Chapter 1 : Re-Start

22 14 4
                                    

(2016)

Jadi pada akhirnya begini, semuanya berakhir begitu saja setelah aku meninggal, itulah yang kubayangkan, namun tiba tiba aku mendengar sebuah suara, seseorang memanggil namaku....

"Mengapa kamu menutup matamu" suara tersebut berkata kepadaku

Apakah aku disurga? Namun suara tersebut terlalu kasar untuk suara seorang malaikat, apa mungkin.....

"Iblis?" aku tidak sengaja mengucapkan dengan lantang namun tiba-tiba......

*Slap* aku merasakan sesuatu memukul dahiku, dan saat aku membuka mataku figur buram itu tiba tiba menjawab

"Siapa yang kamu panggil iblis? Jangan tidur terus di kelas, cepat keluarkan buku catatanmu!"

Aku Pun mulai teringat, suara tersebut adalah suara Bu. Ayu guru matematika SMP

Tapi dimana aku sekarang? Setelah melihat sekelilingku akupun menyadari bahwa ruangan ini adalah ruang kelasku sewaktu aku masih kelas 9

"Apakah ini semacam flashback?" aku pernah mendengar bahwa semua memori hidup Anda akan berkedip di depan mata Anda sendiri beberapa saat sebelum kita mati.

Tapi yang bener aja, memangnya tidak ada memori lebih baik dalam hidupku selain, terkena tabokan di dahi oleh seorang Guru Matematika

Ketika aku sedang melamun dan berpikir tentang apa yang sebenarnya terjadi, tiba tiba aku mendengar suara lainya memanggil diriku

"pfft .... Ehh bro lu gpp kan?" suara tersebut memanggil diriku sembari menahan tawa, akupun menoleh ke samping kiriku dan terkejut melihat bahwa suara tersebut berasal dari temanku David

"Gw tau lu cukup sibuk dengan kerja, namun ada baiknya kamu tetap mencoba fokus terutama ketika jam pelajaran masih berlangsung" sebut suara lainnya yang berasal dari belakangku

Aku menoleh kebelakang dan melihat bahwa suara tersebut adalah Bayu teman SMPku yang lain, dia selalu tegas dan rajin di kelas, dia sering mengingatkan kami tentang betapa pentingnya belajar.

"Kita sudah di tahun terakhir SMP, jadi kita harus fokus belajar agar bisa masuk ke SMA yang lebih baik" ucap bayu sambil menatapku dan David dengan sinis

"Mulai lagi dah, Pak Pinter ngajarin kita tentang bagaimana kita harus menjalani hidup kita" kata David sambil mengarahkan jari tengahnya ke wajah Bayu

"lu tahu ga jadi siswa pinter itu bukan jaminan lu bisa sukses dikemudian hari" ucap David dengan santai sambil melipat tangannya ke belakang kepalanya

"Dan menurut lu, lu akan berhasil dalam hidup dengan sikap seperti itu?" jawab Bayu

"Apa kata lu? lu ngajak ribut?".

2 orang ini adalah sahabatku, kami sering bertengkar satu sama lain tapi itulah yang membuat ikatan pertemanan kami semakin kuat, kami masing-masing memiliki pandangan berbeda tentang kehidupan, Bayu karena dia lahir dari keluarga yang cukup mapan, memiliki ekspektasi yang cukup besar yang bersandar di pundaknya, dan itulah alasan utama mengapa dia tidak memiliki banyak teman, dan juga sangat disiplin pada dirinya sendiri hampir sepanjang waktu, sementara orang tua David sangat toleran kepadanya. Ini membuatnya mengadopsi pendekatan yang agak santai terhadap kehidupan

"Ehh guys stop dulu sekarang bukan waktunya buat....." aku mencoba untuk menghentikan mereka namun ternyata aku telat

Aku bisa merasakan sebuah aura jahat yang mengarah ke arahku, tanpa kusadari sebuah Spidol tiba tiba mengarah ke arah dahiku dalam kecepatan cahaya, pada waktu itu aku kembali melihat warna takdir, spidol tersebut diselimuti aura Merah Tua, orang yang melempar spidol tersebut memiliki niat untuk membunuhku, pada saat itu juga aku merasakan keringat dingin keluar di sekujur tubuhku dan benar benar merasa takut....

Warna Takdir [On Hold]Where stories live. Discover now