Part 19

6.2K 819 411
                                        

Area ​​adult
and
sexual content

⚠⚠⚠

Mereka akhirnya selesai mengumpulkan magnet dan bersiap kembali. Sekarang mereka berlima ditemani Suika yang memakai helm semangka, ia membantu para babu-babu Senku mencari magnet, canda kok.

Sepanjang perjalanan Senku maupun (Y/N) tidak ada saling menyapa, mereka enggan membuka suara bahkan untuk melihat satu sama lain. Senku masih dirundung kesal karena (Y/N) meninggalkannya, sedangkan (Y/N) dihantui gelisah takut Senku marah.

Mata (Y/N) diam-diam melirik kearah Senku yang menatap datar kedepan, lelaki itu tidak tampak marah, Senku selalu tenang dalam situasi apapun itu, namun ketenangannya malah membuat (Y/N) was-was. Wajahnya tenang, tidak tahu isi dalam pikirannya bagaimana.

Kohaku yang sangat peka memandang Senku dan (Y/N) bergantian, ia mengerutkan dahi. Tidak biasanya pasangan suami-istri ini terdiam, mereka akan adu mulut selama perjalanan berlangsung seperti saat berangkat tadi.

"Ekhem." Sedikit berdehem, Kohaku menggenggam tangan Suika dan Chrome bersamaan, ia menarik tangan keduanya. Chrome yang kaget atas perlakukan Kohaku sedikit berontak, sedangkan Suika hanya terdiam dengan wajah polos.

"Eh ada apa?" (Y/N) bertanya entah pada siapa, ia juga bingung mengapa Kohaku menarik tangan mereka. Tanpa sadar ia menoleh dan matanya saling beradu pandang dengan mata merah maron milik Senku. "Gadis itu cukup pintar." Kata Senku yang tidak (Y/N) mengerti.

"Jadi, kapan kau akan bertanggung jawab?" Pertanyaan Senku membuat (Y/N) tersentak. Ia melotot kearah Senku dengan pandangan tak percaya. Mengapa yang mereka bahas itu lagi? Padahal (Y/N) sangat tidak mau membahas hal itu. Dirinya terdiam, ini salah Senku. Andaikan lelaki itu tidak mengatakan hal aneh mana mungkin hal itu terjadi.

"Senku! Tidak mungkin kita melakukan itu." Kata (Y/N) dengan wajah cemberut, tangan Senku sangat gatal ingin menarik pipinya.

"Kenapa tidak mungkin? Usia kita lebih dari cukup. Kita juga sudah menikah." Kata Senku datar, (Y/N) dibuat semakin kesal dengan perkataan Senku. Ia menarik tangan lelaki itu agar menghentikan langkahnya.

"Menikah itu hanya status agar kita tidak dicurigai, dan itupun terpaksa dilakukan karena tindakan tak senonohmu itu." Ucap (Y/N) panjang lebar, ia masih mengenggam tangan Senku erat, seolah tak membiarkan lelaki itu pergi. Senku menatap (Y/N) datar, ada hal yang ingin ia sampaikan, namun terhalangan oleh rasa gengsi. Suka. Senku menyukai gadis drama, tapi ia tidak bisa mengatakan hal itu secara gamblang.

"Kalau begitu ayo menikah."

Yang (Y/N) catat, perkataan Senku selalu main-main dan melantur. Apalagi ini tentang hubungan yang akan berpengaruh pada kehidupan mereka seterusnya, karena itulah (Y/N) tidak percaya jika Senku mengatakan kalimat romantis walau hatinya berdebar tidak karuan.

"Jangan bercanda Senku."

(Y/N) melepas tangan Senku dan berjalan lebih dulu, ia takut jika membahas soal hubungan intim, tidak siap menjadi alasan utama (Y/N) tentunya. Namun Senku dengan cepat menyusul dan menarik lengan (Y/N).

"Apa?" (Y/N) sedikit bertanya pelan, ia mendapati Senku yang memandangnya datar dan dingin. Raut muka yang jarang sekali Senku perlihatkan. Tidak menjawab, Senku memilih diam. (Y/N) yang dipelototi merasa risih, ia berontak dengan menarik tangannya, namun Senku dengan senantiasa menahan tanpa alasan yang cukup jelas.

"Senku?" Kini nada bicara (Y/N) terdengar kesal, gadis itu merutuk dalam hati. Senku masih diam, apakah mendadak ia menjadi bisu?

Senku menarik tangan (Y/N) membawanya entah kemana, sedangkan (Y/N) hanya sanggup mengikuti tanpa melawan. Dirinya seolah terhipnotis tatapan tajam Senku.

Science Or Love 《SenkuxReaders》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang