Bab 11

136 22 0
                                    

Kedua belah pihak sudah memberikan penghormatan satu sama lain. Pertandingan ini memiliki format 3 lawan 3 dengan masing-masing satu musuh. Yang pertama bertanding adalah Barts, kedua Ignis dan terakhir Alex. Para penonton lokal menyerukan kepada jagoan mereka masing-masing. Barts tak peduli karena ia sudah terbiasa. Begitu pula Azazel.

Barts vs Azazel

Kedua petarung sudah maju, dan bisa dilihat dari penampilan bahwa Azazel lebih unggul. Armor dan senjatanya lengkap. Sedangkan Barts hanya sarung tangan buatan Kevin dan baju pangsi yang dibuatkan oleh Kate. Terlihat biasa namun manfaat luar biasa.
Azazel :” Apa hanya itu persiapan milikmu? Ternyata Braumstein memang miskin dan juga bodoh. Bisa-bisanya mereka mengirim orang lemah seperti dirimu.”
Barts :” Alex benar tentang kau hanya bermulut besar ya?”
Azazel :” Kau akan menyesali perkataanmu itu.”
Barts :” Heee.. Tentu saja tidak akan.”
Sigfried pun memulai pertandingan. Tanpa basa-basi Azazel langsung menyerang Barts dari depan dan terus berusaha menyudutkannya. Barts yang diserang tidak tinggal diam, dia menghindari semua serangan musuhnya tanpa tenaga. Alex memberi tahu Barts bahwa ada sebuah kuda-kuda yang membuat kita tidak bisa lelah, hanya saja Alex lupa apa namanya. Dia pun memakai kuda-kuda itu dan hanya mengelak serangan pedang Azazel. Bagai menghindar dari sebuah bulu, Barts dengan mudah menghindar.

Azazel yang mengerti taktik Barts langsung menjaga jarak. Dia tahu kalau menyerangnya terus menerus akan memberikan keuntungan pada Barts. Keduanya saling memandang. Belum ada pergerakan dari mereka berdua. Azazel melihat gerak gerik Barts. Dan itu merupakan kesalahan besar baginya. Barts memancing Azazel agar masuk jarak serangnya. Pandangan adalah hal penting ketika bertarung. Fokus pada mata musuhmu lalu serang. Azazel sudah terlanjur maju dan masuk jarak serang Barts.

Azazel pun menusuk Barts dan Barts menunduk, menangkap tangannya, membalik badan dan membantingnya sekuat tenaga. Azazel  hanya terbaring kesakitan. Tidak berhenti sampai di situ. Barts menghajar wajah Azazel dengan satu pukulan keras hingga matanya Azazel lebam dan hidungnya mimisan. Barts mundur karena Azazel sudah mempersiapkan pedangnya. Azazel berdiri dan menggunakan sihir.

Azazel :” Akan kutunjukkan padamu yang lemah ini kekuatanku. [ Flying Sword ]” pedangnya terbang dan menyerang Barts. Kecepatan pedang itu cukup tinggi. Barts terkena beberapa serangan dari pedang itu. Ketika pedang itu akan kembali Barts menghajar pedang sampai tertancap di tanah. Azazel yang kaget langsung menjauhi Barts. Kali ini keduanya bertarung dengan beladiri. Luka kedua orang ini memang tidak parah tapi cukup untuk membuat mental turun jika tidak berlatih.

Azazel maju dengan berharap dia bisa menang. Dia terlihat bukan menyerang tapi mengambil pedangnya. Tentu saja Barts menghalanginya dan membuatnya lengah. Barts yang melihat kesempatan itu maju dan melayangkan Gatling Uppercut miliknya. Azazel terpental dan jatuh. Barts akan melakukan satu serangan lagi namun dihentikan oleh Sigfried. Barts keluar sebagai pemenang. Wajah kesal ditunjukkan oleh pihak Silver, khususnya Slowy. Wajahnya terlihat seperti orang yang baru saja kalah judi.

Azazel mengalami luka yang parah karena Gatling Uppercut Barts. Pukulan itu baru saja menghajar sendi lengan, rusuk, ulu hati, wajah, leher, dan yang paling sadis adalah ketika dia menyerang biji masa depan Azazel. Benar, kedua biji itu hancur karena Barts tidak mengontrol kekuatannya. Kini Alex yang melihatnya yakin bahwa masa depan Azazel sangat suram. Pertandingan pertama untuk Braumstein. Barts langsung kembali ke kursi petarung.

Ignis vs Gabriel

Pertarungan kedua adalah antara Holy knight dan mantan Holy knight. Yah bisa dibilang pertarungan antara junior dan senior. Kedua petarung sudah bersiap. Ignis memakai pakaian latihannya dan pedang rancangan Alex. Gabriel menggunakan armor dan pedang Holy knightnya. Gabriel menatap Ignis dengan penuh kesombongan. Dan Ignis menatap serius karena perkataan Alex yang berkata jangan pernah meremehkan lawanmu. Bisa dilihat bahwa pedang rancangan Alex adalah pedang taktik. Bisa di panjangkan dan di pendekkan. Modelnya mirip dengan DX ROD SWORD milik super sentai . Hanya berbeda model dan cara kerja saja. Namun lawan belum mengetahui itu.
Gabriel :” Jadi inikah mantan Holy knight yang hebat itu. Kau tidak seperti kelihatannya tuan Ignis.”
Ignis :” Meski hanya mantan bukan berarti kau bisa melampaui pengalamanku menjadi Holy knight. Dan juga sebagai seniormu aku hanya mendidik.”
Gabriel :” Jangan bercanda. Bahkan tuan Trivan telah mengakui bahwa aku lebih hebat daripada dirimu itu.”
Ignis :” Aku tidak pernah meremehkan lawanku.”
Slowy :” Gabriel sayang beritahu orang itu pelajaran bahwa Silver adalah yang terbaik.” Diteriaki dari bangku penonton
Gabriel :” Baiklah ibu, akan kutunjukkan betapa kuatnya kita ini!”

Muslim Indonesia Di Dunia Lain (Season 1)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz