𖥔 Absquatulate 𖥔

223 36 2
                                    

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
ᴛᴏ ʟᴇᴀᴠᴇ ᴡɪᴛʜᴏᴜᴛ ꜱᴀʏɪɴɢ ɢᴏᴏᴅʙʏᴇ
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ᴛᴏ ʟᴇᴀᴠᴇ ᴡɪᴛʜᴏᴜᴛ ꜱᴀʏɪɴɢ ɢᴏᴏᴅʙʏᴇ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ᵀʷ // ˢᵖᵒⁱˡᵉʳ

Porco Galliard x Alberta Jaeger
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
□•□•□

█▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀█

A B S Q U A T U L A T E

█▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄█

□•□•□

"Lepaskan Eren!"

"Eren Jaeger adalah satu-satunya yang bisa menyelamatkan Eldia!"

"Kembalikan Eren kepada orang-orang!"

Hingar-bingar masyarakat penuhi seluruh gerbang gedung militer, sorakkan satu nama yang mereka anggap sebagai pahlawan Eldia─Eren Jaeger. Berhasil menyerang wilayah Liberio bersama pasukan pengintai, jadikan pemuda bersurai coklat itu mendapatkan atensi dari seluruh warga Pulau Paradis.

Namun tak hanya Eren, sang adik bahkan turut mendapatkan atensi yang tak diinginkan. Berbagai pertanyaan perihal si kakak, akan dilontarkan setiap Alberta berpapasan dengan warga di dalam dinding, sebabkan setitik rasa risih pada si gadis.

Bertemu saja sudah tidak pernah, apalagi mengetahui hal yang bersangkutan dengannya. Selama lima tahun terakhir, hubungannya dengan sang kakak merenggang. Tak ada lagi berbalas surat, keduanya sibuk dengan kehidupan masing-masing yang berbeda seratus delapan puluh derajat.

"Alberta? Halo~? Kau baik-baik saja? Barang belanjaanmu sudah aku bungkusan."

Yang dipanggil seketika tertarik kembali ke dunia nyata. Netra sewarna zamrud menatap belanjaan yang telah ditata rapi dalam tas, lantas berpindah kepada sosok pria di depannya. Sesuai dugaan, tatapannya penuh akan kekhawatiran.

Mengeluarkan beberapa uang dari dalam dompet, Alberta mengangguk kecil sembari menyerahkan benda tersebut kepada penjaga toko langganannya, "Iya. Terima kasih, Paman," ujarnya, menerima belanjaan yang jika dilihat-lihat banyak juga jumlahnya. 

Kaki melangkah keluar dari gedung sederhana, menyusuri jalan dengan susah payah sebab pandangan terhalang. Dalam hati merutuki diri lantaran perkiraannya meleset dari sasaran. Jika tahu akan menjadi sebanyak ini, seharusnya ia menunggu Keith Shadis mendapatkan waktu luangnya. 

BRUGH!

"Aduh!"

Daksa si gadis seketika menyentuh tanah, begitu pula dengan barang bawaannya yang sudah jatuh tak karuan. Ia meringis kesakitan, lantas membuka kedua mata; mencari tahu siapa manusia kurang ajar yang berani menabraknya. Netra sewarna zamrudnya meneliti setiap sudut figur di depannya, tanpa sengaja melebar tatkala sadar siapa orang di depannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 02, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

[✓] ꜱᴜɴꜰʟᴏᴡᴇʀ ◖ᴘᴏʀᴄᴏ ɢᴀʟʟɪᴀʀᴅ◗Where stories live. Discover now