•Chapter VI•

7.5K 759 33
                                    

BxB | Fantasy | Mature-content | Romance
.
Don't Like, Don't Read😊

Kini, entah berapa lama Haechan tinggal dengan sosok pucat bernama Na Jaemin di dalam hutan terlarang, Haechan tak pernah menghitung atau bahkan mengira-ngira

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kini, entah berapa lama Haechan tinggal dengan sosok pucat bernama Na Jaemin di dalam hutan terlarang, Haechan tak pernah menghitung atau bahkan mengira-ngira.

Perasaan takut dan kaku yang semula Haechan selalu tunjukkan ketika Jaemin mulai mendekat kini berangsur menghilang. Justru sekarang ketika Jaemin datang dan Haechan dapat menghirup aroma tubuh Jaemin yang tajam namun sekaligus menenangkan, Haechan akan tersenyum lebar. Haechan bahkan terlihat sulit untuk jauh dari Jaemin, lelaki itu akan terus berharap agar Jaemin cepat datang dan segera mendekap hangat tubuhnya.

Seperti malam ini, Haechan kebosanan hanya duduk dan tidur di atas ranjang dengan suasana sepi menyelimuti. Bibirnya mencebil kecil dengan kepala yang menyandar pada kusen jendela, menatap suasana hutan yang nampak damai namun sekaligus dapat melenyapkan.

Sapuan angin membelai pelan pipi berisinya, Haechan kesepian namun tak cukup berani untuk keluar tanpa Jaemin ataupun Doyoung di sisinya.

"Tuan." Panggilan halus dari belakangnya cukup membuat Haechan yang tengah melamun terlonjak kaget, mengedipkan matanya pelan dan mendapati wajah Renjun yang sama terkejutnya.

"M ᅳ maaf tuan." Renjun menunduk, membuat Haechan menggeleng pelan dan menghampiri Renjun dengan senyuman.

"Tidak apa." Haechan duduk di ujung ranjang, lantas menepuk sisi kosong di sebelahnya kode agar Renjun mendekat.
"Tapi ᅳ" Haechan mengangguk, membuat Renjun mendekat dengan pelan dan duduk di samping Haechan lantas terikut menyunggingkan senyuman tipisnya.

"Renjun, apa kau juga seperti Jaemin dan Doyoung Hyung?" Renjun berkedip polos, otaknya masih mencerna perkataan Haechan lantas tersenyum dan menggeleng ketika benang kusut itu telah lurus menemukan jawaban.

"Saya seorang dhamir tuan."

"Hah?" Haechan melongo tanda tak mengerti, memunculkan sebuah senyuman juga kekehan
dari Renjun kala lelaki yang ia panggil tuan nampak menganga menggemaskan.

"Saya masih meminum darah, tapi makanan manusia juga saya butuhkan. Sederhananya, jiwa
saya setengah vampir dan setengahnya ᅳ"

"Manusia?!" Haechan memekik lucu, membuat Renjun yang belum menyelesaikan ucapannya
tersenyum dan mengangguk refleks karena gemas.

"Wahhhh." Haechan bertepuk tangan kecil, mengerutkan hidungnya gemas sembari menggenggam tangan kecil Renjun.

"Oh kenapa kau kemari?" Tanya Haechan pelan dengan mengeratkan bajunya yang nampak rumit memeluk tubuh berisi lelaki mungil itu.

"Tuan Jaemin menyuruh saya untuk menemani tuan Haechan." Kernyitan dahi Renjun terima, perasaan Haechan tiba-tiba memburuk dengan detak jantung yang bertalu cepat.

"Jaemin ᅳ di mana?" Pertanyaan Haechan tak Renjun jawab, kepala Renjun justru menunduk dan semakin menunduk dalam tanpa suara apa-apa yang segera menyapa.

Run or Stay🔞 • JAEMHYUCK✔️Where stories live. Discover now