28. Love You

156 16 1
                                    

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Maafkan diriku yang kini jarang update hal itu karena Cia banyak aktifitas organisasi di kampus, jadi mohon dimaklumi.

jangan lupa untuk Vote, Comment, and share agar Cia semakin semangat untuk lanjut.

kalau gitu....


Happy Reading
🍓🍓🍓🍓

"Kamu nggak apa-apakan? Postingan si Devan bikin aku khawatir sama kamu."

Arsen langsung menanyakan keadaan Deeva bahkan sebelum Deeva duduk di kursi penumpang. Deeva menoleh ke arah suaminya yang saat ini terlihat begitu khawatir. Untuk meredakan hal tersebut, Deeva membalas dengan senyum yang menenangkan hati.

"Aku nggak kenapa-kenapa kok, kak. Alhamdulillah diriku sehat bagai kuda," ujar Deeva disertai cengiran untuk mengalihkan suasana yang kini sangat cheese baginya.

Arsen hanya mengelus kepala Deeva dengan lembut untuk menenangkan gadis yang kini dilanda gugup, namun aksi Arsen tersebut semakin membuat Deeva semakin gugup dan merona parah.

"Mau kemana dulu sebelum pulang? Mau makan atau sekalian ngabisin waktu berdua seharian ini?" Pertanyaan Arsen mengundang anggukan dan binar ceria di mata Deeva.

"Makan dulu, kak. Habis itu kita kepantai yuk! Menikmati senja dengan dinner bareng."

Dengan senyum yang terpatri di bibir keduanya, Arsen mengendarai mobil ke rumah makan di pinggir jalan di dekat Padduppa. Terlihat genggaman tangan yang kelihatan sangat pas dan seakan takdir telah menuliskan keduanya untuk saling menggenggam.

"Skripsi kamu udah sampe mana?" Tanya Arsen setelah selesai dengan makanan yang ada di depannya. Sekarang ini ia telah duduk dengan menopang dagu sembari melihat keindahan Tuhan, meskipun pada dasarnya ia tak percaya akan adanya Tuhan.

Deeva meletakkan sendoknya, setelah selasai dengan makanannya. Ia kemudian beralih menatap Arsen dengan pose yang sama seperti orang di depannya.

"Skripsi aku dikit lagi kelar dan tinggal nunggu sidang aja, Kak. Dan rencananya aku pengen ambil gelombang pertama biar bisa cepet koasnya."

Deeva sangat menikmati waktu berdua dengan Arsen di hari ini karena menurutnya sikap Arsen beberapa bulan ini sangat manis baginya. Dengan santainya ia menjawab pertanyaan Arsen sembari menikmati sosis goreng yang kini terhidang di depan mereka.

"Nanti koasnya di tempat kakak ya? Biar bisa ketemu dan bisa bareng lagi." Ucapan Arsen membuat Deeva sangat senang.

"Oke deh, Kak. Biar konsulen-konsulen yang genit ke kakak bisa tau, kalau kakak itu udah punya pawang yang cuantiek."

Arsen langsung menyentil dahi Deeva hingga empunya mengadu karena sakit. Kekuatan Arsen tuh nggak main-main kalau dalam hal menganiaya Deeva.

"Sembarangan kalau ngomong. Walaupun dengan kehadiran wajah jelekmu, hal itu takkan mempengaruhi popularitasku di rumah sakit."

Deeva berlagak ingin muntah mendengar kalimat PD yang keluar dari mulut Arsen, ingin menjitak balik takut kualat. Deeva melampiaskan rasa gregetnya dengan meninju telapak tangannya dengan gemas.

****

Senja telah tiba dan Sang surya mulai memperlihatkan jingganya yang amat indah dan seakan membentuk mutiara di atas laut. Selama ini banyak yang menyayangkan dan menyandingkan senja dengan perpisahan. Mereka bilang senja itu indah, namun hanya sejenak. Tapi apakah mereka tak sadar? Kalau senja sama halnya dengan manusia yang mencoba beristirahat dari perjuangannya yang tak pernah dihargai. Dan saat ini dua insan yang terlihat sangat serasi tengah menikmati hal tersebut sembari menggenggam satu sama lain. Mereka terbawa pikiran masing-masing, Deeva dengan keyakinan untuk mengubah dan Arsen dengan keyakinan akan tanggung jawab masa lalu yang terus menghantuinya.

Fille ForteWhere stories live. Discover now