Kembali Ke Kahuripan

118 2 0
                                    


" sebaiknya kita kembali ke Kahuripan "

Cuma itu kata yang bisa raja Airlangga ucapkan.

Para senopati saling berpandangan, mereka seolah olah tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar.

" mohon ampun gusti prabhu, kita tinggal selangkah lagi, kenapa harus kembali ? "

Raja Airlangga tidak langsung menjawab pertanyaan Mapanji tumanggala, dia terdiam sejenak.

" aku meragukan kekuatan kita saat ini "

Ingin rasanya Mapanji tumanggala meyakinkan raja Airlangga, bahwa kekuatan prajurit Kahuripan masih mampu jika untuk berperang sekali lagi.

" mohon ampun gusti prabhu, apakah itu keputusan yang terbaik ? "

" apa ada yang tahu, sebesar apa kekuatan prajurit Lodoyong ? "

Raja Airlangga balik bertanya, dan tidak ada yang berani memberi gambaran pasti kekuatan prajurit kerajaan Lodoyong.

" kita memutuskan kembali ke Kahuripan, karena persediaan makanan, dan juga busur panah tinggal sedikit, ditambah lagi jumlah prajurit kita telah banyak berkurang "

Para senopati kerajaan Kahuripan akhirnya mengerti, kenapa raja Airlangga tidak menyerang kerajaan Lodoyong saat ini juga.

Namun raja Airlangga tidak ingin kembali ke Kahuripan dengan tangan kosong dari Lodoyong.

Dia berpikir, bagaimana caranya untuk bisa menaklukkan kerajaan Lodoyong sebelum kembali ke Kahuripan.

Jika saat ini berperang, maka belum tentu akan meraih kemenangan dengan mudah, bahkan mungkin juga bisa kalah.

Sebelum kembali ke Kahuripan, raja Airlangga ingin menaklukkan kerajaan Lodoyong, bukan lewat jalan perang, namun lewat gertakan.

Maka ditulislah sebuah surat yang hendak dia tujukan pada ratu dyah Tulodong, isinya meminta dyah Tulodong untuk sukarela menyerah pada Kahuripan.

" bayu aji, pergilah ke kerajaan Lodoyong, sampaikan surat ini pada ratu dyah Tulodong "

" sendiko gusti prabhu "

Sebenarnya ada yang mengganjal dalam hati bayu aji, dia ingin bertanya langsung pada raja Airlangga, namun dia tidak memiliki keberanian untuk itu.

Raja Airlangga ingin menarik semua prajurit kembali ke Kahuripan, tapi kenapa perintahkan dirinya untuk berkirim surat pada ratu dyah Tulodong ? .

" apakah gusti prabhu menyerah ?, ah...rasanya tidak mungkin "

Dengan cepat dia pacu kudanya menuju istana kerajaan Tulodong, dalam perjalanan tidak henti hentinya dia bertanya pada dirinya sendiri, namun tidak ada jawaban yang dia dapati.

" kita akan kembali ke Kahuripan, setelah kau kembali dari kerajaan Tulodong "

Ucapan itu yang raja Airlangga katakan,sebelum dirinya berangkat.

Bayu aji terus memperhatikan raut wajah dyah Tulodong saat membaca surat dari raja Airlangga.

Dia ingin membaca surat raja Airlangga itu dari raut wajah dyah Tulodong, tidak membacanya secara langsung, tapi melihat gambaran ekspresi wajahnya, sudah cukup untuk mengetahui isi surat tersebut.

Tapi bayu aji merasa sangat heran dengan ekspresi wajah dyah Tulodong, karena terlihat datar datar saja, dan tidak ada pertanda terkejut, ataupun marah, dan takut.

Dengan tersenyum, dyah Tulodong menggulung surat itu kembali.

" sampaikan pada gusti prabhu Airlangga, aku akan datang ke Kahuripan dalam waktu dua purnama lagi "

" sendiko gusti ratu "

Raja Airlangga tidak bisa menutupi rasa senangnya, apa yang bayu aji sampaikan sudah cukup untuk mewakili menyerahnya dyah Tulodong kepada dirinya.

" kita bisa kembali ke Kahuripan sekarang "

Kahuripan 1009 - 1042  2 Dyah TulodongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang