Malam itu

10 1 0
                                    

Malam itu, rintik hujan turun. Selaras dengan hati yang kian bimbang bagi seorang gadis cantik bernama Elsa. Kekasihnya, Bastian akan melanjutkan pendidikannya di Luar kota. Dan itu artinya Elsa tidak bisa menemuinya kapan pun dia mau seperti sekarang ini.

Terbesit dalam hatinya,
"Apakah aku bisa? Jauh dari Bastian."
Ditambah perasaan takut Bastian berpindah hati saat jauh darinya.

( Perempuan emang gitu )

Malam itu, Bastian mengajak Elsa makan malam sebelum ia pindah ke luar kota.

"Assalamualaikum Tante, Elsanya ada." sapa Bastian pada ibu Elsa. "Wangalaikumusalam, ouh Bastian masuk silahkan masuk, ada bentar ya Tante panggil."

"Hai bas." sapa Elsa tanpa semangat
"ya udah Bu, Elsa jalan dulu ya Bu." izin Elsa pada ibu. "Hati hati ya nak, dan Bastian, inget pulangnya jangan kemaleman oke?.''
"Baik bu.''

Malam itu Elsa tak seceria biasanya. Senyumnya layu, tak banyak bicara.

"Kamu kenapa sih!" kata Bastian penasaran.
" Kan aku dah bilang, aku gapapa bas" jawab elsa lirih karena tak kuat lagi menahan air mata yang jatuh.

Sampailah mereka disebuah caffe di pusat Ibukota.
Beberapa detik keduanya saling diam. Mendengarkan musik yang diputar di caffe tersebut.

"Mas, mau pesen apa ya?.'' tanya pelayan caffe
"Kamu mau apa?." Tanya Bastian pada Elsa
"Terserah deh." Elsa menjawab cuek sambil sibuk memperhatikan Gadjetnya.
"ya udah, mbak pesen greentea aja 2."
"Baik mas.'' kata pelayan caffe.

Bastian mulai merasa ada yang beda dari Elsa. Dingin, Cuek, Tidak banyak bicara.

Hening,
Tetesan hujan, menambah keheningan. Mereka menikmati secangkir greentea hangat yang telah di pesan tanpa obrolan.

"aku mau pulang. aku cape." Kata Elsa , sembari mengambil tas kecilnya.
"Bentar aku ke kasir dulu ya.''
"ga perlu anter bas, aku bisa pulang sendiri." kata Elsa sinis
"Jangan becanda Elsa, ini udah malem, aku takut kamu kenapa napa." Bastian khawatir
" aku bisa jaga diri kok. Kamu yang seharusnya jaga diri di sana dari cewe- cewe." Elsa sinis

Di sepanjang jalan, terlihat Bastian mengikuti Elsa dengan raut wajah yang makin bingung dengan sikap Elsa.

Ada apa dengan Elsa?

"Di sini aja mang." Kata Elsa memberhentikan driver ojolnya itu. "Oke mbak."

Elsa turun dari ojek, dan mengluarkan dua lembar uang sepuluh ribu untuk membayar.
"Ini yang mang." "Oh iya mbak, makasih."
"Sama- sama mang." Kata Elsa sambil tersenyum tipis.

Bastian yang mengikuti dari belakang pun ikut berhenti, dan berlari meraih tangan Elsa.

"Kamu kenapa sih?." Bastian yang semakin penasaran ada apa dengan Elsa.
Tak sepatah kata pun keluar dari bibir Elsa, dia hanya melengos, dengan tatapan layu. Bergegas masuk ke dalam rumah.

"Argh, kenapa sih dia."
Tanya Bastian pada dirinya sendiri, sambil menyusuri jalan pulang dengan motor tuanya.

Sesampainya dirumah, Bastian langsung menuju kamarnya. Dan mulai mengetik nomor ponsel Elsa untuk menelfon.

"Tut..Tut...Tut.."
Elsa tak mengangkat telfon.
"Ko ga diangkat sih?" gerutu Bastian
"Apa mungkin sudah tidur ya?."

Di sisi lain

Di sepetak kamar, Elsa mulai menghela nafas panjang. Seakan dirinya belum bisa menerima akan jauh dari Bastian. Dia hanya memandangi ponselnya yang terus berdering. Sampai tak terasa air mata jatuh perlahan.
Memang tak terdefinisi kan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 21, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

" Terhalang Jarak Kampus "Where stories live. Discover now