Tragedi

45 5 0
                                    

"apa? Aku tidak mendengar suara mu."

"Siapa kamu! Katakan"

"Namaku Anyi. Rumahku tidak jauh dari sini, makanya aku tidak sengaja melihat kamu di bully oleh perempuan perempuan tadi."

"Kenapa kamu menolong saya?"

"Aku hanya iba. Selain itu, aku juga sering di-bully" ujarnya dengan nada yang terlihat sedih. Wajahnya murung, ia menghela nafas gusar.

"Terima kasih. Sudah menolongku."

Ketika Anyi akan membalas ucapan Aishi, tiba tiba saja kardus tempat mereka bersembunyi hilang. Tepatnya diambil oleh orang.

Dengan cepat orang yang menutupi wajahnya dengan topeng tersebut memukuli Anyi sekeras mungkin. Anyi sampai pingsan di buatnya.

Orang yang mencurigakan itu langsung menarik tangan Aishi agar tak kabur. Tangannya membekap mulut Aishi dengan sebuah kain yang sudah diberi cairan yang dapat membuat siapapun yang menciumnya menjadi pingsan.

Pandangan Aishi mulai samar samar hingga tubuhnya ambruk.

🍂🍂🍂

Seorang pria paru baya tengah berada disebuah kamar yang ada disalah satu club malam. Dia tidak sendirian. Dia bersama dengan seorang gadis yang tidak ia ketahui. Namun hal itu tidak menjadi masalah baginya. Yang penting nafsunya terpenuhi.

"Lama banget ni anak pingsannya. Gua kan jadi lama nunggu nya."

"Apa...gue lakuin duluan aja kali ya? Saat dia masih tidur." Gumam laki laki penjahat kelamin tersebut.

Karena tak sabar telah menunggu lama. Pria tersebut memilih untuk beraksi terlebih dahulu.

Ia mulai membuka kancing baju gadis tersebut satu persatu dengan lambat. Ia takut si gadis akan cepat sadar dari pingsannya. Gadis tersebut masih  menggunakan seragam sekolah nya.

Tepat ketika kancing terakhir selesai di buka oleh pria bejat. Gadis malang tersebut sadar. Melihat seorang pria yang tidak ia kenali dan kancing bajunya yang telah terbuka begitu saja. Ia refleks memekik sekeras kerasnya. Lalu berjalan menjauhi ranjang dan juga dari pria yang telah berumur tersebut. Masih untung, si gadis memakai baju mini yang biasa dipakai gadis gadis yaitu tanktop.

"Dasar sampah! Pergi kau! Jika tidak.. saya pasti kan kau akan menyesal nantinya." Ancam si gadis malang.

"Saya tidak takut. Lagi pula, saya juga dibayar oleh orang untuk melakukan itu"

"Dibayar? Kurang ajar"

Pria tersebut mendekati si gadis kemudian menarik baju seragam yang kancing nya telah terlepas, dengan mudah.

Dengan langkah cepat si gadis menuju area ranjang. Ia menarik selimut tebal yang ada di kamar itu, lalu membalut semua tubuhnya dengan selimut tebal, agar auratnya tidak terlihat oleh pria bejat.

"TOLONG!!! TOLONG!!"

"Percuma. Tidak akan ada yang mendengar Lo."

Karena tidak ada tempat untuk bersembunyi. Dikamar tersebut hanya ada ranjang, selimut, kasur.

"Bagaimana ini? Apa aku menyerah saja? Hanya akan membuang tenaga saja. Aku tidak akan bisa mengalahkan nya. Tenaga ku rasanya hilang begitu saja."

Pria tersebut mendorong tubuh gadis ke arah ranjang. Hingga tubuhnya ambruk diatas tempat tidur.

Tangan pria tersebut menarik selimut yang menutupi seluruh tubuh gadis. Berniat menghilang kan dan membuang selimut tersebut. Si gadis masih berusaha melindungi dirinya dengan menahan agar selimut tebal tidak ditarik oleh pria bejat.

Si Muka Antagonis dan Si Muka Lugu. [ ON GOING ]Where stories live. Discover now