2

276 48 3
                                    

Malam ini, langit Bandung seperti sedang mempertontonkan keparipurnaannya. Siapapun yang tidak sengaja melihat, akan dengan senang hati menjatuhkan atensi sepenuhnya pada hamparan bintang di atas kepala.

Begitupun dengan pasangan kasmaran ini; Jay dan Jungwon. Keduanya lebih memilih untuk tetap berada di rumah, memandang hamparan ladang bintang bersama pada sabtu malam ini. How cute they're?

Omong-omong, ini sudah hampir minggu ketiga setelah pertengkaran Sunoo dan Jungwon tempo lalu. Dan, ya, keduanya masih sama-sama enggan memulai. Ego keduanya masih jauh melambung tinggi tidak terselamatkan.

Jangan pikir Jay tidak melakukan sesuatu untuk itu. Segala bentuk rayu dan taktik pertemuan, selalu berakhir dengan pertengkaran lain yang memperparah keadaan keduanya.

Jadi, kali ini Jay maupun Sunghoon memilih untuk hanya menyaksikan. Tidak ingin lagi terlibat, meski hal ini jelas mengganggu kenyamanan keduanya.

Pasalnya, baik Sunoo maupun Jungwon akan selalu melarikan diri kala keduanya tidak sengaja bertemu tatap. Dan selama itu pula, Sunoo tidak pernah pulang ke rumah. Dari apa yang Jay lihat, Sunoo selalu memilih kamar teman-temannya ketimbang pulang dan berpijak di satu atap yang sama dengan Jungwon.

"Kak Jay?"

Alunan panggilan selembut sutra itu, memutus paksa lamunan Jay yang berkelana jauh dari tempatnya. Membawanya pada realita, dan mendapati Jungwon yang masih setia dengan hamparan bintang di atas sana. Hal yang membuat manik Jungwon dipenuhi kerlip bintang menawan. Decak kagum dari Jay terdengar nyaring, hingga membuat si manis di sampingnya ikut terkekeh gemas.

Jungwon menoleh pada Jay bersamaan dengan satu pertanyaan keluar dari bilah indahnya.

"Kak Jay apa gak penasaran?"

Satu alis Jay terangkat sebagai ungkapan heran pada pertanyaan yang tiba-tiba itu.

"Aku sama Sunoo- Kak Sunoo maksudnya."

Jay mengangguk mengiyakan.

"Kelewat penasaran. Tapi aku tetep gak bisa maksa kamu buat bilang kenapa."

Ia dapati senyum teduh Jungwon terbit sedetik setelah jawaban yang dilontarkannya.

"That's why i still loving you since 3 years ago until now."

Kalimat yang menghantarkan Jay pada kehangatan rumahnya. Pada tubuh Jungwon yang sudah melesak masuk dalam pelukan meneduhkan miliknya. Pada cintanya yang tidak pernah surut di makan waktu.

"Tapi sekarang aku mau bagi kusut itu sama Kakak. Aku capek nyimpan ini sendirian, Kak."

Jay sadar, pelukan pada tubuhnya terasa mengerat. Untuk itu, ia beri usapan-usapan lembut di punggung ringkih milik yang lebih muda, hanya untuk menandakan bahwa ia tidak sendirian. Bahwa dirinya akan selalu siap mendampingi, setidak layak apapun Jungwon nanti. Sebab, Jay yakin, Jungwon layak dan akan selalu layak untuk didampingi.

"Then, tell me what happened."

Dan anggukan Jungwon menjadi awal bagaimana kisah itu mengalir dari mulutnya sendiri.

"Aku dari sejak SD emang udah begini sama Kak Sunoo,"

Jungwon sedikit menggeser tubuhnya, mungkin berniat menyamankan diri dalam pelukan lelakinya.

"Selalu ninggiin kompetisi di atas segalanya. Kita gak pernah tahu apa namanya hangat keluarga. Semua gara-gara Papa sama Mama yang memilih pihak."

Hembusan napas kasar terdengar nyaring di telinga Jay kala Jungwon mengambil jeda untuk menguatkan diri. Usapan lembut di punggung, masih Jay haturkan untuk ketenangan Jungwon.

how to stop argue [enhypen]Where stories live. Discover now