🌿30

458 59 29
                                    


"Kita harus nyari kemana lagi?? Udh semua tempat yg pernah minju datengin kita cari, tapi nggak ketemu" Ujar Wendy yg sangat khawatir

"Kita istirahat bentar, nanti lanjut cari" Ujar Renjun

"Dirumah lu nggk ada minum jen?" Tanya Haechan

"Ambil ke dapur" Suruh jeno

"Jun, aku takut minju kenapa napa" Lirih wendy memeluk pinggang Renjun, karena posisi Renjun berdiri sedangkan dia duduk

"Jangan berpikir yg aneh aneh, minju baik baik aja"

"Kalau sampai terjadi sesuatu sama minju....

Na Jaemin lahh yg bertanggung jawab" Ujar Jeno menatap tajam Jaemin

"Udh udh, jangan berantem lagi. Mending mikir kita harus pergi kemana lagi" Ujar Chenle

"Coba dehh inget inget tempat fav minju" Ujar Wendy


"Ren, anter gw!!" Ujar Jaemin tiba tiba

"Kemana??" Tanya Renjun

"Anter gw cepetan" Ujar Jaemin meninggalkan tongkat nya dan menarik Renjun

"Mau kemana?" Tanya Jeno

"Menyelamatkan Nyawa seseorang" Ujar Jaemin lalu kembali menarik Renjun

.

.

.

.

"Yakin ini tempatnya Jae? Jauh amat" Ujar Renjun

Jaemin menangguk lalu berjalan tergesa gesa diikuti Renjun di belakangnya yg menatapnya penuh khawatir. "Jae, ati ati aja, ntar kaki lu makin sakit" Ujar Renjun

Jaemin menggeleng lalu kembali berjalan hingga bertemu seseorang. "Permisi ahjumma, saya mau nanya. Ada liat cewek ini nggk?" Tanya jaemin sambil menyerahkan fto minju dengannya

"Ohh, bibi baru saja bicara dengan dia. Dia ada di ujung jembatan sana" Ujar sang bibi

Jaemin langsung lari meninggalkan Renjun. "Khamsahamida ahjumma" Ujar Renjun sambil membungkuk





Jaemin berlari hingga menemukan seorang gadis berdiri di pinggir jembatan. Tangannya terentang, angin berhembus dan matanya terpejam. Tak salah lagi, itu minju

Jaemin kembali berlari dan mendekati minju, tapi tiba tiba tubuh minju sedikit terhuyung ke depan

"MINJU?!!" jaemin melihat jelas minju menoleh dan tersenyum

Jaemin berlari sekencang mungkin, melupakan kakinya yg sakit. Jaemin segara menarik tangan minju dan...

Brukk....

Minju jatuh tepat di atas Jaemin. Jaemin menatap minju yg berada di atasnya sebelum Jaemin memeluk minju dengan erat. Jaemin menahan sakit di kepalanya yg terbentur di jembatan, kakinya sedikit nyeri. Jaemin menghela nafas kasar. Hidungnya sedikit mengeluarkan darah, tapi jaemin segera menghapus nya dan berusaha menyeka nya

"Jaemin?!! Minju?!!" Tiba tiba Renjun datang

"Minju... Minju... Bangun... Minju..." Jaemin menepuk nepuk pelan pundak minju

"Jun, keknya minju pingsan! Bantu bantuu" Renjun segera membantu mengangkat minju dari tubuh jaemin

Jaemin bangkit sendiri lalu ingin menggendong Minju.namun, Renjun segera mencegah Jaemin. "Gw aja, hidung lu bersihin dulu. Gw bisa kok ngangkat Minju" Ujar Renjun

"Gw nggk papa. Mending sekarang kita pulang trus panggil dokter" Ujar Jaemin lalu berjalan mendahului Renjun dengan pincang

"Jae, mending gw aja dehh. Gw khawatir ntar kaki lu makin sakit" Ujar Renjun

"Gw baik baik aja" Ujar Jaemin

.

.

.

Tepat jam 7 malam akhirnya Renjun dan Jaemin sampai di rumah. Jaemin menggendong minju lalu membawanya masuk ke dalam rumah Jeno

"Lohh lohh ini minju kenapa?!" Tanya Jeno ngegas

"Panggil dokter dulu" Ujar Jaemin laku membawa minju ke kamar nya

.

.

.

"Pasien tidak papa, hanya saja sedikit stres. Banyak beban pikiran yg membuat pasien tiba tiba pingsan. Jaga dia, usahakan jangan sampai di memikirkan masalah terlalu keras. Besok pagi saya kesini lagi untuk memeriksa pasien. Saya permisi" Ujar dokter tersebut lalu pergi

"Ndee "

Jaemin menatap minju yg berbaring di kasurnya dengan selang infus. Jeno menatap Jaemin dengan tajam. Bahkan silet pun kalah dengan tatapan Jeno. Jeno mendekati Jaemin, menarik kerah baju jaemin dan...

"Enyahlah kau dari sini?!!"

Bughh...

























Next 70 komen aku up🙂

Spesial 🙂

Pupayyy💕

Ada yg bisa nebak sad ending or happy ending?? 🤭

/ Don't Leave Me /  [JaeMinju]Where stories live. Discover now