07

389 63 15
                                    

"Tuan saya mohon jangan lakukan ini!"

Di kediaman mewah milik sebuah keluarga pengusaha itu kini telah berantakkan. Banyak barang yang di hancurkan hingga tak terbentuk.

Kepala keluarga pemilik kediaman itu berlutut sambil menggenggam erat celana milih orang yang ia panggil "tuan" Sambil memohon.

"Tuan saya akan mengajarinya lebih baik, tapi tolong jangan hancurkan semua ini!"

Tatapan dingin dari "tuan" Tersebut membuat sangat kepala keluarga gemetar ketakutan, begitu pula dengan anggota keluarganya.

Penampilan yang sudah acak-acakan, dandanan yang sudah luntur, dan rumah yang sudah tak utuh. Seperti orang kaya yang baru saja jadi gelandangan.

Tapi faktanya sebentar lagi mereka akan seperti itu.

Jadi gelandangan hingga tak ada lagi yang mengenali mereka. Kalau perlu jadi gelandangan yang hina.

Seperti itulah yang dipikirkan oleh "tuan"

"Bereskan semuanya!"

"TIDAAAK!"

---

Arashi kembali ke rumah ketika malam sudah sangat larut. Hari ini benar-benar sibuk, semua pemotretan dan syuting iklan itu benar-benar menguras energinya.

Saat ia memasuki rumah, tidak ada siapapun yang datang menyambutnya. Ia pikir mungkin kamu sudah tidur di kamar.

Anehnya, rumah ini sangat gelap.

Apa kamu lupa menyalakan lampu?

Arashi menyalakan lampu di ruang tamu dan ruang tengah. Namun tidak ada siapapun. Ia beralih ke dapur, namun nihil, tidak ada siapapun juga disana.

Akhirnya ia pun mengecek kamar mereka. Barulah akhirnya menemukan sosok yang ia cari. Ternyata kamu memang benar-benar tertidur.

Dan sepertinya kamu tertidur sejak sore tadi. Makanya lampu di rumah belum ada yang dinyalakan.

Merasa lega karena kamu baik-baik saja. Arashi pun memilih untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.

Setelah selesai mandi, berpakaian, dan memakai skin care yang menjadi kewajiban baginya. Ia pun merebahkan tubuhnya di sebelahmu. Tak lupa ia memperbaiki posisi selimutmu yang sempat berantakkan karena kamu berubah arah.

Arashi menatap langit-langit kamar. Masih berpikir siapa yang datang menyerangmu dan Arashi pikir itu sesuatu yang seharusnya sudah tidak ada lagi.

"Apapun yang terjadi, kalian berdua harus baik-baik saj," Gumam Arashi sambil mengusap kepalamu.

Kini manik Arashi beralih ke kotak yang kamu letakkan di dekat pintu. Ia pun mengambil kotak tersebut dan ternyata itu kotak paket yang kamu ceritakan siang tadi pada Arashi.

Arashi keluar dari kamar untuk membuka kotak tersebut.

Setelah dibuka, betapa terkejutnya Arashi ketika melihat isinya adalah sebuah foto yang di beri tanda silang dengan tinta merah, tangan yang dipotong, dan sebuah pesan.

"Apa-apaan ini?"

Apakah ini sebuah lelucon?

Tidak, ini sama sekali tidak lucu.

Ini seperti seseorang yang memiliki dendam. Dan ia menyerang dengan teror menakutkan agar korban ketakutan dan psikisnya terganggu.

Arashi tidak tahu harus melakukan apa pada benda-benda yang mungkin sudah mistis ini. Akhirnya ia menghubungi teman SMA nya dulu yang sering dikenal sebagai "dukun Yumenosaki"

Karena hanya dia yang mengerti hal seperti ini.

---

"Hmm.. Mungkin aku akan membawa ini ke tempatku saja," Ucap Natsume.

Ya, Laki-laki itu datang setelah Arashi menghubunginya. Padahal Arashi memintanya untuk datang besok karena hari sudah sangat larut. Tapi ia bilang kalau lebih cepat mengetahuinya maka akan lebih baik.

Sakasaki Natsume, pemuda yang sangat menyukai hal-hal berbau sihir. Ramuan, segel, kutukan, tanyakan saja padanya.

Kalau butuh jasa santet juga boleh. G

Mempercayai sihir dan selalu melakukan percobaan di ruang rahasianya. Dia juga adalah anggota dari gokijin Yumenosaki. Sekarang ini ia masih meneruskan kegiatannya sebagai idol dan juga penyihir di agensi yang sama dengan Arashi, New Dimension.

"Menurutmu apakah akan terjadi hal yang buruk?"

"Kalau dilihat sekilas mungkin menjadi pertanda buruk, tapi aku harus meneliti nya lagi,"

"Baiklah ku serahkan padamu,"

Sebenarnya Natsume bisa saja mengeceknya sekarang karena ini bukan hal yang sulit. Tapi beberapa hari yang lalu seseorang datang menghampirinya dan berkata,

"Aku mau kamu memberiku benda mistis untuk menyerang seseorang yang ku benci,"

Natsume tidak dapat melihat wajah orang yang menghampirinya waktu itu. Dan benda yang Arashi tunjukkan padanya itu mirip dengan benda yang Natsume berikan pada orang itu.

Mungkinkah hanya kebetulan saja.

---

Untungnya selama beberapa hari ini tidak ada hal aneh yang terjadi. Dan tentang paket itu kamu diberitahu Arashi bahwa paket itu adalah hadiah kejutan.

Padahal sebenarnya Arashi berbohong tentang itu. Dengan buru-buru Arashi menukar paket yang sebelumnya telah di ambil oleh Natsume dengan yang baru. Isinya adalah semua barang-barang yang kamu inginkan.

Paling tidak kamu tidak akan berpikir yang tidak-tidak.

Bagaimana dengan Natsume?

Entahlah, Arashi tidak bisa menghubungi laki-laki itu. Ia sudah bertanya pada Tsumugi, teman seunit Natsume. Tapi Tsumugi juga tidak tau kemana perginya Natsume.

Ini aneh.

"Arashi-kun kenapa melamun? Sarapannya keburu dingin tuh,"

Arashi tersadar dari lamunannya ketika mendengar suaramu. Kini di hadapannya sudah ada wajahmu yang tengah menatapnya dengan khawatir.

"(Name)-chan~"

"Hm?"

Grep

Arashi memelukmu. Kepalanya ia sandarkan pada bahumu.

"A-ada apa Arashi-kun?" Tanyamu gugup karena tiba-tiba dipeluk seperti ini.

"Fufufu~ tidak apa-apa hanya ingin peluk (name)-chan saja~"

Cup

"Sekalian cium juga~" Ucap Arashi dengan mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum jahil.

"A-ARASHI-KUN!"

𝐀𝐟𝐭𝐞𝐫 𝐓𝐡𝐚𝐭 || Narukami Arashi Where stories live. Discover now