-hari duka-

2.2K 277 31
                                    

"Miki kau baik-baik saja....." Shikamaru merasakan bahwa tangan Miki terjatuh dan ternyata Miki pingsan, karna kelelahan.

Akhirnya mereka membawa Tubuh Asuma kembali ke desa dan melapor kepada Hokage tentang misi mereka, berita kemudian disebarkan, banyak orang terkejut atas kematian tiba-tiba Asuma.

"Kau sudah baikan...Miki?" Tanya Fujiko khawatir atas kesehatan anaknya.

"Mama.....aku bisa melihat masa depan...itu menyakitkan bila aku mencoba mengubahnya tapi tetap saja tidak berubah" Miki menatap Ibunya berlinang Air mata.

"Jangan menangis sayang, Asuma-san sudah tenang disana......dia akan sedih bila kau menyalahkan dirimu sendiri" Fujiko memeluk anaknya.

"Mari pergi" Fujiko mengajak anaknya ke pemakaman Asuma yang dilaksanakan hari ini.

Disana Semua wajah nampak tertunduk sedih, Konohamaru menangis sejadi-jadinya, setelah kakeknya yang pergi sekarang dia ditinggal oleh pamannya lagi, Shikamaru tidak menghadiri pemakaman itu. Mungkin dia tak sanggup melihatnya, melihat nama Gurunya di atas batu Nisan dengan bunga-bunga bertebaran.

Setelah upacara pemakaman dilakukan, mereka pulang masing-masing kecuali Miki yang harus kembali ke rumah sakit.

"Baru kali ini aku tinggal di rumah sakit selama 2 hari....." Gumam Miki saat Ibunya sedang mengupas Kulit apel.

"Jangan mengeluh, mama ada disini karna mama Khawatir kau akan kabur lagi.." ucap Fujiko menatap Miki.

'ahh...karna mama mengawasiku, aku tak bisa keluar meski sebentar' pikir Miki masih berbaringang.

"Murid Asuma pasti sangat sedih....aku tak yakin bahwa mereka tak memiliki niat untuk balas dendam" ucap Fujiko membuat Miki langsung bangun.

"Apa maksudnya ma?"

"Yah mereka bergerak, Tsunade sendiri yang mengatakannya padaku" mendengar Itu Miki berlari masih dengan menggunakan pakaian rumah sakit diikuti ibunya.

"Miki berhenti!" Teriak Ibunya.

"Sebentar saja ma!"

Miki berlari ke gerbang depan dan seperti perkataan Ibunya disana ada Tim 10 dan Tsunade juga Kakashi.

"Tunggu!" Teriak Miki terengah-engah

"Miki..?"

"Anu...kalian akan pergi...?" Tanya Miki

"Yah, kami memiliki rencana untuk membalas mereka" ucap Shikamaru

"Miki!! Dasar anak nakal!" Teriak Fujiko memukul kepala Miki membuatnya meringis.

"Aku juga!"

"Kami tidak membawa orang sakit" ucap Shikamaru, dia melihat Miki masih dililit perban dan sekarang masih menggunakan Baju rumah sakit.

"Miki kau sakit, jika kau ingin membantu kami, pergilah bersama bala bantuan nantinya" ucap Ino

"Ino..."

"Miki jangan keras kepala, Mama tidak akan membiarkanmu pergi meski kau merengek pada mama! Dan kalau kau pergi jangan kembali ke rumah" teriak Fujiko, dia sungguh kesal Miki yang masih sakit berlari keluar dan berniat ikut Dengan pakaian rumah sakit itu.

"Mama~"

"Jangan keras kepala, pulang!" Fujiko menarik Miki kembali.

"Dia benar-benar membuat Ibunya repot..." Gumam mereka melihat Miki ditarik paksa.

"Berhati-hatilah! Tunggu bala bantuan datang!" Teriak Miki hingga akhirnya menghilang di belokan.

"Mama....aku akan ikut jangan menarikku lagi"

ɴᴀʀᴜᴛᴏ x ʀᴇᴀᴅᴇʀ/ᴏᴄ [ꜱʜɪᴘᴘᴜᴅᴇɴ] Bagian 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang