Kuda Kecil

1.1K 121 32
                                    

Chapter 16

    Aku merasakan energi sihir yang cukup kuat di perbatasan. Apakah sihir ini bisa melihat siapa saja yang keluar dan masuk ke dalam Academy?

Jika aku merubah Elementku, mungkin itu akan bekerja, tapi aku tidak bisa menjamin semuanya akan berjalan lancar.

Jika aku menggunakan Element Ilusi, apakah itu berbahaya? Tapi aku tidak terlalu paham dengan mantra mantra Element Ilusi dan Cahaya.

Ini akan memerlukan banyak usaha bukan, keluhku. Aku duduk dibawah pohon Pinus dengan pandangan menatap lekat pada sihir yang membatasi kawasan dalam dan luar Academy.

Sihir deteksi memerlukan gabungan dari Element Angin dan Tumbuhan. Apakah jika aku melewati sihir ini, wajahku akan terdeteksi? Aku benar-benar tidak memiliki gambaran untuk masalah ini. Satu satunya jalan, aku harus mengambil resiko.

Aku akan menggunakan Element yang dimiliki sebagian besar penyihir, supaya mereka tidak terlalu memperhatikanku.

Rambutku berubah menjadi warna biru, dan aku mengambil jubah Berwarna ungu dari ranselku untuk menutupi bagian seragam dan menyamarkan wajahku.

Aku menghela napas sejenak. Dengan langkah kaku, mendekati sihir perbatasan ini dan melewatinya tanpa halangan.

Dengan cepat, aku menjauh dari perbatasan. Dan kembali merubah rambutku menjadi putih. Aku terbang ke arah barat dengan kecepatan tinggi.

Setelah 3 jam terbang, Melody sampai di sebuah kota kecil di bagian timur Danau Penyihir.

Dia memasuki kota dengan rambut putih dan jubah yang menutupi sebagian besar tubuhnya.

"Aku akan beristirahat sebentar di dalam kota sembari menunggu manaku kembali pulih, mungkin aku juga harus mencari beberapa informasi tentang Danau itu." Melody melewati gerbang kota dengan santai, menuju sebuah kedai yang tidak jauh dari gerbang kota.

Dia memasuki pintu dan di sambut bunyi lonceng diatas pintu, Melody menatap seiisi ruangan, menatap beberapa penyihir yang tengah duduk dengan kegiatannya masing-masing.

Melody mendekati meja dengan seorang wanita berdiri di belakangnya, lalu memesan beberapa hidangan dan mencari tempat duduk untuk ia beristirahat.

"Silahkan dinikmati." Seorang gadis berusia 18 tahunan, meletakkan pesanan yang Melody pesan kemudian tersenyum ramah dan kembali ke dalam.

Melody mengucapkan terimakasih, sembari ia memakan makanan, ia memasang telinganya dengan serius, mencoba mendengarkan obrolan orang disekitarnya.

"Kemarin seorang pemburu membawa seorang penyihir api dengan keadaan tubuh gosong terbakar ke kediaman tuan kota. Rumornya, tidak hanya gosong ditubuhnya, bahkan ada organisme kecil yang menyerupai kunang kunang mengelilingi bagian perutnya. Karena ini cukup aneh dan pemburu berahap Nona Lilith bisa menolongnya, ia membawanya ke kediaman tuan kota."

" Kabar bahwa Penyihir Api melihat hewan buas juga telah tersebar luas di kota ini, hewan buas itu berbentuk seperti kuda, tapi ukuran tubuhnya kecil, seperti bayi kuda yang baru berusia beberapa minggu. Itu memiliki tanduk kecil di dahinya dan bisa terbang tanpa ada sayap dipunggungnya. Penyihir Api itu berencana menangkap kuda itu untuk adiknya karna bentuknya begitu lucu, tapi siapa sangka ketika kuda itu melihat Penyihir Api itu mendekat, tubuh kuda itu membesar ratusan kali lipat dengan taring memenuhi mulutnya. Dan petir keluar dari tanduknya menyerang Penyihir Api itu hingga tubuhnya terbakar dan sekarat." Seorang lelaki paruh baya berambut biru kusam bercerita dengan ekspresi serius kepada rekan rekannya. Dia menggerakkan kedua tangannya seolah menjadi seorang pendongeng profesional.

 Dia menggerakkan kedua tangannya seolah menjadi seorang pendongeng profesional

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Note: Kaha gitu rupanya, tapi dalam versi lebih kecil.)

"Ya ya ya, aku juga telah mendengar kabar itu. Sekarang pasukan elit dari kediaman tuan kota sedang memantau Danau dengan membawa beberapa senjata tingkat bumi yang di kendalikan oleh para jenderal." Lelaki paruh baya berambut merah disampingnya menambahkan.

"Benarkah? Apakah mereka akan menangkap hewan itu?" Yang lain bertanya dengan penasaran.

"Sepertinya begitu." Lelaki berambut merah menjawab dengan mengangguk angguk.

Melody mendengarkan dengan seksama, matanya berbinar, mengetahui kedatangannya disambut oleh hewan buas dengan Element Petir di Danau Penyihir.

"Seharusnya itu Unicorn, atau hanya kuda biasa dengan beberapa garis darah Pegasus yang berevolusi." Gumam Melody, ia dengan semangat memakan makanannya dan segera mencari tempat nyaman untuk berfikir.

Melody terbang dan duduk diatas pohon yang cukup tinggi dan rimbun, membuka buku milik Dhew dan mencoba mencari informasi mengenai Pegasus dan keturunannya. Melody juga mengubah rambutnya menjadi ungu sekarang.

Bagaimanapun dia kesini untuk hewan berelement petir itu, jika dia tidak merubah rambutnya itu akan membuat masalah yang tidak diperlukan.

Melody juga membaca dan mengingat beberapa mantra sihir Element Petir, ia mencari mantra dengan daya serang yang tinggi, agar sekali serang ia bisa membuat musuh mengalami luka yang cukup parah.

Karena Melody masih di tingkat kuning, dia tidak bisa menggunakan mantra diatas level ini. Dia tidak sabar untuk naik ke tingkat Bumi lanjutan dan menggunakan mantra untuk menciptakan sepasang sayap yang terbuat dari petir.

Sayap ini juga bisa menjadi senjata, jadi dia bisa menggunakan 1 mantra untuk 2 manfaat.

Setelah 1 jam, Melody merasa segar kembali, ia menutup buku dan meletakkan di dalam ransel, kemudian dengan semangat, Melody mengucapkan mantra dengan tongkat sihir mengarah ke depan.

Percikan listrik keluar dari tongkat sihir, menciptakan sebuah lingkaran cukup besar yang terbuat dari gumpalan listrik berwarna ungu cukup terang melayang seperti awan.

Dengan santai Melody menginjakkan kakinya diatas gumpalan petir ini, dan duduk sembari mengarahkan tongkat sihirnya keatas, melayang menuju barat, menuju Danau Penyihir.

Tidak membutuhkan waktu lama, Melody mulai mendengarkan sambaran petir dengan diikuti bunyi guntur yang bergema dari awan gelap tidak jauh didepanya.

"Sangat nyaman jika berada dekat dengan danau penuh petir ini, seharusnya aku tidak akan mendapatkan masalah disini." Melody berkata dengan pelan, dan mempercepat gumpalan petir terbangnya menuju lebih dekat ke danau.

"Ini benar-benar menakjubkan, aku benar-benar merasa nyaman disini sungguh." Melody kembali berkata dengan semangat pada dirinya.

Petir disini menyambar dengan ukuran cukup besar, sebesar lengan bayi kecil. Menyambar permukaan cairan berwarna ungu gelap bercahaya yang mengisi danau ini.

Melody menurunkan gumpalan petir terbangnya didekat danau, matanya memandang dengan takjub ke arah petir petir yang sangat cantik itu.

Bibirnya menyunggingkan senyum manis, dan dengan langkah cepat Melody mendekati Danau sembari mengarahkan tongkat sihir ke arah tubuhnya dengan mengucapkan mantra perlindungan yang membentuk gelembung besar berwarna ungu disekeliling tubuhnya.

______

Terimakasih yang udah vote dan nyamangatin Author. Btw maaf ya lama ngga update, soalnya lagi bingung, lgi bosen si, tapi bosenya ngeselin, sampe ngga tau harus ngapain, akhirnya ngga ngapa ngapain, nonton film deng jadinya wkwkwk.

Don't forget to Vote and Coment. Kalau boleh juga bisa follo akun ini hehe, biar bisa tahu updatenya plus lalo ada cerita baru bisa kalian baca juga.

Bye bye everyone :')




Element Academy : Melody Colent (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang