Understanding

547 72 3
                                    

TAEHYUN X BEOMGYU

ABO Oneshoot

by aikoterry


"Lepaskan saja Omega itu! Kau tidak mendapat keberuntungan apa-apa darinya!"

Taehyun menatap seorang wanita tua yang berdiri di antara gerombolan.

"Benar, lepaskan saja! Sebenarnya, lebih baik kau menikahi puteriku daripada Omega miskin itu! Bahkan, kedatangannya ke desa ini saja tidak diinginkan. Kami terpaksa menerimanya karena kebaikan tuan muda Ma."

Warga mencibir Omega yang kini berdiri di kejauhan menyaksikan mereka dari dalam pagar kayu, menunggu Taehyun mengapa tidak kunjung kembali ke dalam rumah kecilnya.

"Tuan Muda, bukankah kau bilang kau berasal dari kota? Kenapa kau tidak kembali saja ke kotamu? Tempat ini adalah tempat terpencil, bahkan pemerintah pusat mungkin tidak mengenali desa ini." Seorang pak tua menyemburkan kalimatnya.

Taehyun menghela napas lelah. Dia jengah. Muak dengan bujukan warga desa untuk pergi meninggalkan seseorang yang ia tahu justru sedang menunggunya.

"Aku harus pergi." Taehyun berbalik cepat tanpa menanggapi ucapan warga desa. Kepergiannya menyisakan omelan dan gerutuan kesal terhadap Omega yang masih berdiri di dalam pagar kayu.

Taehyun tidak peduli dengan omongan mereka. Baginya, marah bukanlah solusi terbaik apalagi melakukan kekerasan karena tidak menerima ucapan mereka terhadap Beomgyu. Taehyun juga lega Beomgyu tidak mempedulikan ucapan warga terhadapnya.

"Kau pulang."

Taehyun mendongak dari tunduknya. Mendengar suara Omega yang kini mengulurkan kedua tangannya menyambut tas belanjaan darinya. "Oh, mn," balasnya.

Beomgyu mengambil tas belanjaan itu dan meletakkannya di tangan kiri. Kakinya mendekati Taehyun kemudian tangan kanannya terangkat mengusap lembut surai belakang Taehyun.

Beomgyu tidak mengatakan apa-apa tetapi dia memberikan senyum hangatnya kepada Alpha di depannya. "Hari sudah sore, ayo masuk."

Taehyun mengangguk.

Mereka masuk ke dalam rumah kecil yang dibangun menggunakan lapisan kayu. Lantai, pintu, semua terbuat dari kayu, kecuali atap yang dibungkus oleh genteng berwarna hitam yang dicetak sendiri oleh Taehyun dengan menggunakan bahan tanah liat.

Taehyun sudah berada di desa ini kurang lebih selama 3 tahun, sebab itulah dia mulai berpikir jika warga desa ini gila karena terus mencoba membujuknya untuk meninggalkan Beomgyu yang jelas-jelas adalah Omega-nya, pasangan hidupnya.

Beomgyu yang berdiri di belakang meja dapur, sibuk memotong sayur, menoleh dan tersenyum ketika melihat Taehyun yang duduk di atas tempat tidur kayu terlihat sibuk berkutat dengan pikirannya. "Alpha, jangan terlalu dipikirkan." Panggilan menghormati Taehyun sebagai sosok yang melebihinya. Bukan karena apapun, tetapi Beomgyu benar-benar menghormati Taehyun dari berbagai hal dan sisi.

Untuk saat ini, ia tahu Taehyun masih memikirkan perkataan warga desa.

"Aku hanya tidak mengerti mengapa mereka begitu membencimu?"

Beomgyu kembali menyibukkan diri. Dia diam.

"Apa mereka iri karena sekarang kau hidup bersama Alpha-mu? Atau karena hal yang lain?"

"Tidak perlu dipikirkan. Bukankah kita sudah mengalaminya selama dua tahun lebih?" Beomgyu memasukkan semua bahan sayur ke dalam wajan. Dia mulai serius dan melakukan pekerjaannya dengan cepat. "Setelah makan, aku akan membantumu membasuh tubuh dan pergi beristirahat."

Taehyun mendongak, kedua pasang retina mereka bertemu. Beomgyu sekali lagi mengukir senyuman lembut khasnya.

**

Beomgyu duduk di samping bak mandi kayu. Ia menggosok lengan Taehyun dengan serat lembut yang ia dapat dari hutan. Bibirnya bungkam hingga pertanyaan Alpha-nya memaksanya untuk bersuara.

"Aku terus memikirkan ini, bagaimana jika kau ikut denganku ke kota?"

"Bukankah aku sudah memberitahumu? Aku lebih suka tinggal di desa."

"Kenapa? Apa karena di kota tidak ada lahan untuk menanam semaumu?"

Beomgyu tersenyum, menggeleng. "Bukan," katanya.

"Lalu?"

"Alasannya tidak begitu penting."

"Tapi aku ingin tahu."

Beomgyu menggeleng, kemudian kembali fokus menggosok lengan Taehyun yang lain.

Taehyun menghentikan kegiatan Beomgyu. Dia menggenggam punggung tangan Omega-nya yang memegang serat lembut. "Kalau begitu katakan, supaya aku tahu alasan kenapa kau tidak mau pergi setiap kali aku mengajakmu?"

Kedua mata mereka bersitatap, sebelum Beomgyu memutusnya lebih dulu. Ia sibuk menggosok punggung Taehyun kali ini. "Jika kukatakan, mungkin kau akan bertanya hal yang lain. Aku belum siap mengatakan apapun kepadamu."

"Lalu kapan?"

Tangan Beomgyu berhenti bergerak.

"Jika tidak sekarang, lalu kapan?"

Beomgyu membuang napas pelan. "Di saat---"

"Waktu yang tepat, begitu?" Taehyun memotong ucapan Omega-nya.

"Taehyun..."

"Aku sudah puas berendam. Keluarlah!"

"Tapi aku belum selesai..."

"Bersihkan dirimu sendiri, setelah itu istirahat."

Beomgyu ingin protes. Ingin mengatakan semua yang ingin diketahui Alpha-nya. Tetapi dia belum siap mengatakan semuanya.

Beomgyu pun tidak memiliki pilihan lain selain mengangguk dan pergi dari kamar mandi mereka.

Jika sudah seperti ini, maka ia terpaksa membersihkan diri di belakang rumah. Menimba lagi, entah untuk yang keberapa ratus kali.

***

Ketika suara hewan mengerik terdengar, Beomgyu masuk ke dalam setelah membereskan semua barang-barang yang ada di belakang rumah. Dia meletakkan timba ke dekat pintu usai menguncinya.

Beomgyu berbalik, melihat Taehyun sudah berbaring di atas tempat tidur kayu mereka.

"Sudah tidur?" tanyanya pelan.

Taehyun tidak menjawab, Beomgyu pun pergi ke sudut ruangan. Ia membuka pintu lemari dan mengambil sepotong kain tebal hasil rajutannya bulan lalu.

Beomgyu mendekat dan menyelimuti tubuh Taehyun sebelum dirinya sendiri naik ke atas tempat tidur. Berbagi selimut.

Omega itu menatap langit-langit rumahnya. Lalu tidak lama ia berkata, "Aku hanya tidak ingin kembali. Aku berada di sini karena aku dibuang ke sini, jadi aku tidak ingin kembali. Itu saja...," Beomgyu menoleh, menatap sisi wajah Alpha-nya, "aku harap kau tidak bertanya hal yang lain. Aku ... belum sanggup menjawabnya." Beomgyu mendekatkan wajahnya, mendaratkan sebuah kecupan pada pipi Alpha-nya. "Selamat tidur."

Beomgyu mengubah posisinya. Ia membelakangi Taehyun dan memejamkan mata. Di saat yang sama, tubuhnya direngkuh dari belakang dengan lembut dan kasih sayang.

"Kalau begitu aku tidak akan bertanya dan membahasnya lagi. Selamat tidur." Alpha itu memberikan rengkuhan yang kian mengerat kepada Omega-nya.

FIN

Pluto, February 16, 2021.

UNDERSTANDING - TAEGYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang