Sebelas (END)

426 77 26
                                    

Happy reading💜
.
.
.
.



Hari terakhir ujian.

Hari ini Windy benar-benar sumringah sedari pagi. Semalam saat dia membuka tasnya, dia melihat kantung plastik bening berisi roti dan susu coklat dari Chandra. Tapi bukan itu yang membuatnya secerah ini.

Ada sebuah post itu dengan tulisan tangan Chandra yang membuatnya berdebar.

Istirahat yang cukup ya nanti malem, besok hari terakhir kita ujian :')


Entah kenapa debar jantungnya kian menggila tiap Chandra menyebut kata kita. Apakah Windy berlebihan?

Ketika dia melewati koridor di depan ruang ujiannya, tiba-tiba seorang siswa memanggilnya. Orang itu adalah Kenan.

"Lo, Windy kan?" tanya Kenan yang kini duduk di kursi panjang. Di sebrangnya ada Bayu yang berdiri dekat balkon.

Mau tak mau Windy menghentikan langkahnya. "Iya, Kak. Kenapa?"

Kenan tersenyum. "Sini duduk dulu."

Menurut, gadis itu duduk di samping Kenan. Biar bagaimanapun dia cukup takut dengan senior.

"Rumah lo dimana?"

Meski aneh, Windy tetap menjawabnya. "Komplek taman palem, Kak."

Kakak kelas di hadapannya mengangguk. "Lo, beneran gak punya pacar kan?" tanyanya lagi.

Windy semakin aneh dengan pertanyaan yang dilontarkan Kenan, tapi lagi-lagi karena dia kakak kelas, maka Windy akan menjawabnya. "Iya, Kak. Gapunya."

Lagi-lagi Kenan hanya mengangguk. "Kalo gitu, seka—"

"Masuk Win!"

Bayu dan Sean berubah panik saat mendengar suara Chandra yang tiba-tiba menginterupsi. Dan dengan patuhnya Windy menurut lalu masuk, berjalan mengekor di belakang Chandra.

"Mampus, salah paham lagi dah itu anak!" ucap Sean santai. Dia malah kembali fokus dengan game di ponselnya.

Bayu berdecak. "Lagian ada-ada aja sih lo, tem!"

Kenan menggaruk kepalanya. "Gue kan cuma mau mastiin si cantik ga PHP-in Chandra! Kasian temen gue yang udah baper tingkat dewa!"

Sean hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Lu jelasin deh tuh."

.

.

.

.

"Dia udah nanya apa aja ke kamu?"

Tanpa basa-basi, Chandra langsung bertanya ketika mereka berdua sudah duduk. Entah kenapa Windy seperti merasakan aura kemarahan dari nada bicara Chandra saat ini.

Meneguk salivanya karena gugup, Windy menjawab perlahan, "alamat sama udah punya pacar....atau belum."

Chandra tidak menoleh sedikitpun saat gadis itu berbicara, padahal biasanya dia sangat suka melihat wajah cantik itu. "Terus kamu jawab jujur?"

"I-iya..."

Setelah mendengar itu, Chandra malah keluar kelas. Sementara Windy tampak was-was dan khawatir.


Dan yang terjadi di luar kelas...

"Lo serius mau nikung gue ya?" tanya Chandra langsung begitu berhadapan dengan wajah Kenan.

ujian [✔]Where stories live. Discover now