01 - Mission

475 42 0
                                    

Copyright by ArCastellan

***
Ithaca, New York.
02:36 AM
____

BAGH
BUGH
BRAK
PRANG
DOR
DOR

Hantaman demi hantaman terlontar, bersamaan tembakan yang saling bersahutan. Seorang gadis berusia enam belas tahun kini berlari sekuat tenaga dengan sebuah chip di genggamannya, tanpa memperdulikan luka di seluruh tubuhnya.

"Sialan! Aku bisa tertangkap jika begini," umpatnya bersembunyi di balik dinding berlapis aluminium yang untungnya hanya ditemani cahaya temaram dari lampu yang tak terkondisikan.

Dengan kesal ia menekan alat yang melilit lengannya, yang detik itu juga menampilkan sebuah hologram dengan kode-kode tertentu. Dengan cekatan tangannya bergerak kesana kemari hingga hologram tersebut kini menampilkan sosok pria tampan yang tengah berlari dengan napas terengah di balik sana.

"Kau di mana, bodoh! Aku butuh bantuanmu!" geramnya dengan suara tertahan berusaha menghindari pergerakan musuh yang berlalu lalang. Namun sayang, pilihannya untuk menghubungi pria tersebut sangat sia-sia. Karena kenyataannya, keadaan pria itu tak jauh lebih buruk darinya.

"Ck, apa kau tak lihat? Aku sendiri sedang berusaha melarikan diri!" decak pria blasteran itu kesal bersamaan dengan bunyi tembakan yang terdengar. Sontak, hal itu membuat gadis bermata emerald tersebut berdecih dengan umpatan mengiringi.

"Cih, bodoh!" decihnya menutup sambungan dan beralih mendial seseorang yang mungkin jauh lebih berguna dari pria bodoh itu.

"C'mon, dude. Angkat panggilanku," ucapnya penuh harap karena tak kunjung mendapat balasan. Hingga, suara seseorang yang sangat ia nantikan mampu membuatnya bernapas lega. Setidaknya masih ada harapan, pikirnya.

"Hai, Flo. Apa kau sudah berhasil membawa chip itu?" tanya sosok gadis berponi di balik layar hologram yang dengan santainya menenggak segelas coklat di genggamannya tanpa rasa bersalah sedikitpun. Sontak, hal itu membuat gadis bernama Flo berdecih dalam hati. Sungguh, ingin sekali ia melempar wajah gadis sialan itu dengan kotoran. Namun sayang, semua hanya angan yang tak mungkin tersampaikan. Mengingat, gadis itu adalah rekan yang paling bisa diandalkan.

"Chip sudah di tanganku, tapi aku tak dapat melarikan diri. Mereka semua mengepung tempat ini," balasnya menatap ke segala arah yang tentu saja dalam kondisi tak ubah. Helaan napas berat terdengar dari sosok gadis manis yang melempar gelas kosong di tangannya ke sembarang arah. Hingga, ucapannya selanjutnya mampu membuat Flo ingin mencabik-cabik tubuh mungil gadis bernama Freylin tersebut.

"Haih, menyusahkan sekali. Lalu di mana Xavier?" tanyanya dengan raut tak berdosa yang semakin membuat Flo dipenuhi amarah. Wajar saja, kali ini Flo lah yang lebih terancam kehidupannya hanya karena chip sialan di genggamannya. Tapi, mengapa Freylin malah menanyakan si bodoh itu? Sungguh, menguras emosi.

"Jangan pedulikan dia! Cepat bantu aku!" kesal Flo disertai gemelatuk gigi dari rahang yang mengeras. Yang sayangnya hal itu membuat Freylin memutar bola matanya jengah. Sungguh, menjengkelkan! Pikir Flo menahan amarah.

"Baiklah, tunggu dan lihat permainanku," balasnya dengan seringaian penuh arti kini terpatri di bibir tipisnya bersamaan layar hologram yang mati.

"Damn! Aku bisa mati kehabisan darah hanya karena misi konyol ini!" umpat Flo menatap sekitar dengan amarah tertahan.

Sudah tiga puluh menit berlalu, dan masih saja tak mendapat tanda pergerakan dari Freylin. Hal itu sontak membuat Flo frustasi di balik tempat persembunyiannya. Namun, apa yang harus ia lakukan? Bertindak tanpa bantuan sama halnya dengan bunuh diri, bukan? Berbagai umpatan ia lontarkan, hingga....

Slash [Main Mission - Ithaca]Where stories live. Discover now