Time Mark:
Seventh Year•••
Vanesha menemukan Luna yang berdiri di depan pintu besar Ravenclaw Tower. Wajah gadis itu tenang seperti biasanya, seakan tidak ada perang yang sedang berlangsung.
"Luna? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Vanesha, mendekat.
"Aku menunggu Harry," jawab Luna sambil menatap pintu di hadapannya. "Dia sedang berbicara dengan Rowena Ravenclaw tentang diadem yang hilang itu."
"Pergilah. Aku akan bersama Harry."
Luna menatapnya ragu. "Apa kau yakin?"
Vanesha mengangguk mantap.
"Baiklah," Luna mengalah. Namun, sebelum pergi, ia menatap kalung yang melingkar di leher Vanesha. "Bagaimana dengan kalungmu?"
Vanesha menyentuh liontin yang menggantung di sana. "Aku tetap mengenakannya. Kau sendiri yang bilang kalau kau akan mengembalikannya setelah semuanya berakhir, kan? Dan ini baru saja dimulai, Luna."
Luna tersenyum tipis sebelum melangkah pergi, meninggalkan Vanesha sendirian menunggu Harry. Ia lebih memilih membantu Harry menghancurkan Horcrux daripada harus berperang di luar dan... bertemu dengan Draco.
Karena ia belum siap.
•••
Sementara itu, di sisi lain kastil, Draco berdiri di samping ibunya. Hogwarts yang megah kini tampak lebih suram, dilingkupi oleh mantra pelindung yang hampir runtuh.
"Draco," suara Narcissa memecah lamunannya.
Ia menoleh, menatap ibunya yang menatapnya penuh arti.
"Jika kita berhasil masuk ke Hogwarts," Narcissa menggantungkan kalimatnya dan melanjutkan dengan suara lebih pelan, "..berperanglah di sisi Vanesha."
Draco menatap ibunya sejenak, lalu mengangguk tanpa ragu. Ia kembali memandang ke depan, menembus tabir perlindungan yang mulai melemah. Hogwarts tidak akan bertahan lama.
Yang ada di pikirannya sekarang hanyalah satu hal: Blaise harus menjaga Vanesha sampai ia tiba.
Dan seperti yang sudah diduga, hanya butuh beberapa detik bagi Voldemort dan para Death Eater untuk meruntuhkan perlindungan Hogwarts. Begitu pertahanan terakhir kastil runtuh, para pengikut Voldemort menerobos masuk.
Draco segera ber-apparate ke lorong menuju ruang bawah tanah. Ia menarik kerah Blaise dan Goyle dengan kasar. "Dimana Vanesha?" tanyanya tajam.
Blaise dan Goyle saling bertukar pandang, tetapi tak ada jawaban.
Draco merasakan amarah membakar dirinya. "Kalian berdua, ikut aku!"
•••
Setelah selesai berbicara dengan Rowena, Harry berjalan keluar dan menemukan Vanesha yang menunggunya.
"Ayo," ajaknya.
Tanpa membuang waktu, mereka berdua berlari menuju Ruang Kebutuhan, tempat di mana diadem Ravenclaw yang dijadikan Horcrux berada. Namun, langkah mereka terhenti ketika suara ledakan bergema di seluruh kastil.

YOU ARE READING
amortentia (ft. draco malfoy)
FanfictionThey love each other even amortentia isn't needed. strawberlin, 2021