Tuduhan sang Papa

224 26 3
                                    

Satu bulan kemudian

" Sisi Putri kemana?  Kok gw gak liat dari tadi pagi "tanya Pangeran

Niatnya tadi pagi ia ingin menjemput Putri tetapi Putri menolaknya dan sampai jam istirahat dia belum juga menemui gadis itu

" Putri tadi dia telat dan sekarang dia lagi bersihin gudang sekolah " jawab Sisi

" apa!!!  Kok bisa "

"kan gw bilang dia datang telat, tadinya mau gw bantuin tapi dia nolak.  Sumpah si wajah Putri pucet banget bahkan tadi dia sempat mimisan "

Dengan cepat Pangeran pergi ke gudang sekolah untuk melihat kondisi Putri dan benar saja dugaanya Putri pingsan

" yaampun Putri bangun Put" panik Sisi " Pangeran kita harus bawa Putri ke rumah sakit "

"biar gw aja yang bawa Putri ke-"

" gw pengen ikut anterin Putri ke rumah sakit dan gw pengen tau sebenarnya Putri sakit apa " tegas Sisi

" yudah kalo itu mau lu "

Lalu Pangeran  membawa Putri ke rumah sakit

....

" Kak gimana kondisi Putri "tanya Pangeran saat melihat Kakaknya yang sudah kwluar dari UGD

Rafael hanya diam hal itu membuat Pangeran geram " Kak jawab Kak Putri gak papa kan " tanya Pangeran dengan sedikit emosi

" Kangker yang di alami Putri sudah menyebar ke semua tubuhnya dan kesempatan untuk Putri bertahan hidup hanya berapa persen "

" apa Putri punya kangker "pekik Sisi terkejut

Pangeran yang melihat Putri terkejut menepuk jidatnya pelan, dia lupa kalo Sisi belum tau

" hmm iya dia punya penyakit itu sudah lebih dari setahun "

Tangis Sisi pun pecah,  kenapa Putri gak bilang? 

Sisi merasa dia tidak bisa menjadi sahabat yang baik untuk Putri,  selama ini Putri tutupi penyakitnya

" apa Papanya Putri sudah tau?  " tanya Sisi

" Putri tidak memberi tahu kepada Papanya, Putri anaknya pandai bohong dengan wajahnya yang polos " kekeh Rafael dengan sendu

Memang benar Putri pandai berbohong apalagi soal kesehatanya

" gw harus kasih tau Papanya Putri karena sampai kapan kita tidak memberi tau keluarganya sendiri " ucap Sisi

" lo benar yaudah lo telpon aja " lalu Sisi menelpon Zian

"hallo om "

"iy kenapa Sisi"

"om Putri "

"jika kamu ingin membicarakan masalah anak sialan itu lebih baik saya tutup "

"tapi om Putri itu anak om"

"mulai detik ini Putri bukan anak saya karena dia sudah berani beraninya mendorong istri saya "

Tut

"Putri kenapa takdir lo begini?  Di saat lo sakit Papa lu gak peduli sama lo" lirih Sisi dan terduduk di salah satu bangku panjang di sana

"kenapa"tanya Pangeran

"katanya mulai sekarang Putri sudah bukan anak om Zian lagi"lirihnya

"jika memang Papa nya tidak menaggap Putri anaknya lagi maka mulai sekarang kita tidak usah kasih tau jika Putri memiliki sakit kangker " dingin Rafel

...

" Dok gimana keadaan istri saya " tanya Zian setelah mematikan sambungan telpon

Saat tadi pagi Alya terjatuh dari beberapa anak tangga karena ulah Putri mendorong nya

Flassback on

Putri sudah bersiap siap sengan seragamnya, terlihat sekali wajah pucatnya bahkan dia sekrang sudah seperti mayat hidup

Ia mengoleskan make up sedikit di wajahnya setelah itu Putri keluar dari kamarnya tanpa sengaja tatapan Putri jatuh kepada Alya

"dia kenapa"gumam Putri saat melihat Alya yang berjalan sempoyongan menuju anak tangga

Dari belakang Putri diam diam mengikuti Alya dan pada saat di tangga hampir terakhir Alya terjatuh hal itu sontak membuat Putri terkejut

"astaga nyonya " teriak maid tak lama Zian datang dari ruang kerjanya dan terkejut melihat istrinya terjatuh

" Alya kamu kenapa " lalu tatapan Zian beralih ke Putri yang masih ad di tangga

Plakk

Satu tamparan mendarat di pipi mulus Putri " apa yang-yaampun Mama" ucap David

"Pah kenapa Mama bisa seperti ini "tanya David

" dia di dorong oleh Putri"

Deg

"eng-enggak Pah Putri gak dorong dia " bela Putri

Kenapa dia di tuduh seperti ini? 

"Putri apa salah Mama gw sampai lu dorong Mama gw? Mama gw udah berusah jadi yang terbaik buat lu bahkan dia lebih sayang lu dari pada anak kandungnya"

Putri hanya menggeleng "bukan aku y dorong dia "

Plakk

"pergi dari sini karena Papa sudah tidak mengaggap kamu ad "

Deg

Flassback off

Takdir PutriWhere stories live. Discover now