"

"Bagaimana kalau dites terlebih dahulu, pak?" Potong Chaeryeong. Han membelalakkan matanya, bagaimana bisa Chaeryeong memotong perkataan kepala sekolah seperti itu.

Kepala sekolah terdiam sebentar, lalu menghela napas dan mengangguk.

"Baik, kalian akan dites terlebih dahulu. Besok sepulang sekolah datang ke ruangan konseling."

Han dan Chaeryeong membungkuk mengucapkan salam, lalu keluar ruangan.

Tanpa mengatakan apapun, Chaeryeong berjalan menuju kelasnya meninggalkan Han yang kebingungan dengan sikap perempuan itu.

.・。.・゜✭・.・✫・゜・。.

Han mendudukan dirinya di bangku kelas dan memandang keluar jendela. Tiba-tiba teringat sesuatu yang ingin dia tanyakan, memukul lengan Hyunjin yang setengah tertidur.

"Hyun, lo kenal Chaeryeong?"

Hyunjin mengangkat kedua alisnya, "Lee Chaeryeong?"

Han mengangguk dan menatap Hyunjin penasaran.

"Lee Chaeryeong MIPA 1, 'kan? Gue cuma tau di sering ikut olimpiade dan menang, itu doang. Dia juga anaknya pendiem banget."

"Kenapa, kenapa?" Tiba-tiba Felix menyela.

"Besok gue sama Chaeryeong tes buat nentuin siapa yang ikut olimpiade."

"Kalo ternyata lo menang, berarti untuk pertama kalinya Chaeryeong gak ikut olimpiade."

"Dia gak pernah ngelewatin olimpiade?" Aneh, Han tiba-tiba tertarik dengan topik Lee Chaeryeong. Entah apa yang membuat Han sangat penasaran kali ini.

"Chaeryeong selalu ikut olimpiade, bahkan sampe gue bosen denger namanya dipanggil terus."

"Tapi anehnya, sehari setelah ikut olimpiade dia selalu gak masuk sekolah."

.・。.・゜✭・.・✫・゜・。.

Chaeryeong sedang menggigit kukunya di dalam toilet yang sepi, kakinya tak berhenti bergerak gelisah.

Tiba-tiba ponselnya bergetar, panggilan masuk dari ayahnya. Ia menghembuskan napasnya dan mengangkat panggilan itu.

"Kamu ikut olimpiade minggu depan, 'kan?" Tanya di seberang sana to the point.

"Besok Chaeryeong harus tes dulu, yah—"

"Kenapa harus dites? Ayah gak mau tau, kamu harus ikut olimpiade itu. Kamu inget apa yang harus kamu lakuin?"

"Jangan pernah malu-maluin ayah."

"Bagus, ingat itu, Chaeryeong."

Panggilan langsung terputus. Tangan Chaeryeong lemas, ia menyandarkan kepalanya pada pintu toilet. Tatapannya kosong dan tersenyum miris.

Saat itu juga, Chaeryeong kembali dibuat lupa dengan yang namanya bahagia. 

.・。.・゜✭・.・✫・゜・。.

Lee Felix and Hwang Hyunjin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lee Felix and Hwang Hyunjin.

❨ ALIEN ❩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang