Chapter 3

35 8 3
                                    

Mobil Jeno berhenti didepan rumah—tidak bisa dibilang rumah sih. Lebih tepatnya bangunan tua yang sangat besar. Jeno mengernyitkan keningnya.

"Kata Bomin salonnya masih buka kemarin? Tapi ini kayaknya udah lama deh, cat temboknya juga banyak yang ilang tuh," kata Jeno. Felix dan Junkyu mengamati bangunan itu. Benar juga yang dibilang Jeno.

"Bangunannya serem, malah bukan kayak salon. Tapi kayak gedung tua, mana sepi lagi," kata Jihoon. Memang benar, bangunan tua didepannya kini tampak tidak seperti salon pada umumnya.

"Mungkin baru buka kali ya?" tanya Felix.

"Iya kali" balas Junkyu. Lalu terdiam menunggu teman temannya turun agar ia juga ikut turun juga. Tapi teman temannya hanya terdiam memandangi bangunan yang berada di depannya kini dengan tatapan takut.

Junkyu saja tidak kuat melihatnya. Mobil teman teman yang lainnya juga tidak ada seorang pun yang turun mungkin takut juga, pikir Junkyu.

Benar, mereka takut. Apa lagi Yangyang kini yang bersembunyi di balik kursi belakang Hyunjin. "Ini beneran salon punya maknya Bomin nggak sih? Kok serem banget" kata Renjun.

"Lah mana gue tau? Coba telpon aja orangnya" balas Jaemin.

"Ngapain telpon, orang mobilnya di samping" saut Haechan.

"Bener juga, dongo lu Chan," kata Jaemin.

Haechan melotot, "hancok" umpatnya karena tidak terima.

Hyunjin membuka kaca jendelanya, mobil Bomin yang ada disebelahnya pun juga. Namun yang di seberang Jeno kini adalah Hwall.

"Hwall!" Hwall menoleh.

"Bilangin Bomin dong, ini beneran salon maminya?" tanya Hyunjin. Hwall tampak mengangguk lalu menanyakan itu kepada Bomin.

Bomin memajukan badannya agar terlihat oleh Hyunjin. "Iya Jin! Btw gue belum pernah kesini!"

"Lah terus?! Lo cuma di kasih tau mak lo kalo buka salon doang?" tanya Hyunjin. Bomin mengangguk mantap sambil menyengir.

"Goblok" gumam Hyunjin.

"Udah yuk turun, di tunggu mami gue di dalem!" teriak Bomin. Tanpa berlama lama, akhirnya mereka turun setelah instruksi dari Bomin. Bomin melangkahkan kakinya masuk ke dalam bangunan bertuliskan 'Salon House' itu.

Setelah masuk ke dalam, mereka terperangah melihat isi di dalam ruangannya. Bagus, namun sepi. Tampak modern di dalam, berbeda dengan bangunan yang berada di luarnya. Tampak tua dan usang.

Disini banyak sekali gunting gunting maupun sisir atau alat alat untuk potong rambut lainnya.

Bomin celingak-celinguk mencari maminya yang katanya menunggu di dalam. "Mami gue kemana yak," monolognya.

Tuk

Tuk

Tuk

Tuk

Suara itu membuat mereka semua menoleh ke arah sumber suara. Kini seorang wanita dengan berpoles lipstik berwarna merah terang berjalan menghampiri mereka dengan angkuh namun senyumnya tampak ramah.

"Selamat datang di salon house, ada yang bisa saya bantu?"

Mereka terdiam. Terutama Bomin yang mengernyit melihat wanita itu, "maaf. Siapa ya?" tanya Bomin.

"Saya pekerja di salon ini" balasnya. Bomin menganggukkan kepalanya. Pikiran Bomin kini beralih ke maminya, beliau hebat. Masa baru buka salon seminggu yang lalu sudah ada saja yang bekerja di sini. Pikirnya.

"Orang sebanyak ini...mau apa?"

"Kita semua mau potong."

"Kita nggak." potong Jinyoung. Jaemin yang berbicara menoleh ke arah bagian grup ambis. Ia mendengus, iya deh yang rambutnya rapih. Pikirnya.

"Beberapa doang sih," balas Jaemin lagi.

Wanita itu tersenyum, "baik. Saya akan panggilkan pegawai yang lain dulu. Silahkan duduk" katanya lalu wanita itu pergi untuk mencari pegawainya.

Bomin mengernyitkan dahinya saat wanita itu pergi hilang dari tembok pembatas, "gue kok jadi curiga ya kalo ini bukan salon mami gue" katanya kepada teman temannya.

"Gue juga mikirnya gitu, salah kali lo!" balas Sunwoo.

"Kayaknya kita harus pergi deh. Beneran salah ini," kata Eric.

"Kan kata gue apa, mending tadi gak usah berangkat," saut Yoshi yang sudah duduk sambil mengamati penjuru ruangan.

Bomin menggeleng, "gue mau telpon mami gue dulu" lalu Bomin mengeluarkan ponselnya dari sakunya untuk menelpon maminya. Namun nihil, ponsel maminya kini tidak aktif. Bomin mendengus kesal.

"Ya udah deh kita balik aja, entar kalo hp mami gue udah aktif gue bilang ga jadi ke salon," kata Bomin akhirnya. Mereka semua mengangguk, akhirnya mereka berbalik dan ingin pergi. Namun saat hendak membuka pintunya, wanita itu datang dengan empat pegawainya.

Membuat mereka mengurungkan niatnya untuk pergi dari salon ini.

"Eum maaf mbak atau tante dan mas, kita semua nggak jadi potong. Kayaknya kita salah salon deh, saya kira ini salon punya mami saya" kata Bomin sebagai perwakilan. Wanita itu kini tersenyum.

"Nggak pa pa, potong disini aja saya kasih diskon untuk yang jomblo 10 ribu, kalo yang punya pacar tambah 5 ribu." 

Balas wanita itu sembari terkekeh kecil. Namun membuat mereka merinding seketika karena senyumnya yang menyeramkan serta gigi yang terdapat gigi emas seperti nenek kebayan dalam film anak anak upin ipin.

Sanha bergidik ngeri membayangkan jika ia dimakan oleh wanita itu. "Pergi yuk..." ajaknya dengan gugup sekaligus takut. Seungmin yang ada di sampingnya ikut takut. Berbeda dengan Soobin yang menatap wanita itu dengan tatapan datarnya sama seperti Jinyoung.

Sedangkan Bomin mencerna kata kata itu, itu seperti kata maminya yang kemarin beliau bilang kepada putranya, Bomin. Atau mungkin ini benar benar milik maminya? Tapi kenapa karyawannya sangat seram seperti ini?

"Bagaimana? Di salon ini jika sudah berkunjung tidak boleh pulang" ucap wanita itu.

Mereka semua menatapnya terkejut. Tidak boleh pulang? Yang benar saja? Apa ini becanda?

Sunwoo tertawa, "becanda mulu. Gue slepet lo, nggak mau gue! Udah ayo pergi!"

"Saya tidak becanda!" bentak wanita itu tiba tiba membuat mereka lagi lagi terkejut karena bentakan dari wanita itu yang cukup menggelegar. Tatapannya tajam dengan senyuman miring di wajahnya. Sedetik kemudian ekspresi yang tadinya marah, kini berubah menjadi awal. Tampak biasa biasa saja, tampak lebih ramah namun matanya menatap tajam mereka semua.

Jaemin meneguk ludahnya, ia menatap Jeno dan Renjun yang berada di sampingnya. "Turutin aja kali?" tanyanya.

"Kalian akan pulang setelah kalian potong rambut dan spa disini."

















































TBC

Salon House | 00LWhere stories live. Discover now