Rasa.
●●●
Masih di hari yang sama.
Kamis malam di rumah Diana.
Pukul 21:03.
Keeinan, Gading, Bella dan Lia diantar Diana sampai di depan rumah, setelah akhirnya keputusan liburan ditentukan, mereka semua memutuskan untuk pulang, mengingat hari juga sudah malam, apalagi untuk anak perempuan.
"Inan.. anter aku pulang ya."
Pinta Lia saat di teras rumah."Ha..!"
Kaget Keeinan dan bingung.Entah ide dari mana, tiba-tiba Lia meminta Keeinan untuk mengantarkannya pulang.
"Anter aku pulang. Ya."
Lia mengulang permintaannya."Kamu ke sini sendiri kan, bisa pulang sendiri juga harusnya."
Balas Keeinan."Emm.. aku takut, ini udah malem, kalo ada apa-apa gimana?"
"Ahh.."
Keeinan menghela napas. Ia ingin menolak tapi merasa tidak enak.Lia melihat Gading.
"Kamu aja ya, Ding. Anter aku pulang.""Aduh.. gimana ya. Keeinan aja lah."
Jawab Gading."Dianya nggak mau gitu."
"Bukan nggak mau."
Saut Keeinan. Ia memikirkan sesuatu untuk menolak.
"Ah! Aku mau anter Bella pulang.""Eh?"
Kaget Bella. Keeinan tidak bilang apa-apa soal ini."Iya to Bell?"
Tanya Lia memastikan."..."
Keeinan melirik Bella dan mengisyaratkan untuk mengiyakan."I-i..ya. He he."
Jawab Bella terlihat sekali kalau sedang berbohong.Lia pun memajukan bibirnya cemberut.
"Anu.. gini aja. Kamu sama Gading ya, Bell.""Eh? Emm.. anu."
Bella sebenarnya tidak tau harus menolak atau mengiyakan.
".. Iya deh.""Mau pulang aja ribet sih."
Ucap Gading."Yaa maaf."
Jawab Lia."Keei...!"
Gading melemparkan kunci motor Keeinan dari balik saku jaketnya.
".. anter aja, biar ngga ribet.""Ahh.."
Keeinan terlihat pasrah.
".. kalo gitu aku pulang duluan."Keeinan mengadu tinjunya dengan Diana dan Bella untuk ucapan pamit.
"Ati-ati, Keei."
Ucap Diana."Ya."
Jawab Keeinan."Aku pulang ya. Dah."
Dan Lia menyusul Keeinan.Suara motor matic Keeinan perlahan menjauh dari rumah Diana, dan sekarang tinggal mereka bertiga di teras ini.
"Oke.. sekarang, kamu pulang sendiri apa aku anter?"
Tanya Gading pada Bella."Hehe."
Bella meringis.
".. anter ya. Sebenernya aku juga takut kalo pulang sendirian.""Lah.. sama aja."
"Cewek, Ding. Wajar dong."
Kata Diana membela Bella."Iya iya."
Balas Gading, ia pun mencari taxi online lewat aplikasi Bangsa Grand.*
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari Dan Bulan (END)
Teen FictionMatahari selalu menyinari Bulan tanpa diminta pun. Matahari tau, walau cahaya Bulan tidak seterang dirinya, tapi cahaya Bulan bisa membuat rasa nyaman, rasa yang tidak dimilikinya. Apa Bulan bisa bersinar sendiri? Tidak bisa! Tapi... Perempuan itu b...