s.3 4.

324 41 0
                                    

Hemmm apa yang akan terjadi pada Nightd ya~

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Nelson menjatuhkan ponselnya saat mendengar kadar kalo Nightd kecelakaan.

Dia berlari ke kamar bersiap untuk pergi ke rumah sakit.

Dia mengambil kunci motor dan hp nya yang terjatuh dan berlari ke bagasi untuk ke motor.

Saat di depan pintu, Kaka Nelson -bluze- datang.

"Mau kemana nel, terburu² banget" tanya nya heran dengan kelakuan Adek nya yang tak biasa ini.

"Aku mau ke rumah sakit, Nightd ketabrak mobil" jelas Nelson pada Kaka nya.

" Lagi ?, Eehhh Kaka yang nyetir deh biar cepet" saran Bluze kepada Nelson yang di angguki oleh Nelson.

Sesampainya di rumah sakit

"Hiks hiks gimana ini felz" Isak tangis Moend terus terdengar di depan ruang ICU.

Rasa takut akan kehilangan itu mulai menggerogoti dirinya.

Dia takut.

Takut kalau Nightd yang sudah di anggap nya sebagai adik nya sendiri itu akan pergi.

"Sabar ya Moend kita tunggu hasil dokter" ucap Mefelz menenangkan Moend yang sangat rapuh sekarang.

"MOEND" datang seorang remaja dengan jaket hitam dan kemeja putih lengkap dengan jeans hitam datang menemui Moend dan Mefelz

"Nel....." Kedatangan Nelson hanya bisa disambut seperti itu oleh Moend.

Dan Mefelz hanya bisa diam akan itu.

"Gimana keadaan Nightd" tanya Nelson sambil terengah engah karena habis berlari.

"Kami belum tau nel,dokter masih di dalam. Dan tadi aku di telpon Moend dan dapet kabar ini" terang Mefelz ke Nelson.

Kriett

"Atas keluarga Nightd" tanya dokter setelah membuka maskernya.

"Bukan dok, kami teman nya dan keluarga nya sedang menuju ke sini" Moend langsung berdiri dan menjawab pertanyaan dokter cepat karena ingin tau keadaan Nightd.

"Ananda Nightd sudah melewati masa kritisnya. Dia sekarang hanya butuh istirahat yang cukup" terang dokter pada mereka bertiga -Nelson, Moend, dan, mefelz-.

Moend oleng sedikit mendengar berita itu dan langsung di tangkap oleh Mefelz.

"Syukurlah..." Ucap Nelson yang berdiri dari tadi saat mendengar perkataan dokter.

"Kapan kami bisa menjenguknya" tanya Mefelz kepada dokter tersebut.

"Sekarang sudah bisa, tapi hanya satu orang yang boleh masuk" terang dokter tersebut.

"Terima kasih dokter" ucap Mefelz kepada dokter.

"Sama², kalau begitu saya pamit undur diri"

Dan dokter itu pun pergi.

"Kamu duluan aja nel, si Moend harus ditenangin dulu" ujar Mefelz yang sedang menenangkan Moend yang menangis lagi.

Yang di tanya pun hanya bisa mengangguk sebagai jawaban.

Kriett

"Ehh night.."

.
.
.
.
.
.
.
.

Selesai yey

Whatever I Want UwUWhere stories live. Discover now