Take #11

22 3 0
                                    

hati-hati ya saat tertawa, soalnya tawamu tidak hanya menular tapi juga membuat makin sayang

-Kim Taehyung.


💼💼💼

Suasana pagi yang gaduh tidak mempengaruhi tidur sang gadis bermata bulat. Gadis itu menarik selimutnya saat mendengar suara yang kian memekakan telinga.

" YAK! GADIS PEMALAS BANGUN!" teriakan nyaring itu membuat Mishil terlonjak dari tempatnya.

"astaga eomma! Aish!" Mishil mengusap telinganya yang berdengung nyaring.

Plak....

Satu pukulan mendarat dipucuk kepala sang gadis.

"pemalas! Kau tidak lihat jam berapa sekarang heuh! Cepat bangun! Ayo cepat bangun dan memasak!" Titah Nyonya Jeon. Menarik Mishil turun dari ranjang.

Anak sulung keluarga Jeon itu menyeret kakinya malas-malasan menuju dapur.

"sana cuci wajahmu Mishil! Astaga! Kenapa kau ini lelet sekali sih!" Cerca nyonya Jeon sambil memukul kepala Mishil kasar.

Wanita paruh baya itu memang sering main tangan. Itu sebabnya Mishil tenang saja saat Sena memukulinya. Ia sudah kebal dengan kekerasan fisik.

Beberapa menit Mishil habiskan dikamar mandi untuk mencuci wajah dan menyikat gigi.

Nyonya Jeon meneriakan nama anak sulungnya itu detik pertama sang anak keluar dari kamar mandi.

"kau ini pemalas sekali! Lihat Kim Seokjin sudah rapi sejak tadi! Kau bahkan baru bangun, anak gadis macam apa yang bangun siang begini heuh?" Omel Nyonya Jeon membandingkan Mishil dengan Seokjin yang sudah duduk manis dipantry.

Jika diperhatikan dengan teliti perbedaan Mishil dan Seokjin sudah seperti langit dan bumi. Seokjin sudah rapi dengan stelan kaos putih dan celana training hitam panjang yang entah bagaimana terlihat cocok sekali membalut tubuh porposional itu. Sedang Mishil masih memakai kaos belel semalam dan celana pendek selutut. Jangan lupakan rambutnya yang di ikat serampangan.

"sana buatkan Seokjin kopi!" Titah nyonya Jeon membuat kening Mishil mengernyit tidak paham.

" kenapa melamun? Kau lupa cara membuat kopi?" Tanya wanita paruh baya itu kasar.

” tidak, Kau suka kopi manis atau pahit Seokjin ssi?" Tanya Mishil tidak ingin salah langkah.

"yang manis saja" balas Seokjin pendek pemuda itu masih sibuk mengeringkan rambut dengan handuk ditanganya.

"aku juga! Kopi manis!" Pinta Jinshil tidak tahu diri.

"kau punya kaki, punya tangan! Buat sendiri!" Tegas Mishil tidak terima diperbudak adiknya sendiri.

"buat sendiri Jinshil. Kau kan hanya menganggur, tidak melakukan apapun" nyonya Jeon berbicara lebih halus.

" memang gara-gara siapa aku menganggur heuh? Lihat teman-temanku memposting tugas sekolah mereka di sns. Beberapa bahkan memamerkan kartu les mereka dibimbingan belajar ternama!" Keluh Jinshil. Sejak kepindahanya yang tiba-tiba, Jinshil menjadi tidak sempat mengurus kepindahan sekolah. Jadilah siswi yang duduk dikelas tiga itu menganggur diapatermen Seokjin bermain ponsel atau sekedar menonton drama untuk membunuh waktu luangnya.

"Jinshil mau sekolah?" Tanya Seokjin perhatian.

"tentu saja oppa! Astaga aku sudah hampir mati bosan terkurung disini tanpa melakukan apapun!" adu Jinshil. Mengeluarkan unek-uneknya.

"baiklah, besok ku daftarkan sekolah kalau begitu" bola mata ke dua gadis Jeon kontan mempbola disana.

"benarkah? Oppa akan menyekolahkan ku?" Tanya Jinshil dengan mata berbinar antusias.

Bangtan New Staff ( Completed: 02/05/21)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang